Sore setelah mendapat telepon dari Wika, Kayla dan Dicky segera berangkat menuju tempat yang sudah diberitahukan sebelumnya. Mereka segera pamit pada Bu Murni dan pak Hermawan, lalu bergegas menuju tempat janjian dengan Wika.
Di sebuah kafe yang cukup besar, sedang duduk Wika bersama seorang laki-laki yang dari belakang tampak begitu kekar dan tegap. Mengenakan kaos hitam sedikit longgar dan topi yang menutup kepalanya. Suasana kafe yang tidak begitu ramai tertutup karena alunan musik yang begitu riang membakar semangat.
“Di, lu beneran nggak pa-pa nih ntar ditinggal kawin sama Kayla?” Tanya Wika dengan laki-laki berkaus hitam yang tak lain adalah Aldi.
“Emang gua kenapa? Orang dia tunangannya Dicky.” Jawab Aldi mencoba mengelak dari kekhawatiran Wika. Meski sebenarnya hatinya pedih menerima kenyataan Kayla yang sudah menjadi tunangan orang.
Senyuman tipis terlempar dari bibir tipis Wika mendengar ucapan
‘Harus berapa kali sih aku jawabnya?’ tanya Kayla dalam hatinya.Kayla kini hanya menatap kesal ke arah Dicky. Tak ada satu kata pun yang keluar dari mulut Kayla.Melihat tatapan janggal dari Kayla, Dicky segera memegang kedua pipi Kayla dengan gemas. Senyuman manis Dicky berikan pada Kayla agar gadis itu tidak lagi merasa marah ataupun kesal.“Jangan seperti itu!! I love you sayangku...” Ucap Dicky penuh senyum.Namun Kayla tidak sedikit pun tersenyum dengan rayuan Dicky kali ini. Hatinya sudah terlanjur dongkol dan kesal kepada Dicky.“Kamu kenapa?” Tanya Dicky mulai khawatir.“Mas Dicky mau sampai kapan cemburu terus sama mas Aldi? Diantara kami sudah berakhir beberapa tahun yang lalu. Dia juga sudah tahu kalau aku sama kamu, mas. Bahkan kita sudah tunangan.” Jawab Kayla sambil menatap ke arah Dicky dengan kemarahan.“Aku juga tahu jika diantara kalia
Kayla seorang mahasiswi tingkat akhir yang tengah proses menyelesaikan skripsinya, disukai Ilham seorang mahasiswa semester 6 yang umurnya ternyata sepantaran hanya lantaran Ilham pernah menunda waktu kuliahnya selama satu tahun. Ilham yang awal mengenal Kayla lewat temannya yang bernama Dian, yang tanpa disangka Ilham ternyata membuatnya justru tertarik dan suka dengan pribadi Kayla yang terkadang ceplas ceplos.“Yan, kenalin gua sama temen lu yang jomblo dong… “ucap Ilham“Mau buat apa? “ tanya Dian“Nasi bungkus. Gila aja lu nanya buat apa, lu kira gua apaan? Ya kalau cocok mau gua jadiin pacar terakhir lah…. ““Ntar cuma lu buat main-main lagi”“Sialan lu, gua cowok baik-baik neng. Gimana ada gak? ““Ada, namanya Kayla. Setahu gua dia belum pernah punya pacar anak kampus sini. Dan sejauh ini sih masih jomblo. Tapi dia dah mau wisuda, lu gak
Hari ini Kayla sudah ijin dengan kepala sekolah TK tempat dia mengajar, bahwa dia tidak bisa masuk karena ada jadwal bimbingan skripsi dengan 2 dosen pembimbingnya sekaligus. Yah begitu semangat Kayla mempersiapkan bahan skripsinya itu menjadi 2 rangkap, satu untuk pembimbing pertama Prof. Subagja yang juga selaku dekan fakultas, sedang satu lagi untuk pak Dicky dosen pembimbing keduanya. Kayla berharap bimbingannya kali ini tidak akan terlalu banyak coretan dari pembimbingnya, dia berharap bisa segera selesai dari urusan skripsi dan bisa segera sidang sehingga bisa bersantai ria untuk menunggu wisuda.Pukul 9 Kayla sudah berada di depan ruang dekan untuk menemui Prof. Subagja yang terkenal sopan dan halus tutur katanya itu. Dilihatnya dari balik kaca kecil yang ada di pintu bahwa dosen senior itu belum datang, dengan demikian Kayla memutuskan menunggu di luar ruangan sambil memegang map biru berisi susunan skripsi didalamnya.Tak berapa lama terlihat
Jam di dinding mes dosen menunjukkan pukul 15.20, saat itu Dicky sedang duduk santai setelah selesai tugas mengajarnya tadi sampai jam 15.00‘Sebentar lagi bimbingan skripsinya Kayla... Apa mungkin dia akan datang kesini? ‘ pikirnya dalam hati.Dia segera mengambil handuk dan perlengkapan mandinya yang ada di loker miliknya. Kebetulan di mes hanya ada pak Sutan dosen teknik yang juga masih bujangan tengah bermaingames di laptopnya.“Besok kelas jam berapa pak? “ tanya Dicky“Pagi jam 07.30 tapi untungnya hari ini saya Cuma sampai jam 3 sore. Masih bisa santai lah di mes... “ jawab Sutan tetap sambil memandang laptopnya.“Sama” jawab Dicky singkat kemudian melangkah menuju kamar mandi.Selesai mandi dan berganti pakaian, Dicky segera menghampiri kawannya yang ada di ruang tamu dengan mengenakan kaos putih dan celana jeans.
Tepat pukul 9 murid-murid Kayla sedang beristirahat. Ada yang tengah bermain dengan temannya dan ada yang sedang menikmati bekal yang dibawakan ibunya. Permainan merekapun macam-macam, ada yang kejar-kejaran, petak umpet dan ada juga yang lebih memilih untuk duduk merangkai balok pintar ataupun merangkai lego. Mereka terlihat sungguh bahagia, begitu juga raut wajah guru muda yang tengah mengamati anak-anak itu. Ya, dia Kayla yang sejak tadi melihat murid-muridnya yang tengah asyik menikmati waktu bermainnya. Tiba-tiba ponselnya berbunyi menandakan ada sebuah pesan masuk dari seseorang, begitu dilihat ternyata dari Ilham.[Kay, hari ini kamu gak ke kampus?][aku ke kampus udah kemarin. Ada apa?][kalik aja di kampus bisa ketemu, lagi di kampus nih...][yadah, selamat belajar... Hihihihihi...][hmmmm....]Setelah itu perhatiannya kembali kepada murid-muridnya yang sedang bermain diluar ke
Dicky povDicky menguping pembicaraan Kayla dan temannya dari balik pintu dengan penuh rasa penasaran.“Mau gak Kay? Kamu belum makan pasti kan? “ terdengar suara laki-laki yang tengah ngobrol bersama Kayla.“Belum sih... Makan di mana? ““Udah laksana aja ayo... Enak nasi gorengnya disana, gara-gara kamu ini aku ketagihan ““Boleh, nanti jam 12 aku harus ketemu dosenku lagi.”Karena harus segera cuci tangan dan bersiap untuk kuliah lagi, Dicky memutuskan untuk keluar seperti tujuan utamanya mencuci tangan di wastafel toilet. Meskipun dalam benaknya masih bergelayut rasa penasaran pada pria muda yang bersama mahasiswinya itu. Saat ia keluar berjalan menuju toilet Hampir saja Kayla jatuh karena menabrak Dicky yang tiba-tiba berjalan di depannya.“Eh... (Kayla kaget kepalanya menabrak sesuatu) Bapak.... Maaf ya pak, maaf saya tidak lihat ada bapak.
Kayla masih tidak percaya dengan apa yang ditanyakan oleh dosen pembimbingnya itu, menanyakan apakah dirinya tertarik atau tidak. Sambil menutupi kebingungannya, Kayla terfokus pada jalan yang mereka lewati hingga hampir sampai tempat yang dituju Kayla mengarahkan jalan pada Dicky.“Pak, itu nanti belok kanan ya. Terus nanti warung gorengan berhenti disitu pak, terus kita jalan lewat setapak. ““Oke “Dicky mengikuti arahan Kayla mencari tempat penjual geblek yang dituju. Setelah sampai di warung gorengan yang masih tutup, Dicky memparkirkan mobilnya di pinggir jalan. Setelah turun mereka berjalan menyusuri setapak kecil yang hanya cukup untuk berpapasan 2 buah sepeda motor. Mereka berjalan beriringan, Dicky dengan kemeja kerjanya dan celana bahan warna hitam lengkap dengan sepatu sambil memegang kacamata hitam yang tadi dipakainya. Tubuh tingginya terlihat tegap ketika berjalan dan menarik mata ketika berjalan ber
Sampai dirumah Kayla segera masuk setelah memparkirkan motornya di halaman. Di dalam terlihat ibunya sedang duduk di teras sambil membersihkan biji kacang yang baru selesai di sangrainya.“Assalamualaikum… “ salam dan mencium tangan ibunya.“Wa’alaikum salam…. Bawa apa itu Kay? ““Ini ada titipan geblek buat ayah. Ayah dah pulang buk? ““Udah, lagi istirahat di belakang. Kamu jadi anter cari geblek buat dosenmu itu to?”“Iya, ini makanya aku dibawain. Ibu mau buat kue kacang? “ terlihat semburat senyum senang di wajahnya yang lelah.“Iya kalau jadi. Udah sana kasihin ayahmu itu sesuai amanahnya.”Kayla masuk dan menemui ayahnya. Setelah mencium tangan ayahnya, Kayla lalu duduk di samping ayahnya yang sedang tiduran sambil menonton acara tv. Kayla lebih dekat dengan ayahnya sehingga ia lebih terbuka d