Share

Kejadian tak terduga

Sesampainya mereka di sekolah, pemandangan spektakuler tercermin di hadapan mereka, keramaian yang jarang mereka lihat di hari hari biasanya, para siswa siswi yang mulai berkumpul di tengah lapangan membuat suasana semakin riuh, berbagai ekspresi yang mereka tunjukan, ada yang terlihat tertekan, mungkin karena tak sempat belajar tadi malam, ada juga yang terlihat sangat percaya diri, dan tak jarang di antara mereka sibuk membuka lembaran demi lembaran buku di tangan mereka masing masing, tak peduli teriknya Sinar matahari. 

Ketika Malvic dan Zea sedang menikmati pemandangan di depan nya, Berjalan lah seorang lelaki Bertubuh kekar ke arah mereka berdua

"Hei~ aku dengar baru-baru ini seorang tuan muda sampah dari klan Sriwijaya telah menjadi seorang soul kontraktor, menurut kalian seperti apakah kekuatannya layak kita bandingkan? Ucap Pria tersebut yang tak lain adalah Devan yang merupakan Keponakan Pemimpin Klan mataram kuno 

"Entah, paling-paling hanya soul lemah Yang tidak berguna!" Kata antek antek Devan yang berusaha memprovokasi

"Yah palingan juga cuman soul sampah, tidak berguna" saut temannya Yang lain 

Mendengar ejekan tersebut Malvic masih tak tergerak, menampilkan wajah Yang datar tidak mengucapkan sepatah kata pun melanjutkan kegiatan mengamati siswa yang ia lakukan sedari tadi, Namun berbeda dengan Zea, gadis itu terlihat sangat marah melipat tangan nya dan menginjak beton di bawahnya dengan keras, namun ketika Zea hendak memberikan mereka pelajaran ia di hentikan oleh cengkraman Malvic. 

"Sudah abaikan saja, kita tidak perlu meladeni manusia dengan rupa dan sifat binatang" Kata malvic datar dan menarik Zea untuk pergi

Namun ketika ia hendak melangkah kan kakinya, terdengar olokan dari Devan yang membuat kesabaran nya hampir habis. 

"Anak dari seorang sampah tetaplah akan selalu menjadi sampah! Lihatlah, dia sekarang bahkan lari dari kenyataan bahwa ia masihlah seorang sampah" Ucap Devan memprovokasi Malvic 

Untuk Malvic sendiri, ia sama sekali tidak memperdulikan hinaan apapun jika itu masih menghina dirinya sendiri, namun beda halnya jika itu menghina Ibu tercinta nya. Dia berbalik kembali ke arah Devan menatapnya dengan tajam 

"Seperti nya mulutmu sama buruknya dengan tampangmu, percaya atau tidak setelah ini aku akan menulis namamu secara terbalik di batu nisan" Ucap Malvic yang kemudian terlihat menghilang, menampilkan after image di setiap jalan yang di lewatinya 

Perasaan dingin seketika langsung menyerang tubuh Devan, saat ia hendak bereaksi itu sudah terlambat, sebuah tangan yang tak bisa ia lepaskan menjepit lehernya dengan keras

"Akhhh, sialan lepaskan, jika kau berani macam macam Klan mataram Kuno tidak akan melepaskan mu" Erang Devan yang mencoba menahan rasa takut dan air yang hendak membasahi celananya. 

"Malvic sudah cukup, Kita akan terlambat" Kata Zea yang mencoba menarik Malvic ke arah Lapangan yang sudah di tempati ribuan siswa, Jujur saja Zea sama sekali tak takut dengan Klan Klan besar itu, ada Ayah di belakang nya, berbeda dengan Malvic jika sampai membunuh Devan di sini makan banyak hal merepotkan terjadi, lagipula ia tak selamanya selalu bisa melindungi Malvic

Meninggalkan Devan yang sedang terbatuk sembari memegangi lehernya, mereka berdua menghilang di tengah tengah kerumunan

"Sial Malvic, tunggu saja pembalasan ku"

Di lapangan 

Malvic dan zea segera bergabung dengan barisan kelasnya, dengan tenang, tanpa adanya suara sedikit pun mereka mendengar kan pidato yang di bawakan oleh kepala sekolah diatas panggung. 

"Selamat pagi anak anak, seperti yang kalian tahu, hari ini adalah hari dimana masa depan kalian di pertaruhkan, kalian memasuki Universitas manapun itu tergantung dengan usaha, dan jerih payah kalian sendiri, baik kalian siswa biasa maupun seorang Soul Kontraktor, masa depan Negri ini berada di pundak kalian, bekerja keras lah, dan belajarlah, peroleh nilai sebanyak mungkin agar kalian bisa memasuki Universitas yang kalian idamkan"

"Dan terakhir untuk siswa bernama Malvic, kau tidak di izinkan untuk mengikuti ujian ini, untuk penjelasan lebih lanjut silahkan temui saya di kantor"Ucap Kepala Sekolah tersebut yang kemudian mengundurkan diri dan mengakhiri pidatonya. 

Ketika pidato di akhiri lapangan tempat berkumpul nya para siswa siswi kembali menjadi riuh dengan berbagai perdebatan tentang Malvic

"Hei... Kenapa Malvic tidak diperbolehkan mengikuti ujian... "

"Siapa tau, mungkin karena ia baru saja menjadi seorang Sou kontraktor" Jawab siswa lain

"Sepertinya tidak, lagipula jika demikian bukankah Malvic harus mengulangi kelas lagi" Bisik siswa yang lain.... 

Keluar dari lapangan dengan sedikit rasa tak nyaman Malvic berjalan menuju kantor Kepala Sekolah yang di ikuti Zea yang berada di belakangnya, memegangi tangan Malvic ia terlihat cemas

'Sebenarnya apa yang di rencanakan pihak Sekolah' Fikirnya

"Zea, kau tunggu di luar sebentar, jangan cemas!" Ucap Malvic yang melepaskan genggaman tangan Zea sembari perlahan mengantuk sebuah pintu dengan plang bertuliskan "Ruang Kapsek di atasnya. 

"Masuklah" ucap suara dari dalam ruangan 

Kemudian malvic masuk lalu menyapa gurunya dengan sopan 

"Duduklah di sini" Kata Kepala Sekolah kepada Malvic kemudian dia mengambil sesuatu dari laci mejanya mengeluarkan sebuah Surat lalu memberikannya kepada Malvic

"Seperti yang kau lihat itu adalah surat rekomendasi Militer, dan alasan kenapa kau tak boleh mengikuti ujian ini!, kau akan mengetahui nya sendiri esok, Ngomong ngomong bapak turut berduka atas hilangnya Ibumu Malvic" Desah Kepala Sekolah bersamaan dengan asap putih yang mengepul dari mulutnya

Mengambil surat rekomendasi yang di berikan oleh Kepala Sekolah, Malvic masih terdiam di tempat terlihat memikirkan banyak hal di benaknya

"Haaaa, dasar anak muda, jangan khawatir kan tentang Zea bapak percaya kalian akan berada di satu Universitas" Tambah sangat guru yang memberi isyarat agar Malvic keluar dari ruangan 

'Karena mungkin pemerintah atau bahkan ayah Zea ingin menjadikan putri nya sebagai alat untuk mengendalikan mu Malvic' fikir guru tak berdaya dengan muka welas asih sembari melihat bayangan Malvic yang mulai menghilang dari Ruangan

Ketika ia keluar dari ruangan, ia melihat Zea yang duduk di kursi tunggu dengan gelisah

"Bagaimana? Apa Yang terjadi?" Tanya Zea ketika melihat Malvic baru saja keluar dari ruangan, bukan hanya Zea yang penasaran bahkan beberapa siswa di sekitar mengalihkan pandangannya ke arak Malvic

Menarik Zea pergi dari kerumunan, Malvic memperlihatkan surat rekomendasi nya kepada Zea

"I-ini!! Woaaah sudah kuduga Malvic kau sangat keren!" Ucap Zea yang terlihat terkejut kemudian bersemangat ketika melihat Surat rekomendasi tersebut 

"Sudah kubilang untuk jangan khawatir kan" ucap Malvic dengan santai kemudian memasukkan kembali Surat rekomendasinya 

"S-siapa yang khawatir?! Aku tidak khawatir kok!" Dengan wajah yang sedikit memerah Zea memalingkan wajahnya 

"Baiklah kau tidak khawatir" Tambah Malvic dengan datar 

Melihat Malvic, Zea menjadi cemberut, ia merasa bahwa belakang ini Malvic menjadi orang lain, sebelum nya Malvic sangat riang, bahkan sedikit tak tahu malu, namun sekarang lihatlah jangankan tersenyum dari pagi buta Malvic selalu memasang wajah datar. 

'Apakah ini karena Kontrak' fikirnya, namun ia segera menepis hal itu karena tak peduli kontrak jenis apa yang manusia lakukan itu tidak akan merubah kepribadian secara diagonal, mungkin Malvic masih belum bisa beradaptasi dengan kehidupan barunya yang berjalan tanpa adanya sangat ibu, Zea hanya bisa berdoa dan berharap agar Malvic segera bisa keluar dari bayangan kesedihan nya. 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status