Share

Sistem Kekayaan Tak Terbatas
Sistem Kekayaan Tak Terbatas
Auteur: raraey

Ch. 1 — Kebodohan

Auteur: raraey
last update Dernière mise à jour: 2023-07-18 18:21:13

William Juanda berjalan dengan langkah mantap menuju sebuah toko barang mewah. Namun, di depan pintu, seorang pria mengenakan setelan jas hitam tiba-tiba muncul dan menghalangi jalannya. Pria itu memandang tajam dari ujung rambut William hingga ke ujung sepatunya, seolah menilai penampilannya dengan penuh angkuh.

“Pengemis dilarang masuk. Kami tidak memberikan uang atau makanan secara cuma-cuma di sini,” ucapnya dengan nada merendahkan.

William mengangkat alisnya, agak heran, kemudian terkekeh. Ia memang mengenakan pakaian sederhana yang sedikit usang, namun tidak ada alasan untuk dipermalukan seperti itu. Sudut bibir William sedikit melengkung, menunjukkan keheranan menyaksikan kesombongan pria itu.

Tanpa ragu, William melemparkan sebuah kantong hitam ke lantai. Pria penjaga pintu itu segera menyadari isi misterius kantong tersebut. Ratusan juta rupiah terhampar di depannya, menjadi tumpukan uang yang berserakan seperti sampah. Pengunjung lain terkejut melihat pemandangan tersebut dan penjaga yang sombong itu menjadi basah kuyup oleh keringat dingin.

“Aku membatalkan kontrak kerja sama dengan toko kalian. Ambil uang itu sebagai ganti rugi, dan pastikan untuk membakar semua barang termasuk stok kalian di gudang. Mall Juanda tidak membutuhkan mitra toko dengan pelayanan buruk. Itu hanya akan mencoreng nama baik Juanda,” kata William dengan nada tajam yang memenuhi ruangan.

Dengan mantap, William berbalik dan melangkah pergi, meninggalkan penjaga toko itu terpaku dalam keheningan dan ketakutan. Sementara di sisi lain, manajer toko berlari sekencang mungkin menuju William dengan gelisah, berusaha memohon pengampunan.

「Tuan telah menghabiskan total 10 milliar hari ini. Hadiah penyelesaian misi harian senilai 100 milliar telah dikirim ke dalam rekening.」

**

Beberapa bulan lalu.

William Juanda, seorang mahasiswa miskin dengan hati yang berbunga-bunga, berjalan dengan penuh semangat. Hari ini adalah hari yang istimewa baginya. Ia telah menyiapkan segala sesuatunya dengan teliti untuk menyatakan perasaannya pada sang pujaan hati. Di tangannya, ia memegang erat sebuah buket bunga indah dan sekotak coklat yang telah dipilih dengan penuh perhatian.

“Sarah pasti akan senang dengan hadiah ini,” batin William penuh keyakinan.

Tak lama kemudian, di bawah pohon sakura yang bersemi, pandangan William tertangkap oleh seorang gadis cantik yang mengenakan gaun berwarna pastel yang serasi dengan indahnya pemandangan di sekitarnya. Setiap kali angin berhembus lembut, rambut hitam panjang gadis itu menari-nari, dan William tak dapat mengalihkan pandangannya dari keelokan tersebut. Ia menelan ludah keringnya, semakin merasa gugup, namun hatinya memaksanya untuk maju dan mendekat.

“Sarah!”

Gadis itu menoleh ke arah sumber suara, dengan cepat memasang senyuman manis dan membalas panggilan William dengan melambaikan tangan.

“Aku sudah menunggumu, Will.” Sarah berbicara dengan lembut setelah jarak di antara mereka semakin singkat. Ia kemudian melanjutkan dengan perlahan sambil mengedarkan pandangan ke sekitar, “Taman ini sangat indah. Terima kasih karena sudah mengajakku bertemu di sini.”

Sarah berputar-putar penuh bahagia. Suasana hangat dan cerah di sekitar mereka sangat mendukung untuk memanjakan mata dan beristirahat. Saking Sarah menikmati pemandangan di sekitar, ia bahkan melupakan keberadaan William.

“Aku tahu kamu akan menyukainya.” William terbawa suasana, menyaksikan gadis itu bahagia memberikannya banyak energi positif dan kepercayaan diri. William semakin yakin kalau Sarah memanglah wanita yang tepat.

“Ini adalah tempat di mana kita pertama kali bertemu, dua bulan lalu,” lanjut William.

“Sungguh?” Sarah menatap mata William, seolah tidak percaya.

“Kamu tidak mengingatnya?” William berbalik bertanya. Senyuman pemuda itu kian memudar setelah mendengar kalimat Sarah barusan.

“Aku tidak terlalu mengingat pertemuan pertama kita, William. Namun, aku yakin itu adalah pertemuan yang ditakdirkan!”

Sarah membalas dengan sungguh-sungguh, mendekatkan wajah ke arah William dan menyunggingka senyuman manis. Perasaan kecewa William barusan seketika berubah menjadi kepercayaan diri dan dia bermaksud untuk segera mengungkapkan perasaan. William memberanikan diri untuk memegang tangan Sarah dan menghilangkan segala keraguan.

“Sarah,” panggil William dengan nada rendah. Setelah sang gadis menoleh dan menunjukkan ekspresi bertanya-tanya, William secara perlahan melanjutkan, “Sebenarnya, ada yang ingin aku sampaikan.”

“Kamu terlihat sangat serius, Will,” ucap Sarah, ia sendiri ikut gugup melihat ketegangan di wajah pemuda itu.

embuang semua perasaan ragu, William mengeluarkan dengan hati berdebar sebuah sebuket bunga indah dan sekotak coklat yang telah ia simpan dengan penuh harapan sejak awal. Ia berani melangkah maju, menekuk lutut dengan penuh pengharapan, dan memberikan hadiah tersebut pada sang pujaan hati sambil memejamkan matanya sejenak.

“Sarah, tolong terimalah perasaanku,” ucap William dengan lantang dan lugas, suaranya dipenuhi dengan kejujuran dan keinginan kuat.

“Pftt.”

Suara menahan tawa itu terdengar begitu nyaring di telinga hingga William sendiri tahu siapa itu. Dia tiba-tiba merasa merinding, seolah menatap kehancuran dunia dengan mata kepala sendiri.

William membukakan mata dan dengan tiba-tiba, seorang pria muncul dan melempar hadiah William ke tanah. Mata William membelalak, mengetahui siapa pria itu hingga dia gemetar.

James, anak dari seorang pengusaha sukses pemilik dari perusahaan besar tempat di mana William bekerja. Sumber kehancuran dan ketakutan William.

“Sial, ini sangat lucu hingga aku tidak bisa menahan tawa,” terang James, keluar dari balik semak. Ia kembali tertawa saat melihat ekspresi William seperti menangkap penampakan hantu. Di satu sisi, Sarah pun ikut tertawa kecil.

“Sayang, bagaimana dengan aktingku selama beberapa bulan ini? Kamu tahu kamu harus membayar mahal karena melakukan ini, kan.” Sarah dengan tiba-tiba menggandeng tangan pria yang ia panggil dengan sebutan sayang, kemudian tersenyum dengan begitu bahagia.

“A-apa maksud semua ini, Sarah?” William berkata dengan terbata-bata. Ia tidak pernah tahu Sarah dan James memiliki hubungan dekat hingga mereka saling menggandeng satu sama lain di depan umum. Terlebih lagi, berakting?

William sadar semua ini adalah kebohongan.

“Kamu mempermainkanku!” lanjut William dengan nada rendah, tertunduk. Ia merasa kehilangan tenaga dan kekuatan untuk berpijak.

“Jangan salah paham, William. Aku tidak pernah memiliki perasaan padamu sejak awal. Jika bukan karena permintaan James, aku tidak pernah akan menghabiskan waktuku untuk orang miskin sepertimu! Salahkan dirimu sendiri karena naif!”

“Jujur saja, menghirup udara yang sama denganmu membuatku merasa hina,” tambah Sarah seolah ingin membuka luka William lebih dalam lagi.

“A-apa?”

James terkekeh riang, seakan kebahagiaan meluap dari hatinya. Namun, tatapan Sarah kepada William begitu menyiratkan perasaan kebencian, seolah melihat kotoran hina yang merusak pemandangan indah.

“Sarah itu adalah wanitaku, William. Gadis secantik Sarah tidak seharusnya berada sejajar dengan sampah masyarakat sepertimu!”

William merasa harapannya lenyap, baru beberapa saat lalu ia merasa dunia ini miliknya seorang, dan bahagia itu begitu nyata. Namun, kenyataan yang mengejutkan begitu pahit, semua itu hanya mimpi dan angan-angan yang tak akan pernah terjadi.

“Jika kamu lebih sadar diri, kamu tidak akan berakhir di permainkan,” tambah Sarah dengan senyuman sinis. Ia kemudian menatap mesra James dan berkata dengan manja, “Sayang, aku sudah melakukan keinginanmu. Jadi sebagai balasan, aku ingin dibelikan mobil mewah dan tas mahal. Jika boleh, aku juga ingin berlibur ke luar negeri.”

James memandang William dengan angkuh, menaruh satu tangan di saku, dan menaikkan dagu saat Sarah mengandeng tangannya.

“Tentu saja, apa yang tidak untukmu, Sarah. Berbeda jika kamu berpacaran dengan William, pemuda miskin itu tidak akan pernah bisa membelikanmu mobil  dan hadiah mewah sepertiku. Kamu hanya akan sengsara seumur hidup. Aku sudah cukup puas melihat ekspresinya. Ayo pergi dan memilih mobil baru untukmu.”

James, sebelum benar-benar pergi, menendang buket bunga dan coklat yang dibawa William menjauh. Ia tidak bisa menatap dengan jelas wajah William saat itu, tetapi ia melihat setetes air jatuh di sana.

“Dasar menyedihkan.”

Sore hari itu, sebuah berita di televisi menyiarkan tentang kecelakaan mobil di lampu merah yang memakan korban seorang mahasiswa dari universitas bergengsi. Saat ini, polisi masih menyelidiki lebih dalam motif kejadian tersebut dan akan memberikan pemberitahuan lebih lanjut.

「Pemindaian telah dilakukan, mencoba mengkonfirmasi identitas sang Pewaris.」

「Identitas sang Pewaris telah dikonfirmasi.」

「Memulai penerapan sistem dan informasi umum terhadap sang Pewaris.」

Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application

Latest chapter

  • Sistem Kekayaan Tak Terbatas   Ch. 17 — Kencan (2)

    William membuntuti gadis tersebut tanpa dapat ia sadari. Beberapa saat lalu, ajakan tersebut sangat sulit untuk ditolak. Padahal, William sudah memiliki rencana untuk berkunjung ke panti asuhan.Ia membawa tas belanjaan Raelza tanpa berkomentar apa pun. Pekerjaan ini lebih sederhana dibandingkan yang dia pikirkan. Hingga gadis tersebut menoleh ke belakang dan menatap dengan kesal.“William, jangan membuntutiku dari belakang. Kita harus berjalan sejajar agar orang-orang tidak menganggapmu sebagai kurir,” protes Raelza.William tidak mengerti. Bagi dia, gadis ini bukanlah orang yang akan mempermasalahkan tentang hal sederhana seperti ini, apalagi memikirkan pendapat orang lain. Ia menyunggingkan senyuman pahit, merasa tidak layak untuk menerimanya.Jauh di hati William, kenangan pahit dengan Sarah dan James masih membekas, memberikannya ketakutan untuk tenggelam dalam hubungan asmara. Jadi, ia sengaja menjaga jarak dengan orang lain.“Janga

  • Sistem Kekayaan Tak Terbatas   Ch. 16 — Kencan (1)

    Keramaian dan kicauan memenuhi restoran, menandakan jam sibuk mereka. William melihat ke arah jam tangan bermerek yang dia beli seharga ratusan juta, kemudian kembali memaikan ponsel.Tidak lama, seseorang menghampiri William, memberi sapaan hangat dan menepuk pundaknya akrab.“Kamu sudah menunggu lama?” tanya sang gadis, Raelza.William menggelengkan kepala, menarik kursi di samping untuk memberikan ruang pada sang gadis untuk duduk. Ia bahkan membersihkan tempat duduk terlebih dahulu dan memberikan kesan bagus.“Aku sudah memesankan minuman untukmu.”Sang gadis mengerutkan kening. Matcha, bagaimana William tahu kalau dia menyukainya? Sayangnya, pemikiran seperti itu dengan cepat hangus, mengingatkan Raelza kalau ini adalah restoran Jepang. Bahkan, hidangan sendiri tidak jauh dari ramen dan sushi.“Kamu sudah membaca tentang laporan yang aku berikan? Beberapa bisnis mengalami kenaikan signifikan, terutama di sektor hiburan. Tetapi bisnis dari keluarga Eliort tampak mengalami penuruna

  • Sistem Kekayaan Tak Terbatas   Ch. 15 — Janji

    “Hya!”“Sya!”Suara itu menggema di antara pohon-pohon dan bunga-bunga yang bermekaran, menyelinap keluar dari balik pagar besi yang megah dan kuat, menyembunyikan kebenaran yang sesungguhnya dari dunia luar.Seorang gadis berdiri di tengah lapangan rumput, mengulang gerakan-gerakan aneh dan kaku. Setiap langkah nan pukulan dipadukan dengan teriakan khusus.William memandangi dalam diam. Ia berpikir, apa memang ini yang biasanya seorang seniman bela diri lakukan?Ia duduk di dalam gazebo, memandangi Raelza dengan pandangan yang terpaku dari kejauhan sambil memberikan instruksi khusus. Setidaknya, itu adalah apa yang orang-orang lihat.Berbagai macam informasi masuk melalui jendela informasi. William menggeser layar dengan matanya, menghindari kemungkinan ia dicurigai oleh orang lain.Pilihan tentang pengajaran seni bela diri telah dikeluarkan dan tampak mengalami perkembangan signifikan terlepas dari perkembangan zaman. Ia sempat berpikir kalau memang ada sebuah perguruan di belahan d

  • Sistem Kekayaan Tak Terbatas   Ch. 14 — Pertukaran Setara

    William memicingkan mata mendengar perkataan Herman. Ia memahami arti dari membuat kesepakatan yang disampaikan tersebut, dan merasa sedikit heran.Sebagai seorang pria tua berpengalaman, Herman mengetahui kekhawatiran di antara kedua orang tua itu. Mereka memiliki ekspresi wajah yang hampir sama. Ia akan memberi sedikit dorongan agar mereka mengetahui maksudnya, di sisi lain juga membuat mereka saling mengenal satu sama lain.‘Ini sama seperti menjatuhkan dua burung dengan satu batu!’“Bagaimana aku mengatakannya? Kalian pasti memiliki sesuatu yang kalian dapat tawari. Jika itu adalah William, orang yang mengajarimu seni bela diri, aku mungkin merasa tenang,” terang Herman.Sebelum mereka sempat memikirkan dalam-dalam maksud perkataan Herman, pria tua itu sudah berdiri dengan bir di tangan. Ia terkekeh dan pergi tanpa berkata apa-apa, seperti menyembunyikan tujuannya dan lari dari tanggung jawab.Kedua orang itu saling memandangi satu sama lain. Perasaan canggung seketika menyelimuti

  • Sistem Kekayaan Tak Terbatas   Ch. 13 — Raelza

    Restoran dari Hotel Queen memancarkan kemegahan dan keeleganan yang memukau. Ketika William dan pria tua itu memasuki restoran, mereka disambut dengan desain interior yang berkelas dan mewah. Langit-langit tinggi dihiasi dengan lampu gantung kristal yang berkilauan, memberikan sentuhan gemerlap yang mempesona. Dinding restoran dilapisi dengan warna lembut menciptakan suasana hangat dan ramah.Aroma lezat dari hidangan makanan yang dihidangkan menyapu ruangan, menggugah selera dan menciptakan atmosfer yang mengundang. Bau harum rempah-rempah dan bumbu-bumbu segar menggoda indera penciuman, membuat William semakin menantikan santapan yang akan mereka nikmati.Di antara meja-meja yang diletakkan dengan apik, terlihat seorang gadis cantik yang duduk seorang diri. Wajahnya begitu memesona dengan cahaya lembut yang menghiasi dari lampu meja di sekitarnya. Matanya yang indah seperti permata berkilauan.Rambut panjang dan mengalir, berwarna cokelat muda, menyentuh bahunya dengan lembut. Saat

  • Sistem Kekayaan Tak Terbatas   Ch. 12 — Rencana Investasi

    Kebenaran terungkap, sementara dekan pun memiliki puluhan tugas baru untuk dikerjakan demi menyingkirkan ketidakadilan di lingkungan universitas.Berkat kejadian yang diungkapkan oleh William, Herman, untuk pertama kali, melakukan sebuah gerakan revolusioner baru yang menekankan keadilan dan kesetaraan di universitas tersebut dan memastikan agar tidak ada lagi diskiriminasi yang terjadi.Pengumuman tersebut jelas membawa perubahan besar pada hierarki yang sebelumnya ada, menghancurkannya, dan kini para mahasiswa dari kalangan ke bawah dapat menegakkan kepala mereka dengan tenang dan nyaman.Selain itu, demi menekankan berlakunya peraturan baru, Herman membuat sebuah lembaga atau serikat mahasiswa yang menjunjung tinggi kesetaraan. Mereka memiliki tanggung jawab untuk menjaga lingkungan universitas dan menerima setiap laporan mengenai masalah para mahasiswa. ‘Selain itu, ada banyak anak orang kaya yang mulai kehilangan keberanian setelah Tuan Herman menghukum James. Bagi mereka, James

Plus de chapitres
Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status