LOGIN“Aku harus melawan Ketua,” gumam Dariel saat mengamati Theo di tengah arena. Keringat mengucur deras dari dahinya. “Apakah aku bisa melawannya?”Dariel tersenyum. “Aku tahu aku tidak akan menang melawan Ketua, tetapi aku harus tetap melawannya. Aku harus membuktikan kalau aku mampu ”Green, Black, dan anggota lian terkejut, terdiam di tempat mereka masing-masing. Mereka sudah pernah berhadapan dan melawan Theo sebelumnya, dan hasilnya mereka kalah telak hanya dengan beberapa serangan saja.“Ah, firasatku buruknya ternyata menjadi kejadian sungguhan. Aku harus melawan Ketua untuk mendapatkan poin,” ujar Green sembari mengencangkan cengkeraman di pistol.“Aku tidak menduga kalau hari ini aku akan melawan Ketua lagi.” Black menarik napas panjang. “Terakhir kali aku melawan ketua, aku langsung tidak sadarkan diri setelah menerima sebuah serangan. Apakah kejadian itu akan terulang kembali?”Theo masih melayang di tengah arena, melirik informasi di layar. Layar hologram di sekeliling masih
Pertarungan babak terakhir akhirnya dimulai. Dariel dan semua anggota muncul di lokasi berbeda tetapi berdekatan. Saat cahaya kuning muncul dan menyebar, artefak-artefak seketika bermunculan dan terbang ke berbagai lokasi.Dariel baru saja melompat saat serangan mengarah padanya. Ia seketika mengaktifkan pelindung sembari terus bergerak untuk mengambil artefak pertama. Akan tetapi, saat ia nyaris menyentuh artefak itu, Black, Dark dan anggota lain seketika muncul dan menyerang.Theo mengamati pertarungan dari ruangannya, tersenyum. “Latihan bersama ini lebih menyenangkan dibandingkan dengan latihan yang sudah-sudah. Silver membawa semangat luar biasa pada anggota lain.”Satu per satu anggota mulai terjatuh dan terluka. Meski begitu, pertarungan masih berlangsung. Dariel berupaya sekuat tenaga untuk mendapatkan artefak sekaligus bertahan dari serangan musuh.Waktu terus berjalan dan pertarungan semakin memanas dari waktu ke waktu. Ledakan terjadi di berbagai lokasi. Dibandingkan mengum
Dariel berhasil mendapatkan tiga artefak setelah menyerang musuh yang akan memasukkan artefak mereka ke dalam tabung. Ia bergegas pergi menuju lokasinya, terbang secepat mungkin.“Kemampuan penglihatan masa depanku sangat membantuku dalam ujian ini. Aku bisa menyiapkan beragam rencana dan persiapan untuk menghadapi kemungkinan yang terjadi.”Dariel menghindari serangan lawan, terbang berbelok-belok. Ledakan terjadi di sekelilingnya. Musuh terus bermunculan, menyerang membabi buta.Dariel melirik layar sekilas. “Dark sudah berhasil memasukkan satu artefak. Aku hanya perlu memasukkan satu artefak lagi untuk menyelesaikan babak ketiga.”Black muncul bersama anggota lain di udara. Mereka seketika menyebar ke berbagai lokasi, mengitari Dariel dari ketinggian.Dariel menyadari kemunculan mereka, terkejut saat melihat titik cahaya yang dengan cepat membesar dan mendekat ke arahnya. “Mereka menyerangku.”Dariel mengaktifkan pelindung berlapis-lapis, terus bergerak meski serangan-serangan musu
“Kau lengah, Silver.” Green mendadak muncul di belakang Dariel, bersiap untuk meluncurkan tembakan beruntun.Dariel sontak terkejut. Sebelum ia berhasil mengaktifkan pelindung, serangan Green sudah lebih dahulu menyerangnya.Sebuah ledakan cukup besar tercipta. Angin berembus kencang ke sekeliling. Dariel terdorong ke belakang, meluncur turun. Artefak di tangannya seketika terlepas.Green tersenyum, mengambil artefak di udara, meluncur ke arah Dariel sembari menyiapkan serangan. Akan tetapi, sesaat sebelum serangannya meluncur, ia melihat titik merah di artefak.“Dia menjebakku,” gumam Green di saat bom meledak.Dariel berguling-guling di udara sesaat, mengangkat sebuah tangan. Artefak seketika terbang ke arahnya dan berubah menjadi sebuah robot.“Aku nyaris saja kehilangan nyawa keduaku. Aku beruntung karena bisa mengaktifkan pelindung super tipis di sekelilingku sebelum misil-misil itu mendarat.” Dariel bergegas menjauh, terbang melewati sungai dan menghilang saat memasuki pepohonan
Green dan kelompoknya berhasil mendapatkan bola kristal sekaligus memenangkan babak kedua. Dariel nyaris kehilangan nyawa kedua setelah beberapa musuh menyerangnya dalam waktu bersamaan. Ia beruntung masih bisa bertahan dengan membuat sebuah kotak pelindung.Dariel beristirahat di sisi arena, meneguk minuman. Ia menoleh pada anggota lain yang tengah berbincang dengan teman-temannya dan sesekali melirik ke arahnya.“Aku belum melakukan kesalahan apa pun di babak pertama dan babak kedua. Meski begitu, anggota kelompokku tetap saja bersikap buruk padaku.”Dariel mengepalkan tangan erat-erat, memeriksa informasi di layar hologram. “Aku sangat berharap aku tidak melakukan kesalahan apa pun hingga babak terakhir.”Dariel menoleh ke sebuah bangunan melayang di sisi utara arena. “Ketua sedang mengawasiku di ruangan itu. Aku tidak boleh mengecewakannya. Aku juga semakin penasaran siapa dia sebenarnya? Apakah aku pernah bertemu dengannya di kehidupanku sebelumnya?”“Kau bermain dengan baik, Sil
“Apa?” Dennis seketika berdiri dari kursi, menatap ponselnya lekat-lekat. “Mereka bertemu dengan asisten David di perjalanan?”Dennis kembali duduk, tercenung selama beberapa waktu. Pria itu mengepalkan tangan erat-erat, mulai merasakan tegang. “Aku sudah menduga David akan tahu, tetapi aku tetap saja merasa tegang. Dia adalah orang yang cukup tegas,” gumamnya.“Apa yang pria bernama Dion itu katakan?” tanya Dennis setenang mungkin.Bawahan Dennis segera menyahut, “Pria itu mengatakan kalau David dan saudara-saudaranya menolak untuk memberi izin pada Tuan Darius, putri Anda dan Anda untuk bersembunyi di rumah mereka.”Dennis menggertakkan gigi, menarik-narik rambut. “David dan saudara-saudaranya menolak untuk membantu? Mereka bahkan menolak untuk menolong Ayah.”“Meski begitu, pria bernama Dion itu mengatakan kalau David dan saudara-saudaranya memberikan beberapa pilihan lokasi persembunyian untuk Tuan Darius, putri Anda, dan Anda.”“Mereka tidak sepenuhnya mengabaikanku dan Daisy.” D







