Share

7. Ada Wanita Lain

Author: R. Angela
last update Last Updated: 2024-05-20 23:48:28

"Awuu, sakit, Nas!"

"Makanya mulut itu dijaga, jangan asal ngomong aja!" umpat Nasya kesal. Dia jadi 'bete' dengar celetukan Airin.

"Terus kenapa gak minta haknya dari kamu?" susul Airin membuka pintu, lalu masuk lebih dulu ke kamar.

Nasya juga bingung harus jawab apa. Dia juga tidak tahu kenapa suaminya begitu.

"Ai, apa aku ini gak menarik, ya?"

"Kata siapa? Kamu itu sempurna. Udah, gak usah dipikirin. Kesalahan bukan ada pada kamu, tapi dia!"

Nasya mengikuti Airin, berbaring di samping gadis itu. Keduanya menatap langit-langit kamar. Kedua gadis itu sibuk dengan isi pikiran masing-masing, diam, hingga akhirnya tertidur.

***

"Sore, Bu, rajin amat," sapa Nasya mendekati mertuanya. Risma menoleh dan tersenyum, meletakkan semprotan di atas meja.

"Baru, pulang, Nas?"

"Iya, Bu. Ini titipan dari mami." Nasya menyerahkan goodie bag pada Risma yang diterima dengan senang hati.

"Apa ini?"

"Opor sama ada kue nastar."

Pembicaraan mereka terputus saat Chris tiba. Nasya segera buang muka setelah mereka saling adu pandang.

"Chris, kamu sudah pulang. Bentar, Mbak siapin makan malam. Ada opor ayam dari maminya Nasya. Enak deh, masakannya." Risma sudah berlalu, masuk ke dalam membawa pemberian Nasya.

"Tunggu! Mas Dika mana?" tanya Nasya menghentikan langkah Chris. Buru-buru Nasya berjalan dan berdiri di depannya.

"Gak sopan. Orang nanya malah dicuekin. Selain minim akhlak, mines pendengaran juga, ya?"

"Kata orang, wanita yang jarang dibelai memang suka uring-uringan. Kayaknya benar ya," jawab Chris menarik sudut bibirnya. Hari ini dia sangat sibuk dan menemukan beberapa

masalah di kantor, jadi tidak ingin mengajak Nasya berperang. Tapi, sudah berusaha menghindar, justru Nasya yang mendekat.

Nasya sudah mengepal tangan di sisi tubuhnya, ingin diangkat dan menampar Chris. Tapi, suara mertuanya dari dalam sana, menyadarkan Nasya.

Chris sendiri lihat bola mata Nasya yang melorot marah menyala padanya. Lalu dia tersenyum lembut.

"Suami kamu masih ada kerjaan mungkin. Meski satu perusahaan, tapi dia tidak satu gedung dengan ku, jadi aku tidak tahu posisi dia saat ini," terang Chris melembut. Meski lelah, tapi Chris tidak ingin membuat Nasya lebih kesal lagi padanya. Setelah menjelaskan, Chris pun berlalu.

Nasya jadi tertegun. Sedikit terkejut. Pria yang dianggap paling menyebalkan se-Indonesia raya itu ternyata bisa berkata lembut.

"Jangan tertipu, Nas. Justru buaya seperti dia itu punya 1000 wajah!" cicitnya terus mengamati punggung Chris.

***

Sudah pukul 10, Dika masih belum pulang. Sejak menikah, pria itu memang sering pulang malam, tapi selambat-lambatnya jam sembilan sudah di rumah.

Nasya bergerak gelisah menanti, hingga pukul 11 belum juga ada tanda Dika pulang.

"Gak usah ditunggu. Dia punya kaki dan belum amnesia, pasti ingat jalan pulang!"

Nasya menoleh ke samping. Sejak kapan Chris sudah ada di balkon kamarnya? Kembali pria itu berubah menjadi pria yang menyebalkan.

"Om bisa gak usah gangguin aku? Dekat-dekat Om buat tambah dosa, tau gak? Pengen nonjok rasanya."

"Kemarin-kemarin kamu bilang dekat saya nyaman, hangat, dan saat disentuh, kamu bilang nikmat," jawab Chris tersenyum, untuk yang terakhir dikatakannya dengan suara lebih rendah.

"Dasar pria brengsek!" umpat Nasya menghentak kaki ke lantai, lalu memutuskan masuk ke dalam kamarnya. Suasana hatinya semakin buruk.

Entah berapa lama Nasya menangis hingga tertidur. Saat dia terbangun pukul lima pagi karena ingin ke kamar mandi, Dika sudah berbaring di sampingnya dengan memeluk perut Nasya.

Nasya berbaring miring menatap lekat wajah suaminya. Tampan dan Nasya begitu mengagumi Dika. Perasaan cinta juga mulai tumbuh, tapi mengapa Nasya merasa kalau Dika belum mencintainya.

Tiba-tiba saja Nasya teringat ucapan Airin. Bagaimana kalau sebenarnya Dika punya wanita lain. Wanita yang dia kenal dan sudah menjalin hubungan dengannya sebelum mereka menikah.

Bulir bening dari mata Nasya merembes di pipi. Kalau benar ada wanita diantara mereka hingga Dika tidak menyentuhnya, artinya, Nasya sudah menjadi orang kedua diantara mereka. Nasya juga jadi ingat saat perjodohan, Dika juga tidak menerimanya.

"Ya, Tuhan, apa yang harus aku lakukan?" cicitnya menahan tangis. Diremasnya dada yang terasa perih.

***

Nasya bangun lebih pagi hari ini. Sejak pukul lima dia tidak bisa tidur lagi. Nasya memutuskan untuk berendam di bathtub, keramas dan melakukan perawatan diri.

"Pagi," Nasya dengan senyuman cerah. Dia mengibaskan rambut basahnya dan memilih duduk di meja makan. Bergabung bersama Chris yang sudah rapi dan juga ayah mertuanya.

"Pagi, Nasya. Apa suamimu belum bersiap-siap? Hari ini ayah ingin ikut ke kantor," ujar Anton lembut seperti biasanya.

"Bentar lagi juga turun, Yah," sahut Nasya tersenyum. Tanpa melihat ke depan, dia tahu kalau saat ini Chris sedang melihatnya.

Nasya sengaja memasang wajah cuek, tapi tetap tersenyum, mempertahankan pose wajah cantik. Dia sudah memikirkan cara terbaik untuk melawan ejekan Chris terhadapnya.

Anton pamit lebih dulu karena memang sudah menghabiskan sarapannya, meninggalkan keduanya yang masing-masing sudah pasang kuda-kuda.

"Hari ini kau terlihat segar?"

Nasya kembali mengibaskan rambut basahnya. Biasanya sehabis keramas, Nasya pasti akan mengeringkan rambutnya dengan hair dryer, kali ini dia sengaja agar Chis tahu kalau dia keramas.

"Tentu saja. Aku sangat bahagia. Om tahu, aku gak bisa tidur semalaman. Mas Dika begitu mengagumkan. Sejak subuh hingga matahari muncul, mas Dika masih menggodaku. Lihat aja nih, terpaksa keramas pagi-pagi begini," ucap Nasya kembali mengibaskan rambut, tersenyum puas melihat wajah Chris yang terlihat kesal atas ucapan Nasya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Skandal Pernikahan: Satu Malam Bersama Paman Suamiku   123 Bahagia itu Kita

    Elena tidak bisa menolak. Bukan hanya sekedar karena Raka akan membantu keluarganya, tapi jauh dari itu, dia juga menyimpan rasa pada Raka. Tidak dibuat-buat, mengalir begitu saja. Elena yakin, kalau Raka mampu membahagiakan dirinya. Pernikahan putra bungsu Dirga digelar di ballroom hotel dengan banyak tamu undangan dari kalangan pebisnis, publik figur, sampai semua karyawan perusahaan diundang. Banyak yang terkejut, tidak menyangka kalau atasan dan bawahan itu akhirnya dipersatukan dalam mahligai rumah tangga. "Kamu terlihat gugup," bisik Raka memandang lembut istrinya. Elena tersipu malu. Kini sudah resmi jadi suami istri, tapi rasa gugup dan deg-degan di dalam hatinya belum juga surut. Ada kalanya Elena mencubit tangannya, demi memastikan kalau dia sedang tidak bermimpi. Raka putra Dirgantara kini sudah jadi suaminya. "Sedikit," jawabnya pelan, hanya sekali mengangkat kepala lalu kembali menunduk tak tahan dengan tatapan mesra Raka. Raka menarik tangan Elena, menyelipkan j

  • Skandal Pernikahan: Satu Malam Bersama Paman Suamiku   122. Menikah Saja

    "Bagaimana permintaan papi?" Dirga sudah muncul dan duduk di samping Raka yang tengah duduk di teras rumah menikmati kesunyian berteman secangkir kopi. Ayahnya kembali mendesak, tidak mungkin terus menghindar. Tapi, kalau dituruti juga dia tidak punya kandidat. Puas pacaran selama kuliah, menjadi sosok badboy, membuat Raka tidak lagi minat pada pernikahan. Ambisinya sudah terikat dengan urusan kantor. Ada kalanya dia menerima tawaran dari beberapa temannya untuk kumpul di sebuah bar, minum dan menikmati dunia malam. "Hei, kau dengar tidak? Diajak ngobrol kok, malah diam?" "Dengar, Pi. Tapi untuk saat ini aku masih belum ada jawaban untuk pertanyaan papi." Lebih baik pembicaraan ini langsung diputus, jangan lagi ada perpanjangan. "Kalau begitu kamu menerima putusan dari papi. Biar papi jodohkan pada anak teman papi aja," sambar Dirga tidak memberi celah. Terlalu lama bersabar dengan putra bungsunya ini, kalau tidak gerak cepat, bisa-bisa, dia tidak jadi menikah. "Jangan

  • Skandal Pernikahan: Satu Malam Bersama Paman Suamiku   121. Ingatan Tentangmu

    "Wajah kamu kenapa?" Raka memiringkan kepala, mencoba melihat lebih jelas ke arah pipi Elena yang dia temui pagi ini di lift. "Gak papa, Pak," jawabnya singkat. Rambut panjangnya dibiarkan menutup pipi sebelah kanan, agar memar bekas tampar ibu tirinya tidak terlihat. Kalau bukan karena demi ayahnya, dia pasti sudah kabur lagi dari rumah.Elena mengutuk keberadaan ibu tirinya ada dalam hidup mereka, bukan memberi kebanggaan bagi ayahnya, justru derita. Elena harus menerima kekejaman dan penyiksaan ibu tirinya karena sudah menolak pernikahan dengan Edgar. Mau bagaimana lagi, dia tidak menyukai pria yang sombong dan sok berkuasa itu. Kalau dari hikayat Edgar yang dia dengar dari orang tuanya, harusnya pria yatim piatu itu berbudi pekerti dan bersikap baik, bukan justru sebaliknya. Dia juga tidak merasa perlu dinikahi Edgar karena permintaan terakhir Jason. Bahkan dengan Jason sendiri pun dia belum terlalu yakin, semua ini juga karena keluarganya yang memaksa dia harus menikah deng

  • Skandal Pernikahan: Satu Malam Bersama Paman Suamiku   120. Cinta Hingga Maut Memisahkan

    Rasa penasaran Nasya menggerogoti pikirannya hingga tidak bisa tidur malam itu. Tidak sabar menunggu datangnya pagi agar dia bisa mencari Chris. Jelas kalau suara wanita yang dia dengar tadi milik Helen. Pertanyaan, mengapa malam selarut itu Chris ada bersama Helen? Memikirkan banyak kemungkinan buruk yang akan terjadi, membuat Nasya tak kuasa menahan air matanya. Apakah dia akan kehilangan Chris lagi? Apakah hati pria itu sudah berubah, kembali pada Helen? Segala tanya dia simpan hingga esok. Penantian Nasya berakhir. Langit sudah terang, begitu cerah, tapi tetap saja tidak bisa menghilangkan cemas di hatinya. "Pagi sekali, mau kemana?" tanya Anisa mendapati Nasya di anak tangga terakhir. Dia sudah bersiap, terlihat cantik meski kantong mata tetap menunjukkan kebenaran kalau dia semalaman tidak tidur. "Mau mencari Chris!" jawabnya tegas. Dia tidak perlu melirik ke arah Dirga yang saat itu juga ada mendengar obrolan mereka, karena dia yakin kalau ayahnya pasti saat ini tengah

  • Skandal Pernikahan: Satu Malam Bersama Paman Suamiku   119. Kebohongan Telah Usai

    Helen tidak tahu bagaimana lagi menyembunyikan wajah malunya. Di tengah semua tatapan menghakimi orang di kafe itu, dia mencoba untuk tetap bisa berdiri. Kalaupun mau mundur lagi, sudah kepalang tanggung. "Bagaimana, Bu, kita tetap melanjutkan tujuan kita kemari?" teguran dari petugas menyadarkan dirinya. Dengan ragu, Helen mengangguk. Dia akan terus berjuang, menggunakan kesempatan terakhirnya. Siang itu, Nasya membuat sedang ada di ruangannya. Kristal ikut bersamanya ke kafe dan sedang mencoba membujuk putrinya itu untuk tidur siang, jadi huru-hara di luar sana tidak sampai ke telinganya. Namun, begitu mendapati pintu ruang kerjanya didobrak, Nasya mengalihkan pandangannya. "Bapak ada kepentingan apa masuk ke mari?" tanya Nasya sewot, pasalnya menidurkan Kristal, dia harus ikut berbaring dan gaunnya sedikit tersingkap menunjukkan paha mulusnya. "Itu orangnya, Pak, tangkap saja!" seru Helen yang ternyata sudah ada di belakang petugas. Secara paksa, petugas menyeret Nas

  • Skandal Pernikahan: Satu Malam Bersama Paman Suamiku   118. Huru Hara

    Acara pernikahan itu pada akhirnya batal. Keluarga Ferdi tetap tidak terima. Mereka menuntut keluarga Nasya dengan tuduhan penjebakan. Namun, Dirga sudah tidak mau mendengar apapun penjelasan keluarga Ferdi, disaat itu juga diminta untuk membatalkan pernikahan itu. Sekarang, setelah semua orang pamit pulang dengan tanda tanya besar dalam hati mereka, kini semua anggota keluarga duduk di saling berhadapan. Rapat keluarga dimulai. Dirga duduk berdampingan dengan Anisa, mengamati Chris dan Nasya yang duduk tepat di depan mereka. Di sisi lainnya ada Raka, dan pasangan suami istri, Radit dan Airin. "Jelaskan!" perintah Dirga, menatap lekat pada wajah Chris. Matanya memicing, tanda tidak suka karena Chris menggenggam tangan Nasya dengan erat. Mengapa putrinya bisa bersama Chris sementara waktu itu, pria yang disebut bernama Andrew ini justru diusir Nasya. "Papi," Nasya mulai angkat bicara. Dia ingin menjadi tameng bagi Chris atas interogasi ayahnya. Tatapan Dirga pada suaminya s

  • Skandal Pernikahan: Satu Malam Bersama Paman Suamiku   117. Jangan Meninggalkan ku lagi

    Nasya tidak perduli kalau air matanya akan menghancurkan hasil karya-karyas pengantin yang sudah lebih 2 jam memoles wajahnya tadi. Meski mencoba untuk menahan air matanya tetap saja turun setelah mendengar semua cerita Chris. "Jangan menangis lagi, aku minta maaf karena sudah membuatmu menderita dan menungguku terlalu lama," bisik Chris sembari terus mengusap punggung Nasya yang menangis dalam pelukannya. Tuhan begitu sayang kepadanya, di saat dia akan terperangkap dalam jebakan Ferdi, keajaiban datang dan membuatnya mengetahui sifat busuk pria itu dan kini kebahagiaan nya disempurnakan lagi oleh berita yang baru dia dengar dari Chris. "Sayang, jangan menangis lagi, aku semakin bersalah," bujuk Chris lembut. Nasya tidak terima, dia memukul dada bidang Chris, kesal, tapi juga sangat bahagia. Kesal karena harus melalui penderitaan yang panjang berpisah dengan pria itu, tapi senang karena mengetahui kalau suaminya belum meninggal dan dia kini bersamanya. "Ini seperti mimpi. Aku t

  • Skandal Pernikahan: Satu Malam Bersama Paman Suamiku   116. Pria Pendusta Hidung Belang

    Lily batal tinggal di rumah orang tua Nasya. Dia menempatkan wanita itu di rumahnya bersama Bi Sumi yang selama ini mengurus rumah mereka yang sudah lama ditinggalkan setelah kepergian Chris. Ingin sekali rasanya menolak, takut merepotkan Nasya dan keluarganya, tapi Nasya tetap bersikeras meminta wanita itu tetap tinggal di rumahnya. Setelah selesai mengamankan Bu Lily, Nasya dan Airin meneruskan rencana mereka ke toko perhiasan, mengambil perhiasan milik Anisa. Sesaat Nasya berangkat mencari Lily, ibundanya menghubungi meminta anaknya singgah ke toko perhiasan. "Tunggu, itu bukannya-" Airin menghentikan ucapannya dan menarik tangan Nasya untuk mundur. Mata Nasya mengikuti telunjuk Airin. Benar, dia mengenal pria yang sedang memeluk pinggang wanita bertubuh sedikit berisi. "Itu mas Ferdi!" desisnya tidak percaya. Pria yang akan berubah status menjadi suaminya besok justru jalan berduaan dengan wanita lain. Jangan bilang wanita itu saudara, sepupu atau kerabat, tidak ada hubungan

  • Skandal Pernikahan: Satu Malam Bersama Paman Suamiku   115. Menemukan Persembunyian Lily

    Kejadian di salon itu menorehkan luka sekaligus trauma yang cukup besar. Kalau bukan Radit datang menjemput mereka, Nasya tidak akan berani keluar dari salon itu. Imbasnya, saat Ferdi menyarankan mempercepat pernikahan mereka, Nasya manut saja. Dia menyerahkan semua urusan pernikahannya yang kali ketiga ini pada Anisa dan ibu Ferdi, sementara dia hanya mengurung diri di kamar menangisi takdirnya. "Nay, kamu mau kemana? Gak baik keluar rumah lagi. Besok kamu menikah, sebaiknya jangan pergi," tegur Anisa yang mendapati putrinya itu sudah rapi dan bersiap pergi. "Sebentar aja, Mi. Cuma mau bertemu seseorang," balas Nasya. Baru saja dia mendapatkan pesan dari Airin. Orang suruhannya berhasil menemukan alamat Lily dan sekarang dia ingin mengunjungi wanita itu hanya sekedar ingin memastikan kalau Lily baik-baik saja. "Gak boleh! Nanti mami dimarahi papi kamu." "Mi, please." Nasya menyatukan telapak tangan di depan dada. Suaranya diusahakan pelan agar Kristal yang sedang tidur siang tid

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status