"Gue lagi badmood Kak, nanti lagi ceritanya," teriak Maura dari lantai dua.
Setelah Mama Maia dan Maura pergi ke kamar, Papa Rangga meminta Savana untuk segera bersih-bersih lalu tidur dan beristirahat karena besok ia akan dilamar secara resmi oleh Aksa, Savana pun memeluk erat Papanya dan menuruti permintaan Papanya untuk segera bersih-bersih lalu beristirahat dan tidur.
Setelah selesai mandi, Savana duduk di atas ranjang kamarnya ia membuka handphonenya dan ternyata ada pesan dari Aksa ia pun sangat gembira saat membuka pesan dari Aksa.
"Selamat malam sayang, see you tomorrow, tidur yang nyenyak ya," tulis Aksa.
Savana pun tersenyum manis saat membalas pesan yang di kirim aksa.
"Iya kak, selamat beristirahat kak," balas Savana sambil tersenyum melihat isi pesan Aksa.
"Udah waktunya buat aku tidur, aku gak sabar buat nunggu acara besok," gumam Savana pelan sambil tersenyum lebar.
Savana pun segera meletakkan handphonenya di meja sebelah kanan ranjangnya dan ia pun mulai memejamkan matanya.
***
Hari ini Mama Devi dan Papah Vino yaitu orang tua Aksa sedang berada di Apartemen mewah putra mereka. Tentu saja untuk mempersiapkan lamaran putra mereka. Sambil merapikan jas putranya. "Sayang kamu sudah siap nak?" tanya Mama Devi pada Aksa.
"Aku udah siap Mah," sahut Aksa sambil tersenyum lebar pada orang tuanya.
"Sudah siap kan semuanya? Ayo kita berangkat," ujar Papa vino.
Setelah sekitar Empat puluh menit, mereka bertiga sudah sampai di kediaman keluarga Savana. Aksa menekan bel pintu yang kemudian dibuka oleh Mama Maia. Ketiganya masuk kedalam rumah dan duduk di sofa, semua minuman dan makanan ringan sudah tersaji di hadapan mereka.
"Pak, ibu, saya panggilin Savana dan suami saya dulu ya. Permisi," tutur mama Maia dengan sopan.
Tidak lama Papa Rangga dan Savana datang, mereka menyambut kedatangan Aksa dan orang tuanya dengan baik dan ramah.
"Pak Vino, Bu Devi, " ucap Papa Rangga sambil tersenyum lebar dan menyalami Vino dan Devi orang tua Aksa.
Sambil tersenyum lebar. "Jadi ini calon menantu Mama? Cantik sekali, pantesan Aksa minta cepet-cepet nikah," ucap Mama Devi pada Savana.
Savana hanya tersenyum manis sambil menyalami tangan orang tua Aksa. Suasana di rumah Savana menjadi lebih hangat, meski Maura tidak ikut menghadiri acara lamaran Kakaknya.
Sambil tersenyum. "Kedatangan saya kesini ingin melamar anak Bapak," ucap Aksa dengan spontan pada Papa Rangga.
Papa Rangga pun tersenyum lebar. "Saya serahkan semuanya pada Savana kalo Savana mau, insyaallah saya merestui," tutur Papa Rangga.
"Aku mau Pah," sahut savana sambil tersenyum tipis. Suasana menjadi semakin hangat kedua keluarganya saling bersalaman.
"Kapan kalian akan menikah?" tanya Mama Devi dengan sopan.
"Minggu depan!" tutur Aksa dan Savana komapak.
Setelah tanggal pernikahan Savana dan Aksa sudah di tentukan Aksa dan orang tuanya berpamitan untuk pulang, Savana, Papa Rangga dan Mama Maia pun mengantarkan Aksa dan orang tuanya hingga mereka masuk ke mobil.
"Alhamdulillah ya Pah acaranya lancar," ucap Savana sambil tersenyum manis pada Papah Rangga.
"Iya Nak, sekarang kamu sudah dilamar secara resmi oleh laki-laki pilihan kamu, selamat ya Papa ikut senang," kata Papa Rangga sambil mencium kening putri kesayangannya.
Saat Savana dan Papanya mengobrol hangat mereka sangat akrab dan santai Papah Rangga meminta Savana untuk bisa menjadi istri yang baik dan menurut pada suami ketika nanti ia sudah menjadi istri Aksa. Namun berbeda dengan Papa Rangga yang mengucapkan selamat hingga menasehati Savana dengan lembut, Mama Maia terlihat cuek.
setelah acara lamaran Savana dan Aksa selesai Maura muncul ia langsung ditanya oleh Papa Rangga. "Maura kamu dari mana aja nak? Kakak kamu lamaran kamu kok malah pergi," tanya Papa Rangga.
"Aduh Pah, aku itu sibuk! ini aja baru selesai pemotretan," sahut Maura sambil berjalan menuju kamarnya.
Sementara itu Mama Maia segera meninggalkan Savana dan Papa Rangga lalu menyusul ke kamar Maura. Mama Maia tersenyum tipis sambil memeluk Maura di kamarnya. "Sayang kamu mau Mama ambilin air atau camilan?" tanya Mama Maia pada Maura.
"Boleh Mah," sahut Maura.
"Tapi Mah, tadi siapa yang ngelamar kak Savana?" ketus Maura.
"Namanya Aksa dia anak Pak vino yang punya perusahaan Furniture itu," kata Mama Maia pada Maura.
Maura pun mengernyitkan dahinya. "Aksa?" gumamnya dalam hati.
"Boleh lihat fotonya Mah?" tanya Maura.
"Boleh nih kamu lihat," sahut Mama Maia sambil memperlihatkan foto Savana dan Aksa saat acara tunangan tadi.
Raut wajah Maura langsung memerah seketika. "Mah itu Aksa mantan pacar aku Mah, Aku sayang banget sama dia Mah, jadi ternyata perempuan yang udah buat Aksa berpaling dari aku itu kak Savana," ucap Maura sambil merengek pada Mama Maia.
"Apa? Mantan pacar kamu, udah kamu tenang aja nanti Mama minta Savana buat batalin acara pernikahannya dengan Aksa!" Ketus Mama Maia.
"Pokonya aku gak mau tahu Aksa harus kembali sama aku Mah!" ketus Maura.
"Aku gak nyangka kak Savana Setega itu sama aku Mah," ucap Maura sambil meneteskan air matanya.
"Udah kamu tenang ya sayang," ucap Mama Maia sambil memeluk Maura.
Mama Maia pun segera menenangkan anak kesayangannya, setelah itu Mama Maia kembali ke lantai satu untuk menemui Savana dan memaksanya agar membatalkan pernikahannya dengan Aksa.
Savana masuk ke ruangan Xabiru dengan membawakan minuman untuk Mama Yunita. "Permisi, Pak, Ibu," ucap Savana dengan sangat ramah dan senyuman manis di wajahnya menggambarkan ketulusan hati dan jiwanya.Mama Yunita yang tadinya sedang asyik menggobrol dengan Xabiru langsung mengalihkan pandangannya kepada Savana. "Wah terimakasih banyak ya," ucap Mama Yunita."Iya baik sama-sama Bu, kalau begitu saya permisi ke belakang dulu," ucap Savana.Penampilan Savana yang sangat rapih dan cantik meskipun menggunakan seragam kantor sebagai cleaning servis. Hal itu langsung membuat Mama Yunita begitu sangat menyukai Savana. "Kamu Office Girl baru ya disini?" tanya Mama Yunita.Savana hanya mengangguk dan tersenyum. "Bukan Office Girl Ma, tapi dia adalah calon menantu Mama," sambung Xabiru yang sontak langsung membuat Savana terkejut seketika."Apa maksud dari ucapan Pak Xabiru? Aku enggak salah dengar kan?" tanya Savana pada dirinya sendiri dalam hatinya."Kamu yang bener Xabiru masa calon mantu M
Mama Yunita yang merasa bosan karena setiap harinya harus di rumah terus akhirnya sekarang ia memutuskan untuk pergi ke kantor meskipun tidak untuk bekerja dan hanya mengecek bagaimana kondisi kantor perusahaan peninggalan suaminya itu namun sudah cukup membuat hatinya merasa sangat senang. "Tolong antar saya ke kantor ya," ucap Mama Yunita pada salah satu sopir di rumahnya."Apa Bu? Ke kantor?" tanya sopir itu yang sepertinya terkejut dengan perkataan Mama Yunita."Iya," sahutnya.Raut wajah sopir itu tampak tegang karena ia takut dimarahi Xabiru jika ia salah. "T-tapi Bu?" ucap sopir itu dengan gugup.Setelah itu Mama Yunita langsung tersenyum karena ia langsung paham dengan maksud sopir pribadinya itu. "Kamu tenang aja enggak usah takut sama Mas Biru nanti saya bilang sama Biru kalau saya mau main ke kantor," jelas Mama Yunita."Oh baik kalau begitu, ayo Bu saya antar," sahut sopir pribadi itu yang langsung membukakan pintu mobil Toyota Alphard.Setelah itu Mama Yunita langsung mas
Setelah sampai di taman Maura pun langsung me gaja Syifa untuk duduk, ia juga tidak lupa memberikan es cream yang dibawanya kepada Syifa. "Ini Es krim nya Syifa, Tante beliin spesial hanya untuk kamu," ujar Maura yang selalu bersikap baik kepada Syifa karena ia sangat tahu jika gadis kecil yang saat ini sedang bersamanya itu bisa dimanfaatkan dengan sangat baik."Wah, makasih banyak ya Tante," jawab Syifa yang kemudian langsung memakan es cream yang dibelikan oleh Maura, raut wajah Syifa begitu sangat senang, ia tidak kesepian lagi, ia serasa memiliki seorang yang siap mendengarkan semua celotehan lucunya."Syifa Tante mau tanya deh," ucap Maura."Tanya apa Tan?""Sekarang ini Tante enggak pernah lihat kamu main bareng kaya gini Mama kamu, Mama Sava," ucap Maura mulai memancing.Syifa yang tadinya ceria langsung murung dan menundukkan kepalanya lagi ketika Maura mulai membahas Sola Savana karena memang saat ini Savana memang sedang sibuk-sibuknya bekerja hingga kurang waktu untuk berm
Sementara itu saat ini Syifa sedang ikut Papah Rangga mengurusi bisnis restoran dan juga kafenya. Pengngujung restoran hari ini cukup ramai jadinya Syifa sedikit kesal karena Papah Rangag sibuk melayani para pelanggan bersama dengan beberapa karyawan lainnya. "Oppa juga sibuk banget dari tadi mondar-mandir terus sementara itu disini sendirian terus," guamam Syifa.Papah Rangga yang sudah selesai mengantarkan pesanan ke meja pelanggan tidak sengaja melihat Syifa yang sedang melamun sendirian dengan raut wajah yang sedih, Papah Rangga langsung menengok kearah ruangan restoran miliknya. "Pelanggan lagi ramai-ramainya lagi tapi Syifa kayanya lagi sedih karena enggak ada yang ngajak main," batin Papah Rangga yang langsung menghampiri Syifa."Syifa," ucap Papah Rangga dengan lembut sambil duduk disamping cucunya."Syifa kenapa kok diem terus sih?" tanya Papah Rangga."Syifa kesel sih kenapa coba Opa sama Mama itu sibuk-sibuk banget, aku juga pengen main sama kalian,"ucap Syifa.Mendengar ce
Saat melihat Savana yang tidak pernah berhenti bekerja sejak pagi hingga siang hari membuat hati Agri cukup iba melihatnya. "Dia dari pagi enggak istirahat kali ya, kerja terus, kasihan juga kalau gini lihatnya," batin Agri dalam hatinya.Sementara itu Xabiru terus bertanya kepada Agri tentang kondisi Syifa ketika ibunya sibuk bekerja dari pagi hingga malam. "Agri Apakah kamu tahu gimana kondisi Syifa ketika ibunya bekerja?" tanya Xabiru pada Agri."Sebenarnya saya tidak tahu pasti sih Pak, tapi saya yakin kalo Syifa merasa sangat kecewa ketika ibunya terlalu sibuk dengan pekerjaannya, Syifa sendiri pasti merasa jika ibunya lebih mementingkan pekerjaannya dibandingkan dirinya," jelas Agri sambil menatap wajah Xabiru."Sebenarnya saya akan terus membuat kondisi Savana terus menerus menderita selama satu Minggu kedepan tapi Apakah fisik dia kuat? Gimana nanti kalau dia sakit jadinya yang ada enggak bisa usilin dia lagi nanti," batin Xabiru dalam hatinya."Sekarang perempuan itu lagi nga
Hari kedua bekerja Savan sudah harus berangkat pagi-pagi sekali yakni pukul 05.00 atas perintah Agri kemarin. Sebenarnya ia masih ingin melanjutkan tidurnya karena kegiatan kemarin sungguh sangat melelahkan. Sekarang waktu sudah menunjukkan pukul 04.45 dan ia harus cepat pergi ke kantor. Papah Rangga yang sedang duduk diruang tv langsung keningnya ketika melihat putri tercintanya sudah sangat cepat untuk pergi ke kantor pagi-pagi sekali."Savana kamu mau kemana Nak? Ini masih pagi banget loh masa udah mau pergi ke kantor lagi aja?" tanya Papah Rangga.Mendengar suara Papah Rangga, Savana langsung menghampirinya lalu menyalami tangan Papah Rangga. "Aku mau pamit sama Papah untuk pergi ke kantor karena kerjaan aku di kantor banyak banget Pah jadi harus berangkat pagi-pagi," jelas Savana mencoba memberikan penjelasan kepada Papah Rangga yang selalu mengkhawatirkan kondisi kesehatan Savana."Tapi harus pagi banget kaya gini ya? Padahal kemarin kamu juga pulang tengah malam sayang. Papah t