"Joya!?" teriak Fajar sambil mencari ke sekeliling air terjun.
"Joya!?" teriak Fajar lagi sampai urat-uratnya tampak di leher. Kepalanya semaput mencari Joya, ketakutan langsung menyelimuti dirinya. Masalahnya air terjun tersebut tidak terlalu dalam hanya sedadanya saja. Sehingga, membuat Fajar ketakutan Joya terantuk batu di bagian dasar.
"Joya ... kamu di mana?" jerit Fajar sambil berjalan ke pinggir air terjun kearah ba
xoxo Gallon yang Hobi Kellon ***/ig: storyby_gallon
Joya tersentak saat mendapati dirinya tertidur di atas tubuh Fajar, dirinya dengan cepat berguling ke kiri. Namun, dengan cepat Fajar menangkapnya lagi dan memidahkan tubuh Joya ke atas tubuhnya."Jar," protes Joya."Diem di badan aku. Mau tidur di batu hah?" tanya Fajar sambil membuka matanya.
Joya mendesah saat merasakan kehangatan dan gelitikan lidah Fajar di bagian putingnya. Joya langsung meremas rambut Fajar sambil terus mendesah dan menengadahkan wajahnya.Lidah Fajar terus menari di payudara Joya, sedangkan tangannya menyelusup ke bagian kewanitaan Joya, menggelitiknya dan menghanyutkan Joya.Jemari Fajar berputar dan menyelusup lebih dalam pada bagian pribadi Joya, Joya menggelinjang dan menjinjitkan kakinya u
Uring-uringan Joya saat mendengar nama Naomi, entah kenapa ia ingin mengobras mulut Fajar saat Fajar menyebutkan nama Naomi. "Naomi terus, terus aja. Ide dari Naomi, hilih ... minta aku gosok pake batu!?" geram Joya sambil mengampo. "Naomi terus, ini Naomi itu Naomi, ih ... nyebelin!?" "Awas aja kalau minta transfusi darah putih sama aku. Sama aku, aku nggak bakal kasih, bodo amat—"
Joya benar-benar di buat berpikir karena perkataan Fajar kemarin. Perkataan Fajar yang mengatakan bahwa jiwanya sekarat membuat Joya tersadar kalau sebenarnya memang benar, jiwanya sekarat. Dirinya sering tersenyum berusaha menutupi kekurangannya. Kadang, Joya tersenyum untuk menutupi suatu kebohongan, ah ... kenapa Joya jadi memikirkan itu semua. "Makan Joy, jangan diliatin aja." Fajar menyuapkan makanan ke mulut Joya.
Fajar merasakan jemari yang menyentuh lehernya, rasanya menggelitik dan membuat dirinya mendamba. "Jar ... Fajar bangun. Aku mau kamu." Suara wanita itu terdengar manja dan mendesah di telinga Fajar. "Joy?" ucap Fajar saat melihat Joya sedang duduk di atasnya, tampak menggairahkan hanya mengenakan bra dan celana dalamnya. "Bangun Jar. Aku mau kamu," bisik Joya sambil mengecupi garis leher Fajar seinci demi seinci. Sedangkan, tangan Joya menyelusup ke boxer miliknya dan menggenggam kejantanan Fajar. "Joy," desah Fajar sambil menutup matanya merasakan kenikmatan sentuhan tangan Joya yang mulai menaikkan dan menurunkan tangannya membuat hasrat Fajar meledak. "Mau, aku mau ... aku udah ngerengek ini. Kamu nggak mau kasih?" tan
"Hai Fajar, gimana semalem masih mimpiin aku?" ledek Joya sambil mengedipkan sebelah matanya."Berisik," jawab Fajar sambil menutup kedua matanya dan menikmati sinar matahari yang mengenai tubuhnya. Fajar tidak mau berurusan dengan Joya hari ini.Joya yang akhirnya bisa meledek Fajar sangat menikmatinya. Dengan cepat Joya berbaring di samping Fajar sambil menopang kepalanya agar bisa menatap Fajar dengan jelas. "Jadi, gimana?"
"Karena ... aku juga kaya gitu.""Joy.""Hehehe ... terus gimana ibu kamu?" tanya Joya berusaha untuk mengalihkan pembicaraannya. Joya kelepasan mengatakan itu semua, mungkin Joya terlalu terhanyut dengan cerita Fajar yang membuat dirinya hampir menceritakan kisah kelamnya.
"Joy," ucap Fajar menyadarkan Joya dari kekagetannya. "A—" Joya langsung merasakan mulutnya penuh dan hangat, milik Fajar benar-benar memenuhi mulutnya yang kecil. Joya kaget dan berusaha untuk melepaskan milik Fajar dengan bergerak mundur. Fajar yang salah kaprah beranggapan Joya sedang memberikan dirinya kenikmatan langsung mengerang dan menahan kepala Joya agar memajukannya. "Joy ... kamu nikmat," ucap Fajar sambil menarik kuping Joya pelan. Deg .... Joya terkesiap, seperti rangkaian film pendek, ingatan Joya langsung melayang kesatu malam yang membuat ia kehilangan segalanya, malam yang membuat dia tertawa dibuat-buat, malam yang membuat dirinya menolak berhubungan d