Share

Tertarik

“Maaf, aku tidak sengaja menabrakmu. Aku sedang buru-buru,” ucap Vero pada lelaki itu dengan wajah bersalah dan sedikit menahan malu.

“Apakah hanya kata maaf yang bisa seorang wanita katakan saat melakukan kesalahan pada seorang pria?” tanya lelaki itu dengan tatapan penuh arti pada Vero.

Mendapati ucapan pria itu, Vero sama sekali tidak bisa berkata-kata. Ia sudah tahu apa maksud dari ucapan pria itu. Namun, untuk marah pun Vero seperti tidak berdaya karena terpana dengan ketampanan lelaki di depan matanya itu.

Entah kenapa Vero bisa begitu terpesona dengan tubuh dan wajah tampan pria itu. Padahal, jika dibandingkan dengan Ramon tentu saja masih menang Ramon dalam segala halnya. Atau mungkin tidak, karena Vero tidak pernah mencoba tubuh pria lain semenjak ia menjadi simpanan Ramon.

Tentu saja kata simpanan lebih tepat ditujukan pada Vero saat ini. Mengingat status Vero memang hanya lah sebagai kekasih rahasia bagi Ramon. Dia sama sekali tidak pernah menyangka bahwa dirinya hanya lah akan menjadi wanita simpanan seperti saat sekarang ini. Hal dan status yang tak pernah dia ingin sandang sejak dulunya.

Namun, saat ini semua sudah terjadi dan Vero tidak punya alasan untuk kembali lagi saat ini. Gadis itu sudah pasrah dan rela menjalani kehidupan sebagai tempat pelampiasan bagi Ramon. Meski Ramon tidak pernah mengatakan perasaannya padanya, tetapid ia sangat mencintai Ramon sepenuh hatinya. Vero rela melakukan apa saja demi Ramon meski hatinya terasa sakit.

“Maaf, aku sedang buru-buru. Permisi!” ucap Vero mengakhiri percakapannya dengan lelaki itu. Namun, tiba-tiba pergelangan tangannya dicekal oleh si lelaki dengan lembut.

“Apa kau tidak ingin bertanggung jawab padaku?” tanya pria itu dengan pandangan marah.

“Tanggung jawab? Atas dasar apa kau meminta pertanggung jawaban padaku?”

Vero balik bertanya pada lelaki itu tanpa menjawab pertanyaannya. Matanya menyipit untuk  melihat dengan jelas pria di depannya saat ini.

“Kau sudah menabrak dadaku dan sekarang rasanya sangat nyeri. Aku pikir, mungkin saja dadaku mengalami cidera,” ungkapnya sambil memegangi dada yang tadi tertabrak oleh kepala Vero.

“Hah! Konyol sekali! Hanya tabrakan sedikit seperti itu tidak mungkin membuat cidera!” protes Vero dengan wajah tak percaya.

“Siapa yang tahu apa yang terjadi di dalam? Kau tidak bisa lepas dari tanggung jawab!” ancam pria itu lagi.

Vero tidak percaya, pria yang terlihat tampan dan bertubuh kekar ini memiliki sifat yang terlalu cari perhatian. Dia sangat jauh berbeda dengan Ramon. Vero tidak suka pada pria yang terlalu haus perhatian dan kasih sayang seperti itu. Dia langsung merasa ilfeel saat mendengarkan pria itu bicara dan memandangnya dengan tatapan yang aneh. Hal itu tentu saja tak luput dari perhatian pria itu.

“Aku baru saja akan datang ke apartemen abangku dan kau terlihat keluar dari dalamnya. Apa kau selingkuhan Ramon?” tanya pria bernama Reyhan itu dengan tatapan penuh selidik.

Tentu saja hal itu membuat Vero terkejut bukan main, dan mulai memperhatikan wajah Reyhan dengan seksama. Memang sedikit mirip dengan Ramon. Hanya sifat dan cara bicaranya saja yang berbanding terbalik dengan Ramon.

Vero tidak tahu harus menjawab apa pada pertanyaan Reyhan tadi dan hanya diam mematung karena tentu saja Reyhan tahu bahwa Ramon sudah memiliki tunangan bernama Miana. Dan sepertinya dia juga tahu bahwa Vero adalah selingkuhan Ramon. Entah dirinya itu adalah selingkuhan atau hanya simpanan, Vero juga tidak bisa mengartikannya.

“Kenapa kau diam saja, Nona? Apa tebakanku benar?” tanya Reyhan mendesak Vero dan mendekatkan wajahnya di depan wajah Vero. Membuat jantung Vero hampir saja melompat keluar saking kan terkejutnya dengan aksi Reyhan itu.

“Tidak. Sepertinya Anda salah paham, Tuan Reyhan. Aku hanya sekretaris Tuan Ramon,” jawab Vero berusaha berkilah.

Namun, bukan Reyhan namanya jika percaya begitu saja pada ucapan Vero. Selama ini Reyhan memang tidak berada di negara ini. Dia mengurus perusahaan bagiannya di negara Jerman. Setelah tiga tahun di sana, baru hari ini Reyhan menginjakkan kakinya di negara kelahirannya ini. Dan ia sengaja langsung datang ke apartemen Ramon karena malas pulang ke rumah orang tuanya.

Dia malas bertemu dengan ibunya yang tak lain adalah ibu tiri Ramon. Mereka memang tidak saudara kandung, tapi Ramon dan Reyhan saling menyayangi dan sangat akur sejak mereka kecil. Hanya saja mereka tidak suka dengan sikap dan sifat orang tua yang terlalu memaksa dan memerintah.

“Apakah ucapanmu itu bisa dipercaya? Kenapa aku mencium aroma perselingkuhan di sini?” tanya Reyhan lagi dengan curiga.

“Aku ke sini hanya untuk mencari dokumen yang tuan Ramon perintahkan dan sepertinya itu tidak ada di sini. Mungkin saja tertinggal di dalam hotel tempat Tuan Ramon menginap kemarin saat melakukan pertemuan bisnis dengan kolega dari Jepang,” bantah Vero lagi masih mencoba berkilah.

Sikap Vero yang tenang dan sangat meyakinkan akhirnya membuat Reyhan percaya meski hati kecilnya mencium ada ketidak beresan di sini. Namun, ia tidak ingin mempersulit pekerjaan bawahan abangnya.

Akhirnya Reyhan menarik napas panjang dan membuangnya kasar. Ia tak ingin memperpanjang masalah itu lagi dan membuat Ramon marah pada sekretarisnya karena terlalu lama di luar. Reyhan berniat untuk melepaskan Vero sebelum ekor matanya terfokus pada bekas merah di bagian dada Vero yang kancingnya lupa ia pasang.

Reyhan tersenyum simpul melihat hal itu dan tidak percaya lagi pada ucapan Vero. Ia tahu hari ini Miana baru saja datang dan mungkin tadinya Ramon sedang bercinta dengan Vero di apartemen ini. Kemudian Vero ditinggalkan begitu saja oleh Ramon karena ia harus segera ke kantor, tentu saja tunangannya yang sangat manja dan suka memerintah itu tidak ingin menerima alasan apa pun atas ketidak hadiran Ramon di kantornya.

“Pergi lah segera! Atau Mia akan menerkammu nanti! Pasti dia sudah ada di kantor Ramon saat ini,” titah Reyhan dan menatap Vero dengan mata tajam seakan bisa menembus pikiran Vero yang memang sedang cemas karena memikirkan Mia yang sedang menunggunya sejak tadi.

“Kalau begitu, lepaskan tanganku!” ucap Vero dan bola mata Reyhan berputar ke arah bawah. Dia baru menyadari bahwa tangannya masih mencengkram pergelangan tangan Vero.

Setelah melepaskan pergelangan tangan Vero, dia memandang kepergian Vero yang sangat terburu-buru. Dia yakin, Mia pasti sudah menindas gadis yang mengaku sebagai sekretaris Ramon itu.

Meski pun begitu, Reyhan sangat yakin semuanya tidak sesederhana itu dan tidak mungkin hubungan antara mereka hanya sebatas boss dan sekretaris saja. Reyhan tahu betul bahwa Ramon tidak akan pernah memasukkan sembarangan orang dalam apartemennya, apalagi seorang wanita. Bahkan Mia saja tidak pernah menginjakkan kakinya ke apartemen Ramon ini.

“Wanita itu sangat menarik. Sepertinya, aku harus mencurinya dari Ramon sebelum terlambat,” gumam Reyhan dan tersenyum penuh arti sebelum melangkahkan kaki memasuki apartemen Ramon.

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Goresan Pena93
semangat madam
goodnovel comment avatar
ᴸᵃ𝐒𝐞𝐧𝐨𝐫𝐢𝐭𝐚
ohh Rayhan kenal Raymond
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status