Share

Bab 13

Author: Kuning
Sepuluh menit kemudian, terdengar suara ketukan pintu dari luar.

“Masuk! Kenny, Prisca, kalian berdua juga masuk,” ujar Yoga.

Pintu pun terbuka, dan masuklah mereka bertiga secara bersamaan.

“Aku mau mengumumkan sesuatu. Aku dan Pak David sudah sepakat, bahwa hotel ini akan dijual kepada Pak David senilai 40 triliun. Pak Harry, tolong siapkan kwitansinya pembayaran deposit. Transaksinya akan selesai dalam waktu satu minggu ini,” kata Yoga.

Mereka bertiga memperlihatkan ekspresi yang berbeda-beda setelah mendengar perintah Yoga.

Harry tidak begitu peduli. Dia sudah lama bekerja dengan Yoga, dan tugas dia pun tidak hanya sebatas menjabat sebagai direktur keuangan Golden Hotel. Dengan dijualnya hotel ini, beban pekerjaan dia justru akan semakin ringan. Berbeda jauh dengan Kenny yang justru syok. Dia adalah karyawan senior yang direkrut oleh Yoga dari perusahaan agensi. Meski kelak tidak lagi menjabat sebagai general manager di hotel ini, bukan hal yang sulit baginya mencari pekerjaan di tempat lain. Akan tetapi, bukan perkara mudah mencari pekerjaan senyaman ini. Dan yang paling bahagia tentu saja Prisca.

Harry memberikan sebuah rekening kepada David, dan David langsung mentransfer deposit 10% sebesar empat triliun, ditukar dengan kwitansi sebagai bukti.

Setelah uangnya berhasil ditransfer, kurang lebih transaksi ini bisa dipastikan akan berjalan tanpa kendala lagi. Cara Yoga menatap David pun kini tidak lagi sama seperti tadi. Seperti apa yang Billy katakan, David pasti memiliki keluarga yang membantunya dari belakang jika dia bisa melakukan transaksi sebesar itu. Keluarga yang dimaksud ini pastinya adalah sebuah keluarga yang misterius dan sangat kuat.

“Pak Yoga, aku masih seorang mahasiswa, jadi aku nggak punya banyak waktu untuk ngurus proses penyerahan hotelnya. Nanti urusannya diserahkan ke Prisca saja, nanti dia yang jadi general manager hotel ini,” kata David.

“Pak Harry, tolong lakukan sesuai permintaan Pak David,” ujar Yoga.

“Baik, Pak Yoga.”

Kemudian, Yoga kembali berbicara kepada David, “Pak David, transaksinya sudah berhasil. Mulai sekarang kita jadi teman. Kalau dipanggil ‘Pak’ rasanya terlalu sungkan. Karena aku lebih tua beberapa tahun, gimana kalau panggil ‘Kak’ saja?”

“Boleh kalau memang Kak Yoga nggak keberatan. Kalau begitu jangan panggil aku ‘Pak’ juga, panggil nama saja langsung!”

“Hahaha … oke. Kalau lain kali kamu datang ke Kota Badu, hubungi aku saja. Aku bisa bawa jalan-jalan makan enak.”

“Tenang saja, Kak Yoga. Nanti pasti aku hubungi,” kata David.

Tiba-tiba David teringat dengan adik sepupunya, Indah, yang kebetulan sedang kuliah di Badu. Siapa tahu ke depannya David akan membutuhkan bantuan Yoga di sana.

“Baik, kalau begitu aku nggak ganggu lagi. Nanti sore aku sudah harus balik ke Badu. Ingat, ya, David. Jangan lupa hubungi aku kalau datang ke sana.”

“Pasti, pasti.”

Yoga pun pergi diikuti oleh Harry dan juga Kenny. Prisca masih berada di dalam, sadar mulai hari ini dia akan melayani bos muda yang ada di depannya ini.

“Prisca, sekarang hotelnya aku serahkan ke kamu, ya.”

“Pak David tenang saja, aku nggak akan mengecewakan. Aku bisa mengatur hotelnya dengan baik,” jawab Prisca.

Sementara itu di kantor presiden direktur ….

“Kenny, hotel ini bakal berpindah tangan sebentar lagi. Kalau kamu masih mau kerja di sini, aku bisa ngomong ke David. Kalaupun nggak jadi general manager, paling nggak kamu masih bisa jadi department manager.”

Seketika mendengar Yoga memintanya untuk menjadi department manager di sini, Kenny tidak bisa menanggung malu itu. Lagi pula gaji yang diterima oleh kedua jabatan ini berbeda jauh.

“Kalau Pak Yoga pergi, aku nggak mau kerja di sini lagi. Lebih baik aku ikut Bapak saja.”

“Kenny, untuk sekarang aku nggak punya jabatan yang cocok untuk kamu. Gimana kalau aku kasih gaji kamu selama satu tahun, habis itu kamu cari pekerjaan lain! Gimana?”

“Pak Yoga, kita punya kontrak sampai beberapa tahun ke depan! Pak Yoga nggak bisa ninggalin aku begitu saja!”

“Kenny, aku sudah nggak punya kuasa di sini, kenapa kamu masih nggak ngerti? Apa perlu aku jelasin? Kamu pikir selama ini aku nggak tahu apa-apa? Selama ini kamu belum melewati batas, makanya aku diam saja. Kalau aku laporin semua kelalaian kamu, kamu bisa ditahan minimal delapan tahun.”

Kenny langsung berkeringat dingin mendengar perkataan Yoga. Dia pikir apa yang dia lakukan selama ini cukup tersembunyi dengan baik, dan gajinya yang hanya sekian miliar per tahun tidak seberapa dibandingkan pendapatan hotel yang angkanya sudah triliunan. Tak disangka ternyata Yoga mengetahui semua itu.

“Baik, Pak Yoga. Aku mengerti. Aku rapikan barang-barangku sekarang juga,” kata Kenny.

“Kamu sudah cukup lama kerja di bawahku, ambil dulu gajimu di Pak Harry, habis itu baru pergi!”

“Iya, Pak Yoga, terima kasih!”

Setelah David pergi dari Golden Hotel, dia ingin membeli mobil sports baru. Akan tetapi, setelah berkeliling beberapa kali, dia masih tidak menemukan mobil yang dia sukai. Semuanya hanyalah mobil yang diproduksi massal. Untuk mobil yang harganya lebih mahal sedikit, mereka sedang tidak ada stok dan harus melakukan pre-order. Setelah membeli laptop dan beberapa baju baru, David langsung pulang ke rumahnya di Jina International Mansion. Dia bersandar di sofa kulitnya dan memeriksa panel Sistem Kekayaan yang kini sudah bertambah sebanyak 20 poin.

Pemilik : David

Saldo : Rp19.999.995.985.225.162.000

Fisik : 19 (Lemah) +

Mental : 28 (Sedang) +

Keahlian : Mengemudikan mobil (Pemula) +

Poin Kekayaan : 20

Fisik sudah meningkat ke angka 19, tapi itu masih masuk kategori lemah. Mental masih sama, yaitu 28. Di kolom Keahlian sudah bertambah satu keahlian baru, yaitu mengemudi. David menambahkan poin yang dia punya ke Fisik sebanyak 11 poin. Indikator Fisik kini menjadi 30, dan masuk ke kategori Sedang. Sekali lagi tubuh David terasa panas dan baru berangsur menurun setelah satu menit kemudian. David kembali menambahkan 6 poin ke Mental, sehingga yang awalnya hanya 28 kini menjadi 34 poin. Dalam sekejap, otaknya terasa seperti ada angin sejuk yang berembus, seolah dia jadi semakin pintar. Sisa 3 poin semuanya David distribusikan ke Keahlian.

Setelah semuanya selesai, David merasa sekujur tubuhnya mengeluarkan keringat. Dia naik ke lantai 28, melepaskan pakaiannya dan langsung melompat ke dalam kolam renang.

“Segarnya!”

David berenang sampai beberapa kali putaran dan kemudian berbaring di tepi kolam. Ketika baru saja keluar dari kolam renang, David melihat sebuah cermin yang sangat besar. Dia berjalan mendekati cermin tersebut dan melihat sosok yang terpantul dari cermin tersebut.

“Ini aku?”

David masih tidak percaya dengan apa yang dia lihat. Meski wajah orang yang dia lihat di cermin adalah wajahnya sendiri, tubuhnya jauh berbeda seolah mereka adalah dua orang yang berbeda. Walau bisa dibilang punya wajah yang tampan, tubuh David dulu sangat kurus dan lemah. Akan tetapi, tubuh yang terlihat di cermin sekarang memiliki garis otot yang tegas dan penuh dengan energi.

“Gila, sistem ini keren banget!” seru David kepada dirinya sendiri.

Setelah mengenakan pakaian barunya, David kembali ke cermin besar itu. Sosok David yang tampak di cermin tersebut terlihat sangat tampan dan kekar.

“Wahai teman-teman cowokku sekalian, jagalah pacar dan adik perempuan kalian, karena … aku bakal keluar dari persembunyianku! Hahaha!”
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Sistem Kekayaan Mahakuasa   Bab 119

    Sekarang sudah masuk hari Minggu. David pikir Yoga akan menghubunginya, tapi setelah ditunggu seharian, tidak ada telepon yang masuk. Kemarin malam David mendapat telepon dari Selly yang menanyakan mengapa David tidak datang ke rumahnya. David baru ingat kalau dua membuat janji akan datang ke rumahnya Selly, tapi rencana itu harus tertunda karena kedatangan Yasmine, jadi mau tidak mau David mencari waktu lain untuk datang.Siang harinya David mendapatkan sebuah kabar. Prisca melaporkan tim sudah terbentuk. Dengan bantuan uang, dia berhasil menarik banyak orang-orang berbakat untuk bergabung dengannya. David meminta Prisca untuk melakukan investasi ke proyek mana pun yang cukup potensial, tanpa harus mengkhawatirkan soal uang sedikit pun. Dia juga menyuruhnya menghubungi Wanto. Masih ada investasi senilai 10 triliun, setara dengan 50 Poin Kekayaan.Sekarang David harus cepat mengeluarkan uang untuk mendapatkan Poin Kekayaan agar dia bisa meng-upgrade Sistem. Dia merasa Fisik dan Mental-

  • Sistem Kekayaan Mahakuasa   Bab 118

    Memang, unit ini jelas lebih kecil jika dibandingkan dengan penthouse yang David tempati, tapi dari segi dekorasi interior, unit ini tidak kalah mewah dan layak dinobatkan sebagai rumah 200 miliar.“David, ngapain kamu ajak kami ke sini?” tanya Yasmine.“Om, Tante, kira-kira rumah ini gimana?” tanya David balik.“Bagus, sih! Tapi Tante mana sanggup beli!”“Rumahnya sudah aku beli! Tinggal urus surat-suratnya saja, habis itu bisa langsung ditempati.”Dari awal Yasmine dan Yovi sudah punya firasat David pasti akan membelikan rumah ini untuk mereka, makanya dia mengajak mereka melihat-lihat. Kendati demikian, mereka tetap tidak bisa menutupi rasa kaget mereka saat David benar-benar melakukannya.“Mana bisa begitu! David, kamu sudah kerja keras cari uang. Kami nggak bisa terima rumahnya!” kata Yasmine.“Iya! Rumah ini terlalu mahal, kamu nggak perlu!” timpal Yovi.Hanya Indah seorang yang menikmati pemandangan dari balik kaca. Berhubung David yang bersikeras ingin memberi, maka diterima sa

  • Sistem Kekayaan Mahakuasa   Bab 117

    Siang hari itu David menghubungi Karin untuk menanyakan apakah ada unit kosong untuk ditempati. Dia ingin membelikan rumah untuk kedua tantenya, kemudian mempekerjakan mereka di Golden Hotel. Tidak menghasilkan juga tidak masalah, yang penting mereka punya kesibukan. Setahun David tinggal memberikan mereka sekian miliar untuk biaya hidup satu tahun, dengan begitu mereka sudah bisa hidup berkecukupan.David mendatangi Karin yang sudah berjaga di resepsionis dan langsung pergi melihat unit. Kedatangan David kali ini berhasil membangkitkan kenangan pahit beberapa sales lainnya. Waktu itu tidak ada yang mau melayani David, dan Karin yang masih pegawai baru saat itu langsung melayaninya, dan berhasil mengantongi komisi miliaran.Belajar dari kesalahan di masa lalu, kali ini mereka langsung mengelilingi David begitu dia tiba di kantor pemasaran.“Permisi, Pak, ada yang bisa dibantu?”“Bapak mau beli rumah? Mari saya antar!”“Ini kartu nama saya. Kalau Bapak butuh bantuan, bisa langsung hubun

  • Sistem Kekayaan Mahakuasa   Bab 116

    Di suatu kediaman yang sunyi di Amba, seorang pemuda dan pria tua sedang asyik bermain catur. Pria tua terlihat sudah berusia 70-80 tahun. Namun meski di usianya yang uzur, rambutnya masih terlihat lebat hitam, dan matanya masih terlihat begitu bergairah. Tidak ada sedikit pun tanda-tanda penuaan dalam dirinya. Sedangkan lawan mainnya, mesti disebut dengan pemuda, usianya sudah menginjak 30 tahun, tapi jika dibandingkan dengan si pria tua, tidak salah dia disebut sebagai pemuda.“Permainan kamu makin hari makin bagus saja!” puji si pria tua.“Mana adalah! Permainanku masih jauh dari kata bagus!”Pemuda itu bernama Ruben, salah satu anggota Partai Terio. Nama Ruben tidak hanya terkenal di kalangan anak muda, tapi juga cukup dikagumi di kalangan orang tua.“Ruben, main catur itu sama kayak kehidupan nyata. Waktunya maju, kamu harus maju dengan berani. Waktunya mundur, ya harus mundur. Kayaknya belakangan ini kamu lagi ada masalah, ya?” tanya si pria tua yang bernama Joseph itu.“Pengamat

  • Sistem Kekayaan Mahakuasa   Bab 115

    “Eh … ha-halo! A-aku … Carlos!” ucap Carlos terbata-bata sembari menjabat tangan Sasha. Hanya sentuhan tangan saja sudah membuat wajahnya merah padam. Sasha tidak menyadari ada sesuatu yang aneh dari Carlos, dia hanya menjabat tangan dan langsung melepasnya.David menoleh kepalanya ke Carlos seketika mendengar ucapannya yang gagap, dan dia melihat wajah Carlos sudah memerah seperti tomat dengan tingkah lakunya yang aneh pula. Penampilan Sasha yang mengenakan seragam rok mini memang memberikan kesan anak muda yang sangat kuat. Untuk Carlos yang sedang masa puber, Sasha memiliki daya pikat yang luar biasa. Akan tetapi, Sasha bukanlah gadis yang mudah untuk ditaklukkan, sepertinya lebih baik David menyarankan Carlos untuk mengurungkan niatnya daripada nanti dia sendiri yang terluka.“Kak David, aku sudah titip salam ke sekolah. Kaka tinggal langsung bawa Carlos ke dalam saja untuk urus administrasinya!” kata Sasha.“Oke, makasih, ya, Sasha!”“Kak David nggak usah sungkah begitulah!”“Oh,

  • Sistem Kekayaan Mahakuasa   Bab 114

    Di hari berikutnya, David meminta Sasha untuk mengurus prosedur masuk sekolah Carlos di sekolah yang sama dengannya. Meski sekarang David punya uang yang tak terbatas, tak bisa dipungkiri bahwa dia masih belum membangun reputasi. Namanya hanya baru sekadar diperbincangkan saja di KMB dan Partai Terio.Sebagai anak kesayangan keluarga Lumanto, hal semacam ini tentu adalah tugas sepele bagi Sasha. Hanya dalam hitungan menit, dia sudah mengabari David bahwa Carlos berhasil diterima. Lantas, David pun segera membawa Carlos ke sekolah yang bernama Ricci School itu.Ricci School adalah akademi untuk kaum elite yang paling ternama di Provinsi Jina. Meski termasuk sekolah swasta, kualitas pengajar di sana sangat tinggi dan berpengalaman di bidangnya masing-masing, dan mereka juga disokong oleh keluarga Lumanto secara langsung.Murid yang bisa belajar di sekolah tersebut entah memang berprestasi sehingga mendapatkan beasiswa penuh, atau anak orang kaya yang harta keluarganya sudah di luar nalar

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status