Share

Chapter 33

Maura terus menangis di atas tempat tidurnya setelah Mama Maia dan Papah Rangga pergi meninggalkan dirinya di kamar. Maura terus menggerutu, ia begitu iri dengan kehidupan Savana yang sepertinya sangat sempurna dan merupakan kehidupan yang diimpikannya.

Maura terus merasa sedih karena merasa dirinya terpojokkan atas semua ini, apalagi ia harus pusing memikirkan Erik yang tidak mau bertanggung jawab atas kehamilan yang dialaminya, padahal Maura sangat yakin jika bayi yang ada didalam perutnya itu adalah hasil dari hubungan gelapnya bersama Erik, dikala itu.

Maura juga terus meremas kedua tangannya sambil menitikkan air matanya, ia terus mendengus dan menatap kosong, ia masih tidak rela Aksa, laki - laki yang sangat ia cintai menikah dengan Kakaknya sendiri, Savana.

Hati Maura semakin panas saat ia mendengarkan percakapan Papah Rangga dengan Mama Maia tadi yang membicarakan soal Savana yang sudah menjabat sebagai direktur

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status