共有

02

作者: Ramdani Abdul
last update 最終更新日: 2024-01-04 17:19:53

“Dengarkan aku, brengsek. Malam ini adalah malam terakhir kau menjadi benalu di keluarga Anderson. Aku tidak akan membiarkanmu kembali ke keluarga ini untuk selamanya. Kau beruntung karena aku tidak menuntut ganti rugi sepeser pun atas biaya hidupmu selama ini. Jika kita kembali bertemu di suatu tempat, jangan pernah berbicara padaku dan keluargaku. Kau hanya memiliki waktu setengah jam untuk mengemas barang-barangmu,” ujar Drake.

 “Izinkan aku bertemu dengan kakek sebagai salam perpisahan. Aku tidak akan mengatakan apa pun soal masalah tadi. Aku … hanya ingin mengucapkan terima kasih padanya.” Davis menunduk sesaat, menoleh ke sisi lain.

Drake berdecak. “Jangan mengambil barang apa pun milik ayahku atau milik siapa pun di rumah ini. Jika kau melakukannya, aku akan menyeretmu ke dalam penjara sampai kau membusuk di sana.”

“Aku mengerti.” Davis berjalan menuju kamarnya yang berada di belakang rumah.

“Sampah sepertimu memang pantas hidup di jalanan.” Drake tersenyum mengejek, menutup pintu dengan keras.

Davis memasuki kamar sempitnya, mengambil beberapa potong pakaian, memasukkan ke dalam tas. Pria itu duduk di sisi kasur, mengambil secarik foto masa kecilnya bersama Susan di dalam dompet, menyimpannya di bawah kasur.

Davis naik ke lantai atas, melewati beberapa pemeriksaan sampai akhirnya berdiri di depan sebuah pintu. Ia mengetuk pintu perlahan, memasuki ruangan setelah mendapat izin. 

“Davis, apa itu kau?” tanya Sebastian yang terbaring lemah di atas kasur. Matanya tertutup, tetapi tangannya berusaha untuk membuka selimut.

“Tetaplah di tempatmu, Kakek.” Davis membenarkan letak selimut, duduk di sisi kasur.

“Apa mereka menyakitimu kembali, Davis?”

“Tidak. Semua baik-baik saja.” David menarik napas panjang, memejamkan mata sesaat. “Kakek, aku memutuskan untuk keluar dari keluarga Anderson dan memulai hidup mandiri di luar sana. Di usiaku yang sudah menginjak 25 tahun, aku pikir aku harus melakukannya.”

“Apa mereka mengusirmu dari rumah?” Sebastian membuka mata, menoleh pada Davis yang berada di sampingnya. “Mereka benar-benar tidak berubah.”

“Aku mengambil keputusan tanpa paksaan siapa pun. Aku mengucapkan terima kasih karena kau sudah membantuku selama ini. Aku tidak akan melupakan kebaikanmu sampai kapan pun. Aku juga berjanji untuk membalas semua kebaikanmu.”

Sebastian menatap langit-langit ruangan. “Aku tidak akan menghalangimu untuk pergi jika hal itu adalah keputusanmu, Davis. Kau berhak menentukan pilihan hidupmu. Tapi sebelum itu, aku ingin memberikanmu sesuatu. Ambillah sebuah kotak di lemari kecil berwarna cokelat.”

Davis berjalan menuju lemari, mengambil sebuah kotak kecil yang terletak di bagian paling bawah, kembali duduk di samping Sebastian.

“Bukalah kotak itu,” pinta Sebastian.

Davis membuka kotak dan menemukan sebuah cincin perak yang berkilau.

“Cincin itu milikmu sekarang. Aku yakin cincin itu bisa membantumu.”

Davis mengamati cincin dengan saksama. Ia mendapati corak harimau bersayap yang mengelilingi cincin itu. “Cincin ini milikku?”

Davis memakai cincin di jari tangan kiri. Ia memiliki banyak pertanyaan dalam benaknya mengenai cincin itu.

Sebastian menggenggam tangan Davis, menoleh dengan tatapan hangat. “Davis, berjanjilah untuk melindungi dan tidak menyakiti keluarga ini meski mereka selalu menyakitimu. Tolong berjanjilah padaku.”

Davis menunduk. Melindungi keluarga Anderson setelah mereka menyakitinya selama ini adalah hal yang sangat sulit. “Aku akan berusaha melakukannya.”    

Davis keluar dari kamar Sebastian setelah berpamitan. Begitu menuruni tangga, ia mendapati Susan, Ethan, Drake, Romeo, anggota keluarga Anderson dan dua pengawal sudah menunggunya.

“Dasar sialan! Kau sudah kuberi kesempatan untuk mengucapkan selamat tinggal pada ayahku, tapi kau justru mencuri jam berharga milikku!” maki Drake.

“Aku sama sekali tidak mencuri apa pun.” Davis melihat tasnya yang tengah dipegang Drake. Ia seketika tahu jika semua ini ulah mereka.

“Bawa dia ke kantor polisi!” perintah Drake pada dua penjaga.

“Kita bisa memeriksa CCTV untuk membuktikan kalau aku tidak bersalah.” Davis mendorong dua penjaga. “Aku sama sekali—”

“Tuan Sebastian keadaannya tiba-tiba memburuk,” ujar salah satu penjaga di atas tangga, “aku menemukannya tergelatak tidak sadarkan di lantai. Berdasarkan rekaman CCTV, tuan Sebastian didorong oleh Davis.”

“Apa yang sudah kau lakukan pada ayahku, brengsek! Apa ini balasanmu pada ayahku yang sudah membawamu ke keluarga ini dan melindungimu selama ini? Aku akan menghabisimu jika ayahku mengalami hal buruk!” Drake menampar Davis untuk ketiga kalinya malam ini. Ia sengaja menabrak bahu Davis, berjalan tergesa-gesa menuju lantai atas. “Bawa sampah itu keluar dari rumah ini sekarang juga!”

“Kau pasti akan membusuk di dalam penjara selamanya,” ketus Romeo seraya menabrak bahu Davis, berjalan menaiki tangga dengan cepat.

Emmely memberi tatapan penuh kebencian. Ia dan anggota keluarga Anderson yang lain segera menyusul Drake dan Romeo.

Davis bergegas naik, tetapi kedua tangannya dengan cepat ditahan oleh dua penjaga. “Aku sama sekali tidak melakukan apa yang kalian tuduhkan. Aku tidak mungkin—”

“Davis, cukup!” pekik Susan dengan wajah penuh amarah, “sebaiknya kau segera pergi dari rumah ini! Aku akan melupakan fakta jika kau mencuri jam milik ayahku, tapi aku tidak akan memaafkanmu jika kau sampai berani mencelakai kakek.”

Susan bergegas menaiki tangga.

Ethan tersenyum puas saat melihat Davis mulai ditarik keluar dari rumah. “Dasar sampah. Kau tidak akan kubiarkan membongkar identitasku sebenarnya.” 

Davis berusaha melepaskan diri, tetapi ia sekarang ditahan oleh enam penjaga sekaligus. “Aku sama sekali tidak pernah mencuri apa pun. Aku juga tidak pernah mencelakai kakek. Aku sama sekali tidak melakukan hal yang kalian tuduhkan!”

“Diamlah!” bentak salah satu penjaga seraya menarik Davis dengan kekuatan penuh.

“Aku tidak pernah melakukan ….” Davis terdiam ketika menyadari tidak ada seorang pun yang membelanya. Ia justru melihat tatapan penuh kebencian dan mendengar hinaan dan sumpah serapah yang tertuju padanya dari para tamu.

Davis memejamkan mata agar tidak menangis. Hanya karena ia tidak memiliki keluarga dan kekayaan, semua orang memperlakukannya seperti sampah. “Aku tidak pernah mencelakai kakek dan mencuri apa pun! Kalian bisa memeriksa CCTV sekarang! Aku mohon tolong dengarkan aku kali ini saja. Aku—”

Davis merasakan tubuhnya terbang sesaat, dan satu detik kemudian mendarat cukup keras di lantai bawah. Hujan mendadak mengguyur deras.

“Tuan Drake mengatakan kalau kita tidak perlu membawa sampah itu ke penjara.”

Pintu ruangan sepenuhnya tertutup.

Davis perlahan berdiri, menatap kamar Sebastian. Lima belas tahun lalu ia sangat bahagia ketika datang ke rumah ini sebagai anak adopsi, tetapi saat ini ia justru terusir dengan tuduhan keji tanpa bisa bisa membuktikan dirinya tidak bersalah.

Davis menaiki sepeda listriknya, keluar gerbang rumah dengan sesekali melirik ke belakang. Tidak ada yang memberikan salam perpisahan padanya dan tidak ada yang menangisi kepergiannya, termasuk Susan yang dahulu menyambutnya dengan hangat.

Davis melewati taman kota yang sepi dari lalu lalang kendaraan. Bayangan saat Susan berciuman dengan Ethan membuatnya terluka. Akan tetapi, hal yang membuatnya tersiksa adalah saat dituduh sebagai pelaku kejahatan pada Sebastian. Malam ini adalah malam yang tidak akan pernah ia lupakan seumur hidupnya. 

Davis menoleh ke belakang ketika melihat cahaya menyilaukan dari kaca spion. Ia sontak terkejut ketika mendapati sebuah mobil melaju sangat cepat ke arahnya. Sebelum bisa bertindak, mobil itu sudah lebih dahulu menabraknya hingga ia terpelanting ke depan.

Davis terbang di udara untuk beberapa waktu. Tubuhnya terbentur ke jalan dengan cukup keras, berguling-guling hingga akhirnya terbaring bersimbah darah di tengah jalan. Sekujur tubuhnya tidak bisa digerakkan. Pandangannya mulai mengabur dan pendengarannya berdengung sangat keras.

Davis merasa dunia tidak adil padanya. Tangis yang tertahan sejak tadi akhirnya menetes. Ia tidak memiliki apa pun dan siapa pun di sisinya selama ini. Setelah kehilangan wanita yang dicintainya dan diusir dari keluarga Anderson dengan tuduhan keji, ia justru mengalami kecelakaan yang merenggut nyawanya. Haruskah ia mati malam ini?

 “Aku tidak ingin mati. Aku masih ingin hidup. Aku masih memiliki banyak hal yang ingin aku raih. Aku tidak akan mati dengan mudah. Aku akan tetap hidup.”

Davis memejamkan mata. Semua momen kehidupannya tiba-tiba bermunculan dalam pikirannya. Ketika merasa tidak bisa lagi selamat, ia seperti mendengar suara sesuatu.

[Ding]

[Syarat terpenuhi]

[Instalasi sistem dimulai]

[10%, 30%, 50%, 70%, 90%, 95%, 100%]

[Sistem berhasil terpasang]

[Sistem menyatu dengan host]

[Status pewaris diaktifkan]

この本を無料で読み続ける
コードをスキャンしてアプリをダウンロード

最新チャプター

  • Sistem Pewaris Terhebat   847

    Hujan semakin mengguyur deras dari waktu ke waktu. Petir menggelegar sangat keras, membuat keadaan menjadi terang untuk sesaat.Daisy mondar-mandir di dalam kamar. Wanita itu tidak bisa tertidur meski waktu sudah menunjukkan hampir tengah malam.Daisy mengembus napas panjang, mengintip keadaan luar melalui jendela. “Astaga, aku merasakan firasat buruk sejak tadi.”“Aku tidak bisa menghubungi ayah. Dia bahkan tidak membalas pesanku. Setiap aku bertanya pada para pengawal, mereka mengatakan kalau Ayah baik-baik saja.”Daisy menutup tirai, menjatuhkan tubuh di sofa, menyalakan televisi. Ia termenung meski televisi menampilkan sebuah adegan menarik.“Aku tidak akan bisa tenang sebelum Ayah menghubungi atau membalas pesanku.” Daisy mengganti saluran televisi berkali-kali. Saat akan mematikan TV, ia justru terdiam saat melihat sebuah adegan.“Astaga!” Daisy mematikan televisi, melempar remote. “Aku benar-benar sangat takut sekarang. Aku takut kalau Ayah dan yang lain menjalankan mereka untu

  • Sistem Pewaris Terhebat   846

    Sebuah mobil melaju sangat kencang di jalan raya, melewati beberapa kendaraan. Jalanan tampak sangat ramai malam ini. Lampu jalan dan lampu dari gedung-gedung pencakar langit menjadi pemandangan umum. Seorang pria tampan sedang mengamati kemacetan di jalan seberang, tersenyum saat mendapatkan sebuah notifikasi. “Aku memang harus mengakui kemampuanmu, Theo. Kau sangat layak menjadi pemimpin Shibacorm.” Edgar tersenyum. “Kau bereaksi sangat cepat setelah mendapatkan informasi dari para anggotamu.”“Aku seharusnya mengirim banyak robotku ke markasmu.” Edgar berpura-pura mengecek ponsel. “Kau mengganggu anggotaku, dan kau harus menerima balasannya.”Mobil melaju semakin cepat, memasuki jembatan besar yang menghubungkan dua pulau kecil. Hujan mendadak mengguyur sangat deras. Edgar mengamati langit hitam. “Sepintar dan sehebat apa pun seseorang, tidak ada siapa pun yang bisa memastikan dan mengendalikan masa depan.”Edgar menerima sebuah panggilan, tersenyum. Edgar mengirimkan pesan pad

  • Sistem Pewaris Terhebat   845

    Sebuah barier mendadak muncul, melindungi Dylan dan Dustin. Theo tersenyum sembari menekan pedangnya lebih kuat dan dalam. Serangan pedang itu berhasil menembus pelindung dan menghancurkannya. Dylan segera mendorong Dustin menjauh, menggigit bibir saat pedang mendadak menancap di perutnya. “Dia memindahnya pedangnya ke dekat tubuhku dengan sangat cepat.”“Dylan.” Dustin bersiap menyerang, tetapi serbuan misil mendadak muncul di depannya. “Kalian tidak akan lolos kali ini,” ujar Theo sembari memanggil puluhan pedang listrik. Dalam sekejap mata, pedang-pedang itu melesat ke arah Dylan dan Dustin. Sebuah barier muncul untuk melindungi Dylan dan Dustin. Akan tetapi, sebelum berhasil menahan serangan, barier itu mendadak hancur berkeping-keping. Pedang listrik kembali melesat sangat cepat, mengincar Dylan dan Dustin.Sebuah ledakan besar mendadak terjadi, disusul oleh angin kencang dan asap hitam yang menyebar ke sekeliling. Theo, Green, Black, dan Dark mundur sesaat, lantas kembali m

  • Sistem Pewaris Terhebat   844

    “Apa?” Dustin, Sonny, dan Reno sontak terkejut. Layar-layar besar seketika menunjukkan keadaan berbagai lokasi di markas. Layar beralih menunjukkan sebuah portal yang terbuka di wilayah utara. “Apa mungkin Edgar yang membuka portal?” tanya Dustin sembari mengetik dengan cepat. Pandangannya sama sekali tidak beralih dari layar, begitu pun dengan jari-jarinya yang terus menempel pada papan ketik. “Edgar?” Reno terkejut. “Apa yang kau maksud adalah ketua?” Dylan mengepalkan tangan erat-erat, merasakan firasat buruk. “Portal lain terbuka di ... Shibacorm! Mereka datang menyerang.”Portal pertama mendadak menghilang dalam sekejap. Tak lama setelahnya, sebuah portal yang berada di luar kawasan markas terbuka. Para robot muncul dengan sangat cepat, menyebar ke sekeliling area. Para robot penjaga segera bergerak untuk menghentikan serangan robot musuh. Sistem mengaktifkan level keamanan tertinggi. “Mereka sudah tahu lokasi persembunyian kita. Kita harus segera pergi dari tempat ini seka

  • Sistem Pewaris Terhebat   843

    Puluhan mobil terjebak macet di sebuah lampu merah. Semakin malam, semakin hidup suasana pusat kota. Para pejalan kaki tampak memadati trotoar, saling berbincang. Para pengunjung tampak keluar masuk ke kafe dan outlet. Di salah satu mobil, seorang pria berkacamata tampak sibuk dengan sebuah laptop. Ia membenarkan kacamata yang turun berkali-kali. Pria itu tersenyum saat jari-jarinya mengetik dengan cepat. “Aku tidak mendapatkan informasi apa pun mengenai Davis di internet, bahkan di deep web sekalipun. Dia semakin membuatku tertarik.”Gio memotret gambar Davis. Ia terdiam saat foto mendadak menghilang dari galeri. “Seperti yang Henry Tolando katakan, foto Davis menghilang dengan misterius. Seseorang tampaknya tidak ingin wajahnya terekspos.”Gio menutup laptop, menoleh ke jalanan. “Aku tidak sabar untuk segera pulang dan membongkar identitas aslimu, Davis. Aku tidak ingin mengecewakan Henry Tolando sekaligus kehilangan uang darinya. Aku pun penasaran denganmu, Davis.”Kendaraan-kend

  • Sistem Pewaris Terhebat   842

    Davis tengah berlatih dengan Alvin di ruangan olahraga. Ia berusaha untuk mendaratkan serangan meski berkali-kali justru terkena serangan. Davis ambruk berkali-kali, kembali bangkit, dan berusaha menyerang. Akan tetapi, semakin ia berusaha untuk menang, semakin sengit pula perlawanan Alvin. Sebastian, Sonya, Eric, Sammy, dan yang lain menonton latihan di sisi arena. “Davis tampak sangat bersemangat akhir-akhir ini.” Sonya melirik Sebastian sesaat. “Jika dia bisa melewati hari-hari buruk selama ini, dia pasti bisa bertahan dalam berbagai situasi.”“Kau benar, Sonya. Meski begitu, aku tetap mengkhawatirkan Davis. Aku sudah menganggapnya sebagai cucuku.”“Jangan sampai kau terbawa perasaanmu, Simon. Davis adalah putra dari master kita. Sedekat apa pun kau dengan dia, selalu ada jarak di antara kau dan dia.”Sebastian tertawa. “Kau benar.”“Perlawanan yang bagus. Sayangnya, kita harus mengakhiri latihan hari ini dengan cepat.” Alvin melesat menuju Davis, melompat tinggi, menghantam ten

続きを読む
無料で面白い小説を探して読んでみましょう
GoodNovel アプリで人気小説に無料で!お好きな本をダウンロードして、いつでもどこでも読みましょう!
アプリで無料で本を読む
コードをスキャンしてアプリで読む
DMCA.com Protection Status