Home / Romansa / Skandal Panas Sang CEO / Pertemuan Pertama

Share

Pertemuan Pertama

Author: icher
last update Last Updated: 2023-01-19 12:30:54

Ramon meninggalkan Vero yang masih berada di dalam kamar mandi dan membersihkan diri. Ada sebuah perasaan sedih yang tiba-tiba menjalar di dalam diri Vero. Meski ia sudah tahu sejak awal bahwa dirinya hanya lah menjadi pelampiasan saja bagi Ramon. Bahkan, sampai saat ini Ramon tidak pernah mengatakan cinta pada Vero.

“Apa yang akan terjadi selanjutnya antara aku dan Ramon kalau Miana datang? Apakah aku akan benar-benar tercampakkan? Aku ... sepertinya itu akan aku alami,” isak Vero yang kembali mengenang nasib buruknya itu di depan cermin rias.

Mereka menjalani hubungan begitu saja dan atas dasar suka sama suka. Apalagi, Ramon juga memberikan nominal uang belanja yang tidak sedikit pada Vero setiap minggunya. Memang sikap Ramon sangat lembut dan penyayang pada Vero.

Tapi, itu hanya saat mereka berdua saja. Jika mereka sedang di kantor, Vero dan Ramon bersikap sangat professional dan sangat menjaga jarak. Sehingga, tidak satu pun kabar miring beredar tentang mereka berdua, meski mereka adalah CEO dan sekretaris.

Biasanya, dua jabatan yang saling berhubungan itu akan santer dengan isu-isu miring karena memang banyak sekali terjadi affair antara bos dan bawahannya itu. Namun, berkat kerja sama Vero dan Ramon hal itu tidak berlaku untuk mereka berdua.

Tentu saja itu sangat menguntungkan bagi Ramon. Di mana ia harus menjaga perasaan tunangannya yang tak lain adalah anak seorang pengusaha kaya yang sudah dijodohkan dengannya demi kepentingan bisnis. Tidak menutup kemungkinan juga andai Miana tahu affair Ramon dengan Vero, pria itu sama sekali tidak peduli.

“Aku berasal dari keluarga yang berantakan. Ayahku penjudi dan suka bermain wanita, sedangkan adik laki-laki seorang pencandu yang selalu saja kena masalah hukum. Aku tidak bahagia dalam keluargaku dan kurang perhatian juga kasih sayang. Hanya saat bersamamu, aku bisa mendapatkan semua itu dan merasakan hidup yang sesungguhnya,” ungkap Vero sembari menatap wajah Ramon di layar ponselnya saat ini.

“Tidak! Aku tidak boleh lemah dan menyerah. Masih ada Key yang harus aku perjuangkan masa depan dan hidupnya. Aku akan melakukan semuanya demi Key,” batin Vero pula dengan penuh tekad saat mengingat adik bungsunya yang masih berkuliah.

Hanya untuk Key lah selama ini Vero berjuang keras mendapatkan uang dan membiayai semua kebutuhan Key. Itu juga karena hanya Key lah satu-satunya anggota keluarga yang dekat dan peduli dengannya.

“Kenapa dia harus kembali begitu cepat? Atau kah aku yang sudah terlalu nyaman menikmati tubuh dan sentuhan yang tidak seharusnya aku miliki?” tanya Vero bermonolog sambil memperhatikan penampilannya di depan cermin.

“Apakah setelah ini, aku dan Ramon tidak akan bisa lagi bertemu dan bercinta seperti biasa lagi?”

Ada raut kesedihan yang terpancar jelas di wajahnya. Tentu saja Vero merasa tidak bisa melepaskan Ramon begitu saja. Tetapi dia juga tidak bisa menahan Ramon karena memang Ramon bukan lah miliknya. Tiba-tiba saj ponsel Vero berdering dan itu adalah panggilan dari Mr. R yang tak lain adalan nama untuk Ramon. Dengan wajah sumringah, jemari lentik Vero menggeser gambar telepon berwarna hijau itu ke atas dan menjawab panggilan Ramon dengan sangat lembut.

“Apa kau sudah merindukanku secepat ini?” tanya Vero dengan nada manja dan menggodanya.

“Apa maksudmu? Di mana kau sekarang? Apa kau mau dipecat?” tanya suara perempuan dengan nada tinggi dan nyaring yang bahkan tidak menjawab pertanyaan Veronica tadi.

Jantung Vero serasa akan meloncat ke luar saat mendengar semua itu. bagaimana tidak, jika yang bicara dengannya saat ini adalah Miana. Tunangan Ramon yang terkenal sangat ambisius, galak, dan kasar.

Dia suka memerintah semua karyawan di sana sesuka hatinya seolah ia sudah menjadi nyonya besar di perusahaan itu. Dan tentu saja Ramon mendiamkan saja sikap tunangannya itu. Meski Ramon memang mencintai Miana, ia tentu saja juga memanfaatkan Miana karena Miana adalah anak dari pengusaha nomor satu di negara itu.

“Ma-maaf, Nona. Saya ada urusan di luar kantor dan tadi sudah izin sama Tuan Ramon,” jawab Vero yang tak ingin disalahkan sepihak. Tentu saja Ramon harus membantunya dalam masalah ini.

“Benar kah begitu?” tanya Miana seolah enggan untuk percaya.

“Tentu saja, silakan tanya pada tuan Ramon sendiri, Nona.”

“Sayang, apa dia sudah minta izin padamu? Mengapa kau membiarkannya pergi? Sudah kukatakan untuk jangan terlalu baik pada bawahan, mereka bisa menginjakmu nanti!”

Vero mendengar pertanyaan dan omelan Vero dari seberang telepon, yang tentu saja itu ia tujukan pada Ramon. Namun, Vero tidak bisa mendengar jawaban yang diberikan Ramon pada wanita manja dan posesif itu.

“Vero! Cepat ke kantor dan bawakan aku cake red velvet dari Keke Bakery. Setelah itu buatkan aku the hijau buatanmu sendiri. Kau tahu kan, aku hanya percaya minuman yang kau buat saja jika di kantor ini?”

“Ba-baik, Nona Miana. Aku akan segera datang, kebetulan ini juga tidak jauh dari kantor.”

“Sudah berapa kali aku katakan, jangan memanggilku dengan nama lengkap seperti itu! Cukup Mia saja!” teriak Miana dengan nada tinggi hingg Vero terpaksa harus menjauhkan ponsel dari telinganya.

Lalu, Miana memutuskan sambungan telepon itu secara sepihak tanpa aba-aba dan Vero tidak heran lagi dengan sikap Miana itu. Vero hanya bisa patuh dengan semua perintah dari Miana dan melapangkan dada dari kata kasar dan sikap arogan wanita itu. Karena tidak bisa menolak semua perintah dan ucapan Miana.

Bagaimana jika nanti Miana meminta Ramon memecatnya dan Ramon pun mengiyakan? Dengan apa Vero akan membiayai uang masuk kuliah Key jika sudah tidak bekerja lagi. Jadi, dia terpaksa menerima dan bersabar dengan keadaan. Hanya terkadang, Ramon akan datang ke apartemennya dan mengiburnya dengan penuh kata mesra dan perlakuan manja. Semua itu sanggup menghilangkan penat dan kekesalan Vero terhadap sikap Miana itu.

Veronica tidak bisa berbuat banyak dan akhirnya segera merapikan diri dan bergegas keluar dari apartemen Ramon. Dia harus segera membeli dan membawakan semua yang Miana minta. Vero tidak mau mendapatkan masalah dari wanita yang sebentar lagi akan nyonya di perusahaan itu juga.

Bruk ….

Bunyi benda beradu dan ternyata itu adalah kepala Veronica yang menabrak tubuh seorang lelaki berbadan tinggi dan sepertinya memiliki dada dan perut yang sangat keras. Itu terbukti saat Vero meringis menahan sakit sembari memegang keningnya yang terantuk di sana.

“Apa kau tidak bisa melihat jalan dengan baik, Nona?” tanya sebuah suara bass seorang pria dan Vero langsung menatapnya dengan lekat.

Tampan. Itu lah kata pertama yang ada di dalam pikiran Vero saat melihat sosok pria itu dan hatinya bergetar. Vero tak bahkan tak bisa berkata apa-apa seakan dia baru saja terhipnotis oleh ketampanan pria itu. “Siapa dia?” tanya Vero dalam hatinya dan memasang wajah kagum yang tak bisa dia sembunyikan dari pria itu.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (7)
goodnovel comment avatar
Abdan Yaqzhan Wildany
semakin seru aja
goodnovel comment avatar
Yessy Susanti
smoga aj it jdoh ny Vero y
goodnovel comment avatar
Saleh Priono
vero bertemu dgn seseorang yg menabraknya ketika vero ke kantor boss krn disuruh oleh miana membuatkan teh
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Skandal Panas Sang CEO   S2 - Teriakan Alesha

    “Tidak perlu melakukan apa-apa. Cukup tetap di sini dan jangan pernah pergi lagi dari hidupku,” jawab Vero dengan suara yang nyaris tak terdengar.“Aku tidak akan pergi ke mana-mana lagi, Sayang. Aku akan tetap di sini bersamamu dan anak kita – William. Bersama Petrus dan Alesha, orang-orang yang selama ini setia menjaga kalian berdua selama aku tidak ada di sini.”“Benarkah? Kau tidak akan pernah pergi lagi? Apa kau bisa berjanji?”“Tentu saja aku berjanji padamu, Sayang. Aku tidak akan pernah lagi meninggalkanmu kecuali saat aku dipanggil Tuhan. Saat aku tiada pun, aku akan tetap di sisimu meski kau tidak bisa melihatku lagi,” ungkap Rayhan dengan penuh keharuan pada Vero.Alesha dan Petrus yang mendengarkannya merasa sangat terharu dan sedih. Apalagi, bagi Petrus itu adalah kali pertama dia mendengar Rayhan bicara sangat puitis dan menyentuh hati. Selama ini, Rayhan yang Petrus dan semua orang kenal adalah pria kejam tanpa rasa belas kasihan. Namun, kehadiran Vero dalam hidup Rayha

  • Skandal Panas Sang CEO   S2 - Aku Tuan Mudamu!

    Tanpa diduga tubuh Vero merosot dan dengan cepat kedua tangan Rayhan menyambutnya. Vero tak sadarkan diri dan segera digendong kembali ke kamar oleh suami yang tampak begitu sangat mengkhawatirkannya. Tidak lupa juga sepasang suami istri yang selama ini sudah menjaga dan merawat Vero selama Rayhan tidak berada di rumah mewah ini.“Apa yang terjadi pada Vero?” tanya Alisha tentu saja dengan panik.“Sepertinya, Vero masih belum bisa menerima semua yang terjadi hari ini dengan baik. Jadi, pikiran dan perasaannya terlalu banyak bekerja dan membuat daya tahan tubuhnya kembali melemah,” terang Rayhan seolah tahu segalanya tentang Vero.“Bagaimana kau bisa tahu semua itu, Ray?”“Aku mengikuti semua perkembangan Vero meski aku tidak berada di sisinya selama ini, Al. Aku merasa ingin sekali terbang ke sini setiap waktu. Tapi, aku tidak bisa melakukan itu.”“Kenapa? Apa yang sebenarnya terjadi?”“Kau tidak akan pernah bisa memahami semua yang terjadi di masa lalu, Al. Aku bersyukur karena kalia

  • Skandal Panas Sang CEO   S2 - Penjelasan Rayhan

    Saat Alesha dan Petrus masuk ke ruang tengah rumah mewah itu, mereka melihat pemandangan yang sudah lama tidak terlihat di sana. Rayhan dan Vero bermesraan sambil menuruni anak tangga. Bersenda gurau layaknya pengantin baru yang masih hangat dalam memadu cinta.“sayang, apa kau lihat itu?” tanya Alesha pada Petrus dengan suara berbisik ke Alesha.“Tentu saja, Sayang. Penglihatanku masih sangat bagus untuk wanita seusia diriku.” Alesha menjawab dengan suara yang tak kalah halusnya lagi.“Kalau begitu, apa menurutmu kita akan tetap ke sana?”“Menurutku itu bukanlah pertanyaan yang harus dijawab, Sayang.”“Kalau begitu, mari kita kembali lagi ke rumah.”“Baiklah, Sayang.”Pasangan yang harmonis dan tampak awet muda itu pun berniat untuk berbalik kembali ke rumah mereka. Sejatinya, mereka tidak ingin mengganggu pasangan yang sedang di mabuk cinta untuk kedua kalinya itu. Meski usia mereka sudah tidak lagi muda, tapi semangat cinta jelas tampak masih sangat membara.Tanpa keduanya sangka,

  • Skandal Panas Sang CEO   S2 - Berkumpul Kembali

    Rayhan dan Vero menghabiskan waktu sekitar satu jam di dalam kamar untuk melepaskan kerinduan belasan tahun yang mereka tahan dan pendam. Tentu saja tidak satu pun dari orang yang ada di rumah itu berani mengganggu keduanya. Mereka tentu mengerti apa yang terjadi di dalam kamar pengantin baru itu.Di pavilliun tempat Alesha dan Petrus selama ini tinggal dan mengawasi William juga Vero selama Rayhan tidak ada bersama mereka.“Sayang, apa yang terjadi sebenarnya? Ke mana selama ini Rayhan pergi? Apa kau sungguh-sungguh tidak tahu ke mana dia pergi dan menghilang?” tanya Alesha dengan tatapan serius pada suaminya.“Aku benar-benar tidak tahu, Sayang. Apa kau tidak percaya padaku?”Rayhan justru balik bertanya setelah menjawab pertanyaan Alesha. Dia tidak menyangka jika itu adalah pertanyaan yang akan pertama dipertanyakan oleh Alesha saat mereka sampai di rumah.Meskipun begitu, tetap saja Petrus tidak bisa menyalahkan istrinya. Dia justru merasa bangga kepada Alesha. Setelah sekian lama

  • Skandal Panas Sang CEO   S2 - Aku Tidak Mudah Lupa

    “Apa yang kau lakukan di sini, Sayang?”Pria yang sedang mengamati Rayhan dan Vero dari kejauhan itu pun terkejut mendengar suara wanita di dekatnya. Satu tangan juga terasa menyentuh pundaknya dengan sangat lembut. Pria itu tak lain adalah orang kepercayaan Rayhan yang tidak ingin lagi terjadi apa-apa pada majikannya yang baru saja kembali setelah belasan tahun pergi.“Sayang! Kau mengejutkanku,” kata Petrus pada istrinya – Alesha.“Kenapa kau harus terkejut? Memangnya, apa yang sedang kau lakukan di sini?” tanya Alesha dengan kening berkerut.“Aku sedang menjaga tuan muda dan istrinya, Sayang.”“Apa yang terjadi pada mereka? Di mana mereka sekarang?” tanya Alesha yang justru menjadi cemas.“Mereka ada di dalam mobil. Sepertinya, suasana sedang tidak bersahabat jika kita berada di sekitar mereka,” jawab Petrus yang sudah melihat dengan jelas semua hal yang terjadi di dalam aula tadi.“Aku mengerti, Sayang. Tentu saja kita tidak boleh mengganggu sepasang pengantin baru itu,” kata Ales

  • Skandal Panas Sang CEO   S2 - Tuduhan Vero

    Rayhan tidak menyangka jika ternyata reaksi Vero akan seperti itu. Tadinya, dia sudah merasa bahagia karena akhirnya bisa kembali dan berkumpul lagi bersama Vero dan juga William. Namun, karena percakapannya bersama William barusan, ternyata Vero langsung marah.“Dad, tidak apa-apa. Aku sangat mengenal mami dan aku tahu dia hanya sedang syok saja. Sebaiknya, kita biarkan mami sendiri dulu,” jelas William kepada Rayhan dengan santai.“Tidak, Nak. Aku yang lebih mengenal mami-mu itu terlebih dahulu sebelum kau. Aku akan pulang bersamanya.” Rayhan membantah saran dari William.“Daddy benar juga. Tentu saja Daddy yang lebih mengenal mami dari pada aku, karena aku baru ada setelah kalian bersama.” William tersenyum menggoda pada ayahnya itu.Rayhan yang masih saja tampan seperti dulu, menyaingi ketampanan putra semata wayangnya dan jelas mencuri perhatian semua orang yang ada di sana. Apalagi, ketika tadi nama Vero dan Rayhan dipanggil untuk menemani William ke atas panggung, semua orang m

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status