Share

Bab 5. Permainan Malam Pertama

Author: Dewiluna
last update Last Updated: 2025-09-10 14:34:09

“Selamat pagi, Om.” Fiore meletakkan omelette yang baru saja ia buat untuk Ethan.

Rumah Ethan yang besar itu tidak memiliki asisten rumah tangga yang menetap. Hanya tenaga pembersih yang kadang dipanggil saat dibutuhkan. Tidak banyak stok makanan yang ada, jadi Fiore hanya membuat menu seadanya.

“Om mau minum kopi atau susu?”

Fiore dengan sigap menawarkan. Meski Ethan hanya menggumam pelan dengan wajah tak tertarik, pria itu tetap duduk di meja makan.

“Enak enggak?” Fiore bertanya saat Ethan mengunyah suapan pertama.

Ethan tidak menjawab, hanya berdehem singkat. “Kamu sudah sembuh?”

Tak mau menjawab, Fiore mengalihkan pandang. Ia berpura-pura tidak mendengar, dan malah sok sibuk menyendok makanan.

“Kalau sudah sembuh, nanti malam aku antar kamu pulang setelah kerja.”

Fiore berhenti bergerak seketika. Ia menarik napas dalam dan mulai mengunyah dengan tidak bersemangat. Makanan yang sudah payah ia buat langsung terasa hambar.

“Bukankah kamu harus kuliah? Kamu enggak bolos kuliah selama ini, kan?” sindir Ethan dengan sudut mata yang menusuk.

Fiore angkat bahu. “Enggak, kok.” Ia bukan bolos, hanya tidak masuk saja.

Selama ini Fiore juga bisa masuk sesuka hatinya. Sebagai salah satu mahasiswa paling jenius, ia mendapatkan banyak keistimewaan. Dulu. Entah sekarang akan bagaimana. Setelah kemampuan bermain biolanya hilang, apakah ia masih akan diperlakukan sama.

“Tunggu aku nanti malam,” ucap Ethan seraya berpamitan.

Fiore hanya mengangguk gamang. Ia merapikan sisa sarapan mereka sebelum kembali ke kamar.

“Kenapa dia seperti es batu?” Sudah dua minggu Fiore tinggal di rumah Ethan, tapi Ethan sama sekali tidak meliriknya. Kecuali di hari pertama saat Fiore datang dalam keadaan sakit. Atau ketika dokter datang untuk mengecek keadaannya secara berkala.

“Apa aku harus berpura-pura sakit?” Fiore melepaskan sesaat arm sling yang ia gunakan.

“Bahuku ini tak terlihat di matanya, kah?” geram Fiore keras.

Fiore membuatkan sarapan untuk membuat Ethan tersentuh, tapi ia malah diusir. Harusnya ia berbaring saja seharian.

“Pokoknya, aku enggak mau kembali ke rumah Wijaya!” ujar Fiore lantang.

Untuk apa kembali? Semua orang mengabaikannya di sana.

“Tante Natasha juga enggak pernah pulang. Mungkin dia sengaja mau memberikan aku kesempatan.”

Fiore terkekeh kecil. Ia membuat rencana licik dalam otaknya.

Malam itu, Fiore bersiap. Ia membersihkan dirinya dengan susah payah, lalu memakai gaun tidur yang ada dalam lemari sang tante.

Fiore harus mengambil resiko. Ia bisa membuat banyak alasan nanti.

Jam delapan malam, dan Fiore masih menunggu. Ia hampir kehilangan harapan setelah jam menunjukkan tengah malam.

Namun, secara tak terduga, Ethan kembali. Fiore mengintip dari balik pintu sebelum berlari menghampiri Ethan yang tersungkur di lantai.

“Om!” Fiore membantu Ethan duduk.

Ia bisa mencium bau alkohol yang menguar kuat dari Ethan. Pria itu mulai menggumam tak jelas tepat di telinganya.

“Kalau memang kalian enggak berniat untuk kerja sama, enggak perlu mengundangku sejak awal!” keluh Ethan.

Fiore langsung tahu jika Ethan mengalami masalah dengan pekerjaan. Ia tak banyak bertanya dan langsung mengulurkan tangan untuk membantu.

“Ayo kita pindah ke kamar, Om. Om bisa sakit kalau tidur di lantai.”

Fiore bersusah payah memapah Ethan. Bahunya yang sebelum ini sudah terasa baikan, sekarang jadi nyeri luar biasa.

Berat badan Ethan tidak main-main. Beberapa kali, mereka hampir terjatuh bersama sebelum benar-benar sampai di atas kasur.

“Melelahkan!” Fiore mengeluh sembari merebahkan tubuhnya di samping Ethan.

Peluh mengalir di dahinya, dan pakaian Fiore sekarang sudah berantakan tak berbentuk. Gagal sudah semua rencananya.

“Coba lagi besok saja. Setidaknya, malam ini aku masih bisa tinggal di sini.”

Fiore hendak beranjak, tapi Ethan malah menarik tangannya. Pria itu meracau dengan kalimat yang tidak jelas.

“Astaga, aku lupa.” Sebuah senyum miring tercetak di wajah Fiore. “Harusnya aku memang tetap di sini.”

Fiore balas menggenggam tangan Ethan. Ia menyelipkan jari-jarinya dalam jemari Ethan.

Ethan menoleh. Ia menatap sayu ke arah Fiore.

“Baju ini bagus buatmu.” Ethan mengulurkan tangan, meraba tali gaun tidur Fiore yang berwarna merah menyala.

Fiore memang sengaja mengambil gaun tidur yang paling mencolok. Ia tidak mungkin berpenampilan biasa di saat ia ingin menggoda seorang pria.

“Yang ada di dalamnya lebih bagus.” Fiore berbisik tepat di telinga Ethan.

Dengan sengaja, Fiore menarik tubuhnya mendekat pada Ethan. Ia menghabiskan jarak di antara mereka.

“Oom mau liat enggak?” Fiore bertanya dengan suara manja. Ia berusaha sebisa mungkin untuk tidak terdengar genit meski sudah sangat tidak sabar.

Ethan tersentak sesaat. Kepalanya meneleng sekilas, memandang wajah Fiore.

“Oom?” Ethan bertanya dengan suara serak.

“Iya,” sahut Fiore sambil mengangguk.

“Ini aku, Fiore, Om.” Tangan Fiore membelai pipi Ethan lembut. “Aku bukan Tante Natasha.”

Ethan menggeram rendah. Dalam sekejap, mereka tak lagi berbaring bersisian. Fiore harus menahan pekikan saat Ethan tiba-tiba saja menindihnya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Skandal Terlarang: Penghangat Ranjang Suami Tante    Bab 7. Tamu Tak Diundang

    “Enggak perlu menyiapkan sarapan.” Ethan mengangkat tangan. Dalam sekejap, ada seorang wanita paruh baya yang mendekat. Fiore menatap sinis wanita yang berpenampilan seperti asisten rumah tangga itu. Ia langsung menyadari, jika Ethan sedang membuat pembatas di antara mereka semakin jelas. “Oke,” sahut Fiore singkat. Di saat seperti ini, Fiore tahu jika dirinya harus pintar bermain tarik ulur. Ia tidak seharusnya menarik terlalu keras di saat Ethan sedang muak padanya. “Aku sudah menghubungi Ayah dan Ibumu, tapi mereka mengatakan jika mereka sedang berlibur,” ujar Ethan sembari menarik kursi ruang makan. Bibi asisten langsung menyiapkan makanan di atas meja. Fiore yang tadinya tak suka dengan kehadiran wanita itu, sekarang jadi tersenyum. Ia tidak bisa menolak makanan enak. “Apa kamu enggak pernah menghubungi Ayah dan Ibumu?” Entah Ethan sedang benar-benar lupa atau berpura-pura lupa. Atau bisa saja pria itu memang tidak tahu apa-apa. “Aku enggak punya handphone, Oom,” jawab Fi

  • Skandal Terlarang: Penghangat Ranjang Suami Tante    Bab 6. Penyangkalan dan Bukti yang Membara

    “Akh!” Fiore meringis saat Ethan menempelkan wajahnya di ceruk leher. Ia mencoba menggeser posisi Ethan yang menimpa bahunya. Namun, Ethan tampak terlalu sibuk mengecup leher Fiore. Kedua mata pria itu tertutup kilatan gairah. “Baiklah,” ucap Fiore sembari melebarkan kedua tangan. “Asalkan Om tanggung jawab sama aku nanti.” Malam itu tidak bisa dilewati Fiore dengan mudah. Ia harus melawan rasa sakit di saat yang sama dengan hasrat yang menggigit. Ranjang Ethan yang sebelumnya selalu dingin, kini membara, terbakar dengan hasrat mereka berdua. Fiore tak sadar kapan ia tertidur. Rasanya baru satu jam ia menutup mata saat Ethan bergerak dalam pelukannya. “Apa yang terjadi?” Suara serak Ethan menyapa telinganya Fiore. Fiore sengaja mengintip sedikit. Ia berpura-pura tidur sambil menikmati kepanikan Ethan lewat sudut mata. “Kenapa dia ada di sini?” Fiore tahu Ethan sedang membicarakan dirinya. Ia mengulum senyum dalam diam saat Ethan memaki.“Enggak mungkin aku sama Fiore–”Ethan

  • Skandal Terlarang: Penghangat Ranjang Suami Tante    Bab 5. Permainan Malam Pertama

    “Selamat pagi, Om.” Fiore meletakkan omelette yang baru saja ia buat untuk Ethan. Rumah Ethan yang besar itu tidak memiliki asisten rumah tangga yang menetap. Hanya tenaga pembersih yang kadang dipanggil saat dibutuhkan. Tidak banyak stok makanan yang ada, jadi Fiore hanya membuat menu seadanya. “Om mau minum kopi atau susu?” Fiore dengan sigap menawarkan. Meski Ethan hanya menggumam pelan dengan wajah tak tertarik, pria itu tetap duduk di meja makan. “Enak enggak?” Fiore bertanya saat Ethan mengunyah suapan pertama. Ethan tidak menjawab, hanya berdehem singkat. “Kamu sudah sembuh?”Tak mau menjawab, Fiore mengalihkan pandang. Ia berpura-pura tidak mendengar, dan malah sok sibuk menyendok makanan. “Kalau sudah sembuh, nanti malam aku antar kamu pulang setelah kerja.”Fiore berhenti bergerak seketika. Ia menarik napas dalam dan mulai mengunyah dengan tidak bersemangat. Makanan yang sudah payah ia buat langsung terasa hambar. “Bukankah kamu harus kuliah? Kamu enggak bolos kuliah

  • Skandal Terlarang: Penghangat Ranjang Suami Tante    Bab 4. Ranjang yang Nyaman

    “Bawa aku, Oom.” Fiore merengek. Ia terus mendesak Ethan, membuat Ethan tak punya pilihan. “Ayah sama Ibu udah pergi. Enggak tau ke mana,” ujar Fiore. “Enggak ada siapa-siapa di rumah. Om datang mau cari Tante, kan? Tante enggak ada di sini.” Fiore tahu kedatangan Ethan untuk mencari istrinya, Natasha, adik Rudi. Ethan dan Natasha terkadang berselisih, dan Natasha biasanya kembali ke kediaman keluarga Wijaya saat mereka sedang bertengkar. “Om, aku sakit.” Fiore menunjuk arm sling yang masih setia di bahunya, kalau-kalau Ethan tidak melihat. “Ini lebih sakit dari keliatannya.” Fiore menarik ujung baju Ethan manja. Ia sengaja memejamkan mata, dan bersandar pada Ethan. “Di sini dingin….” Fiore menggumam dengan suara yang semakin pelan. Ia berniat untuk membuat Ethan iba, tapi ternyata tubuhnya memang sudah tak mampu berdiri. Ethan menopangnya, lalu membawa Fiore ke dalam pelukan. “Makasih, Om Ethan,” bisik Fiore tepat di telinga Ethan. Tak banyak yang Fiore ingat setelahnya. Ia

  • Skandal Terlarang: Penghangat Ranjang Suami Tante    Bab 3. Hujan dan Kenyataan

    Petir menyambar tanpa peduli. Fiore terduduk di depan gerbang dengan pakaian lusuh. Sudah semalaman ia menunggu, tapi tak ada seorang pun yang menghampiri. Seluruh badannya sakit, dan ia kelaparan. Fiore menggigil kedinginan, dan matahari hampir terbenam lagi. “Aku sebenarnya punya salah apa?” Berulang kali Fiore memikirkannya. Namun, ia tak menemukan petunjuk apapun. Semuanya baik-baik saja sebelum kecelakaan. Apa ada yang terjadi saat ia tak sadarkan diri?“Atau Ayah udah tau aku bohongin Pak Joshua?” Fiore mengacak rambutnya asal. Gerakannya terhenti saat hujan tiba-tiba turun. Fiore bergegas mencari tempat berteduh. Saat itulah, ia melihat gerbang terbuka. Mobil ayahnya keluar dari kediaman Wijaya. Fiore yang gelap mata langsung berlari mengejar. Apalagi saat ia melihat sosok Rudi dan Yeni di dalam mobil. Fiore melajukan kedua kakinya secepat yang ia bisa.“Ayah! Ibu!” Fiore melebarkan tangan tepat di depan mobil yang melaju. Decit ban mobil terdengar nyaring. Teriakan kasar

  • Skandal Terlarang: Penghangat Ranjang Suami Tante    Bab 2. Ratu Tanpa Istana

    “Maaf, pembayaran harus segera dilakukan.”Sampai di akhir masa perawatan, kedua orang tua Fiore masih juga tidak datang. Fiore sudah mencoba menghubungi ayah dan ibunya lewat telepon rumah sakit, tapi panggilannya selalu tidak terjawab. Sekarang, Fiore harus melunasi tagihan rumah sakit. Ia kebingungan setengah mati. Selain nomor kontak kedua orang tuanya, Fiore tak mengingat nomor siapa-siapa lagi. “Paling lambat, siang ini sudah dilunasi.”“Berisik!” Fiore membentak perawat yang ada di depannya. “Enggak perlu diulang. Aku sudah dengar!”Fiore juga tak ingin berlama-lama di rumah sakit. Ia mau pulang, tapi bagaimana caranya?Tak ingin terus ditatap sinis oleh perawat, Fiore beranjak dari tempat tidur. Ia berjalan ke koridor, lalu duduk di ruang tunggu. Di sana, ada sebuah televisi besar yang menyala. “Jaya Food Industries dikabarkan akan melakukan ekspansi….”Fiore tersentak. Mendengar nama Jaya Food Industries, ia langsung teringat dengan perusahaan sang Ayah. “Kenapa enggak ke

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status