Share

Chapter 5

Sementara itu Savana sedang melihat seserahan yang dibawa Aksa untuknya. Banyak barang-barang mewah terkemas rapih. Savana pun sangat bahagia melihat semua seserahan yang diberikan Aksa kepadanya.

Tiba-tiba Mama Maia datang dan membentak Savana dengan sangat keras.

"Savana mama minta kamu batalin pertunangan kamu dengan Aksa!" bentak Mama Maia pada savana.

"Loh kenapa? Mama kan udah setuju." Sahut Savana.

"Itu sebelum Mama tau kalo Aksa adalah mantan pacar Maura dan Maura masih sangat mencintainya," ketus mama Maia.

Savana pun terkejut ia terdiam dan begitu sedih saat mendengar perkataan mama Maia, ia sangat kecewa karena dia sendiripun tidak mengetahui jika Aksa pernah berpacaran dan mempunyai hubungan dengan Maura adiknya sendiri.

"Maura mantan pacar Aksa Mah?" tanya Savana.

"Iya, Maura bilang sama Mama kalo Aksa adalah mantan pacarnya, dan ia masih sangat mencintainya, tapi ternyata Aksa justru melamar orang lain dan orang lain itu adalah kamu kakaknya sendiri, Savana," ketus Mama Maia sambil menunjuk dan menatap mata Savana dengan tajam.

"Kamu kok tega sekali Savana sama Maura, kamu bilang katanya kamu sayang sama adik kamu Savana, mana buktinya? Kamu justru merebut laki-laki yang dia cintai," ketus Mama Maia sambil menatap tajam ke arah Savana.

Matanya berkaca-kaca."Tapi Mah, aku gak tahu kalau Maura pernah pacaran dan mencintai Aksa, aku gak tahu sama sekali Mah," lirih Savana 

"Jadi sekarang Mama minta kamu batalkan pernikahan kamu dengan Aksa," ketus Mama Maia 

"Aku udah terlanjur cinta Mah, aku udah sangat mencintai kak Aksa Mah, aku juga gak tahu Maura pernah pacaran sama kak Aksa, aku juga gak bisa membatalkan pernikahan aku sama kak Aksa Mah," lirih Savana 

Mama Maia pun menatap dengan sangat tajam mata Savana. "Apa kamu bilang Savana? Apa kamu tega melihat adik kamu menyaksikan Kakaknya sendiri menikah dengan laki-laki yang ia cintai, apa kamu tega Savana?" tanya Mama Maia pada Savana.

Air matanya tumpah membasahi pipinya. "Aku minta tolong Mah sekali ini aja Mama ngerti perasaan aku," lirih Savana sambil mengusap air mata di wajahnya.

"Pokonya kamu harus batalin! Kamu batalin pernikahan kamu dengan Aksa Savana!" bentak Mama Maia dengan keras.

"Tapi Mah, aku mohon Mah sekali ini aja Mama biarin aku bahagia sama laki-laki yang aku cintai, aku mohon Mah, " lirih Savana sambil menangis.

"Dari kecil aku gak pernah dapat kasih sayang Mama, Mama selalu memperlakukan aku dengan beda, Mama lebih memperdulikan Maura dibanding aku," lirih Savana dengan pelan.

Mama Maia pun emosi mendengar perkataan yang dilontarkan Savana. "Apa kamu bilang Savana? Kamu mau tahu kenapa Mama selalu gak suka lihat kamu bahagia? Kamu mau tahu kenapa selama ini Mama selalu pilih kasih? Kamu mau tahu kenapa Mama selalu membela Maura? Kamu mau tahu semua itu Savana? Itu karena Papa kamu dan juga ibu kandung kamu Savana!" teriak Mama Maia

Savana pun terkejut mendengar apa yang dikatakan Mama Maia. "Ibu kandung aku? Maksudnya apa sih Mah?" lirih Savana sambil menatap mata Mama Maia.

"Ibu kandung kamu dia adalah orang yang sudah menggambil Papa kamu dari saya!" ketus Mama Maia.

Sementara itu Maura yang dari tadi menguping pembicaraan Mama Maia dan savana pun tersenyum jahat.

"Apa? Kak Savana bukan anak kandung Mama?" gumamnya pelan.

Maura pun semakin bahagia melihat kakaknya ribut dengan ibunya. "Rasain Lo kak," ucapnya pelan.

Savana semakin hancur saat Mama Maia  berbicara bahwa dia hanya anak pembawa sial dan hanya anak hasil selingkuhan papa Rangga dari wanita lain.

"Mereka diam-diam menikah di belakang saya! Dan semua itu baru ketahuan setelah kamu lahir Savana! Papa kamu meminta saya untuk mengurus kamu dari kecil dan Papa kamu menyuruh saya untuk menganggap kamu seperti anak kandung saya sendiri jadi sekarang saya minta tolong jangan sakiti hati anak kandung saya, tolong kamu jangan sakiti lagi Maura, sudah cukup ibu kandung kamu yang sudah menghancurkan hati saya Savana. Seharusnya kamu tahu diri Savana! jangan seperti ibu kandung kamu yang merebut kebahagiaan orang lain," bentak Mama Maia sambil menatap tajam mata Savana yang sedari tadi menangis.

Secara tidak sengaja Papa Rangga mendengar pembicaraan istri dan anaknya yang sedang ribut, namun ia memilih diam.

"Kamu itu hanya anak pembawa sial Savana," sambung Mama Maia.

"Jadi itu alasan selama ini Mama beda memperlakukan aku Mah, jadi aku bukan anak kandung Mama,"blirih Savana sambil meneteskan air matanya.

"Iya, betul Savana, karena kamu adalah anak dari perempuan yang sudah merebut suami saya, setiap saya melihat wajah kamu, saya selalu teringat pengkhianatan yang dilakukan oleh suami saya," ketus Mama Maia.

Papa Rangga yang menyaksikan pertengkaran itu hanya dapat meneteskan air matanya, ia terlihat sangat menyesali perbuatannya dimasa lalu.

"Papa minta Maaf Nak, karena Papa kamu harus menanggung semua ini," gumam Papa Rangga dalam hatinya.

Sementara itu Savana hanya dapat tertuduk lesu, sambil mengusap air mata yang terus mengalir deras.

"Andai saya bisa memutar waktu! Dua puluh lima tahun yang lalu saya tidak akan pernah menerima kamu di rumah ini Savana, saya menyesal Savana!" sambung Mama Maia.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status