Share

Bab.3

"Hei siapa disitu?" Tiba-tiba seseorang memergoki keberadaan Gio digedung tersebut.

Gio terdiam, berlaripun tak mungkin lagi tiba-tiba lampu gedung tersebut menyala, sehingga jika dia kabur akan fatal akibatnya karena camera CCTV terletak diberbagai sudut disana.

"Gio?"

"Sedang apa kau malam-malam begini?" Tanya seorang petugas keamanan yang memiliki badan kekar tersebut.

"Hem...he-he" Gio menggaruk-garuk kepalanya meskipun tidak merasa gatal, Dia bingung harus menjawab apa.

"Haha-hehe tidak jelas, jawab!" Bentak petugas tersebut

"Maaf pak, hem ... Saya anu, tadi anu pak" Gio gugup, masih bingung akan menjawab apa.

"Anu-anu, yang jelas ayo ngomong, tidak akan kumakan kau inilah, kenapa takut sekali!" Bentak petugas itu lagi.

"Iya pak, mohon maaf pak, tadi saya sedang membersihkan Piano di cafe tempat saya bekerja sekalian belajar mengasah kepiawaian tangan saya memainkan piano" jawab Gio dan menjawab sedikit tenang.

"Sudah dapat izin kau?" Tanya bapak petugas.

"Sudah pak, Bos mengizinkan Saya diwaktu malam antara pukul dua belas malam, setelah cafe tutup" jawab Gio

"Yang benar kaulah Gio, jangan mengada-ada?" Tanya pak petugas itu masih belum mempercayai jawaban Gio.

"Ada saksi kok pak, Pak Rahmat yang biasa jaga malam tahu tentang ini" Gio meyakinkan lagi.

"Hem ... "

Petugas tersebut memicingkan mata kemudian menekan walki talkinya.

"check-check bos dimana posisi kau? Ganti" Tanya petugas tersebut di radio.

"Check-check,saya berada di lantai lima, ada apa Roy hasibuan? Ganti" seseorang menjawab diradio tersebut.

"Ini si Gio, Anak magang cafe The Rizh nampaknya tak pulang Dia, malah mengendap-endap di gedung ini, apa benar Dia sudah ada izin bos? Ganti"

"Oh, si Gio Piano man itukah Roy? Ganti"

"Iya betul kali bos, ganti"

"Iya betul, Dia sudah dapat izin dari jam dua belas malam hingga waktu tak ditentukan, asal jangan saat Cafe masih buka, katanya belajar piano Dia, ganti"

"Baiklah Bos, jika begitu silahkan kau lanjutkan kembali patrolimu, ganti"

"Baiklah Roy, tolong jangan kamu bentak-bentak itu Anak, kasian dikira akan Kau hajar, nanti Dia sawan,ganti"

"Macam mana pula Bos, bawaan lahirlah Aku sudah seperti ini, watak bataku tak bisa ku ubah he-he, baik bos kututup lah yah, ganti"

"Ha-ha, tolong lembut sedikitlah Kau ini Roy, oke, bye"

Petugas yang bernama Roy Hasibuan itu kembali berbicara pada Gio.

"maafkan saya Gio, baiklah silahkan Kau lanjutkanlah aktifitasmu, ingat jangan mentang-mentang Kau Anak muda, Kau tidak tidur, tidurlah, waktu sudah sangat larut ini"

"Terimakasih pak Roy, Saya memang tinggal dan menginap di Cafe itu, sudah ada izin dari Bos" jawab Gio.

"Aduh, kasian sekali Kau ini, padahal betapa tampanya wajahmu itu tetapi hidup bagaikan gelandangan, sudah makan Kau belum hah?" Pak Roy merasa iba pada Gio.

"Sudah pak terimakasih, Saya tidak kekurangan makanan di sini Pak" jawab Gio.

"Syukurlah, dengarkan Gio, kalo Kau merasa bosan Kau bisa datang ke posku dan Bos Rahmat yah, Kami bertugas setiap malam hingga pagi" ajak pak Roy.

"Wah boleh yah pak?" Tanya Gio senang.

"Bolehlah, datanglah ke pos kami kapanpun, maaf yah Gio gaya bicara Saya memang seperti membentak-bentak, Saya asli batak jadi keraslah seperti ini, malam tadi ada konser di gedung ini jadi kupikir kau tamu nakal yang belum pulang" ucap pak Roy menjelaskan.

"Tidak apa-apa pak, Saya mengerti, tadipun Saya mencari seseorang yang tiba-tiba menyelinap di Cafe tempat Saya tinggal, tetapi tampaknya Dia sudah pergi, kalo begitu Saya harus kembali ke Cafe lagi yah Pak, selamat malam, selamat bertugas" jawab Gio. Kemudian berpamitan.

"Iya sudah, sana istirahat" ucap Pak Roy.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status