Share

Bab.4

Di tempat berbeda Camellia duduk diam sambil menutup matanya, Carol yang melihat Adiknya seperti orang yang sedang bersemedi itu, kemudian perlahan memegang tangan Adiknya.

"Dingin?" Tanya Carol.

"Tidak kak" jawab Camellia pelan dengan mata masih tertutup dan berpangku tangan dengan tenang.

"Harusnya kita tidur di Hotel itu saja, agar Kamu tak harus kecapean lagi, keamanan di sana oke punya lho Mill" ucap Carol.

"Hem ... dan Aku pasti tidak akan bisa tidur dengan nyenyak, kakak seperti tidak tahu saja sifat wartawan dan fans yang mengejarku, mereka akan melakukan apapun bahkan menggedor pintu kamarku" jawab Camellia.

"Iya sih, mana fans kamu tua muda lagi, kakek-kakek borjuis pun sudah tak tau malu terang-terangan ingin makan malam denganmu tadi" ucap Carol.

"Hem ... itulah alasanku ingin pulang, home sweet home" jawab Camellia masih dengan tenang dan menutup matanya.

Carol menghela nafas panjang,

"Hem ... tetapi inilah dunia industri hiburan Mill, Kita akan dihadapkan pada beberapa orang yang bermacam-macam dan beraneka ragam. Tetapi siapa sih yang tidak mau menjadi temanmu, sahabat mungkin, kenalan, pasangan apalagi, Siapa sih yang ngga mau coba? Kamu ini violist termuda berbakat di seantero jagat raya, Kamu begitu popular di mana-mana karena bakat dan kecantikanmu, Kamu harus syukuri meskipun kakak tahu kamu harus membayar mahal kepopularan ini dengan masa mudamu yang terenggut" ucap Carol sedikit lesu.

"Bukanya Aku tidak bersyukur, tetapi wajar dong Kak jika Aku ingin menikmati kebebasan walau hanya semenit saja, boro-boro bebas jalan keluar, rasanya sudah lama Aku tidak shopping, jajan di luar dan makan di restaurant kesukaanku, Aku sudah jadi alien selama ini, hidupku bagai zombie, hari-hariku disibukan belajar dan jadwal yang padat" jawab Camellia.

Carol terdiam, Dia berfikir, Camellia memiliki masa muda yang gemilang, terhormat dan sangat exclusif bak bidadari tak terjamah, tetapi sudah sangat lama Adiknya itu tidak menikmati hidup seperti kebanyakan remaja-remaja lain seumuranya, Camellia tidak memiliki teman satupun, bukan karena tidak ingin, tetapi karena tidak ada waktu untuk bermain.

"Baiklah Mill, besok kan kita ada jadwal lagi di Hotel tadi, gimana jika kita shopping, curi-curi waktu sebentar dari mamah?" Tanya Carol.

"Kak ... kakak gak kapok yah mamah pukuli" jawab Camellia yang membuka matanya dan melirik kearah kakaknya yang kadang ceroboh itu.

"Ya udah, Kita bicarain lagi besok, udah sampe nih, nanti istirahat yah jangan banyak ngobrol sama mamah" ucap Carol karena mobil sudah memasuki pekarangan rumahnya.

"Sejak kapan Aku suka ngobrol sama mamah,dia yang selalu nyerocos, tuh udah nungguin Kita padahal udah hampir jam dua" tunjuk Camellia dari jendela, terlihat kedua orangtuanya sedang berdiri menunggunya.

"Hem, baiklah my Bos, nungguin Kamu kales bukan kakak" jawab Carol mesem-mesem menggoda adiknya itu.

Seorang Bodyguard membukakan pintu mobil, Camellia dan Carol keluar, dari jauh ibunya sudah menghampirinya kemudian memeluknya.

"Oh my princes, good job sayang, Konser tadi malam begitu spektakuler, Kamu sungguh amazing, muach-muach" 

Ibu Milla terus menciumi pipi Anak kebangganya itu dan tak menghiraukan Carol yang berjalan masuk ke rumah tanpa menyapanya. Camellia melihat Carol sudah di depanya.

"Kak Carol juga sudah bekerja keras Pah, Mah" ucap Camellia.

"Hem,ayo sayang cepet cuci-cuci dulu,sikat gigi,cepetan tidur udah mau jam tiga" ajak ibunya tersebut

"Ayo masuk,my princes,papah sangat bangga" puji ayah Milla.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status