Kai jatuh bebas dengan kecepatan tinggi, seluruh pakaiannya mengepak dengan kerasnya. Hanya suara siulan angin yang terdengar di telinga Kai, lubang yang gelap tanpa ada sedikitpun cahaya itu tampak tidak berujung. Kai masih terus turun ke bawah, namun ia bisa mengendalikan tubuhnya agar tidak menabrak dinding lubang. Kai tampak tenang, ia sudah pernah mengalami kematian dan juga mengetahui hal yang terjadi setelah kematian, tidak ada yang ia takuti, ia hanya takut jika tidak bisa membalaskan dendamnya dan membuat jiwanya tenang melewati Sungai Reinkarnasi.Kai hanya bisa bertaruh dengan kehidupannya, ia merasa hidupnya kali ini adalah lelucon jika dia mati dengan cara ini, bagaimana tidak, ia sudah diberikan kesempatan dan juga Sistem yang menantang dunia, namun jika ia harus mati di sini hanya karna bertaruh setelah dikejar mahluk yang kuat, hal itu tentu akan menjadi lelucon saat ia kembali naik ke Alam Baka.Wigen hanya diam, ia juga sedang melamunkan nasibnya, jika ia berhasil dal
Tubuh Kai melemah, ia hampir tidak lagi sanggup untuk menahan rasa sakit yang teramat. Esensi Qi nya terkuras habis saat itu terus diputar untuk melindungi tubuhnya dari panas. "Panas ini mengandung Racun Panas yang menggerogoti tubuhku, a-aku tidak sanggup lagi."Kai terus jatuh bebas ke bawah, meskipun jatuhnya sudah melambat, tubuhnya tetap terombang-ambing. Kedua mata Kai hampir tertutup, samar-samar ia melihat sebuah cahaya berwarna kuning kemerahan dari arah bawah. Ia sadar bahwa tubuhnya sudah mendekati dasar dan dengan kondisi tubuhnya saat ini, mustahil dia selamat.Kedua mata Kai perlahan menutup, ia sudah tidak sanggup menahan rasa sakit akibat luka di sekujur tubuhnya ditambah rasa panas yang menyengat serta Racun Panas yang terus menggerogoti tubuhnya. Tubuh Kai hampir mencapai batasnya, ia samar-samar mendengar perkataan Wigen. "Kai, jangan pingsan! Bertahanlah sedikit lagi!"Kai terlalu lemah untuk menjawab, kedua matanya kini telah tertutup dan berada di ambang tidak sa
"Argh..." Kai mengerang saat merasakan sakit di kepalanya. Meskipun darah sudar berhenti mengalir, beberapa luka menganga masih bisa terlihat jelas di beberapa bagian kepala Kai.Kai lalu perlahan-lahan mengambil posisi duduk sambil menahan rasa sakit dan kemudian melihat sekujur tubuhnya. Tubuhnya dipenuhi dengan luka gesekan, luka terbakar dan juga luka sayatan, namun itu juga tidak lagi mengeluarkan darah."Ba-bagaimana bisa aku masih hidup? Dan tubuhku... Meskipun itu sangat terluka, tetapi aku bisa merasakan tubuhku semakin kuat." Kai bergumam dalam hatinya.Tiba-tiba terdengar suara berdering di kepala Kai, itu sangat banyak dan secara beruntun berdering beberapa kali sebelum Kai mematikan suara Sistem dan merasa sangat terkejut saat melihat kata-kata yang muncul dalam benaknya.[ Selamat! Telah mempelajari Teknik Penempaan Tubuh tingkat menengah! ][ Selamat! Telah mempelajari Metode Pemulihan Dasar! ][ Selamat! Teknik Penempaan Tubuh Tingkat Menengah Naik ke level 2! ][ Selam
Perlahan namun pasti, Kai akhirnya berhasil menyembuhkan seluruh luka yang ia derita serta berhasil mengeluarkan Racun Panas dengan metode yang ia ketahui di kehidupan sebelumnya. Tubuhnya kini terlihat semakin kuat, pertumbuhan tulang dan dagingnya sangat signifikan. Ia saat ini hanya membutuhkan waktu untuk masuk ke kondisi Pengasingan, dengan tujuan membentuk Lautan Darah Naga dan Lautan Spritual Primalnya.Kai tidak berencana buru-buru untuk segera menyelesaikan Lautan Darahnya, ia pertama-tama ingin membiasakan diri dengan tubuh barunya, membebaskan diri dari energi mengamuk yang berlebih setelah perubahan jenis tubuhnya. Lagipula Wigen sedang dalam kondisi Rebooting, sehingga Kai memilih untuk menunggu Wigen, sebab jika ia sedang dalam kondisi pengasingan membentuk Lautan Darahnya dan tiba-tiba Wigen berbicara padanya, itu pastinya akan sangat mengganggu proses pengasingan.Setelah satu harian bermeditasi, Kai kembali melihat proses Rebooting Sistem yang kini menunjukkan angka 25
Hal yang aneh mengenai Tungku Pil itu adalah Kobaran Api yang menyala tepat di atas Tungku, meskipun Kobaran Api itu terlihat kecil, saat Kai melihatnya, ia merasa seolah-olah matanya terbakar dan rasa sakit membuat ia cepat-cepat menutup kedua matanya. "Api yang sangat kuat! Sekarang aku tahu dari mana asal Danau Magma dan Racun Panas ini, api ini bukanlah api yang biasa, ini seperti api dengan kekuatan tertinggi di antara kobaran api manapun!"Kai merasa antusias melihat kobaran api itu, namun ia tahu, bahwa tingkat kekuatannya tidak akan bisa untuk memiliki api itu, ia menekan keserakahannya, lalu berdiri dari posisi meditasinya. Kai melihat ke sekelilingnya, ia tidak merasakan adanya ancaman bahaya selain dari Kobaran Api itu.Kai berspekulasi bahwa Kobaran Api ini adalah harta yang ditinggalkan oleh seorang ahli di masa lalu dan mengapa itu belum diketemukan hingga sekarang karena kobaran api ini tidak bisa dirasakan kecuali tubuh kita sudah dekat dengan sumbernya dan pintu masuk
Kai berdiri dari posisi meditasinya, ia mempersiapkan dirinya untuk mempelajari Teknik Lima Tinju Pembunuh Dewa terlebih dahulu. Kai sangat akrab dengan teknik ini, sebab teknik ini adalah teknik yang menemani dirinya mencapai puncak tertinggi di dunianya. Meskipun Kai sangat akrab dengan teknik ini, mencoba teknik Terkuat yang setara dengan Teknik Para Dewa Bumi, mengintegrasikan teknik ini ke tubuh Pendekar Kelas Satu belaka adalah ujian yang sulit. Namun Kai mengambil resiko, ia mengetahui tentang teknik ini hingga bagian terkecilnya, jika ia tidak yakin, ia tidak akan mulai mencobanya.Kai menarik nafas dalam sebelum mengambil sikap, ia memposisikan kuda-kuda dengan tumpuan di lutut kanannya, mengambil posisi badan yang tegak lurus. Kai kemudian mengepalkan tinjunya, lalu menarik siku kanannya ke belakang sebelum melayangkan tinjuan ke udara."Ha!" Kai berteriak keras, melepaskan tekanan energi yang berlebih.Namun tidak ada yang terjadi, tinju Kai hanya berhenti di udara, tidak me
Kai terus meninju ke arah dinding menggunakan Teknik Lima Tinju Pembunuh Dewa. Semakin lama ia berlatih, semakin keras suara tinju di udara. Bebatuan kecil dan pasir mulai tergerus dari dinding, namun tidak menimbulkan kerusakan yang signifikan.Tubuh Kai terasa sangat marah, di bawah pelepasan kekuatan yang tinggi dari Tinju Pembunuh Dewa dan dengan dimandikan oleh Hawa Panas, otot-otot di tubuh Kai mengalami peningkatan kekerasan serta kekuatannya. Ini adalah efek dari Tinju Pembunuh Dewa, apalagi di bawah tekanan Hawa Panas yang membuat pelatihan tubuh Kai semakin efektif.BAM!BAM!BAM!Ledakan demi ledakan terdengar di udara, kali ini tidak hanya suara dentuman yang terdengar, melainkan ledakan kecil. Kai terus menerus memaksa tubuhnya hingga hampir mencapai batasnya.BOOM!setelah melatih teknik ini selama lima belas jam lamanya, ledakan yang sangat keras terdengar. Kai lalu mengangkat tinjunya dari permukaan dinding dan tersenyum puas. "Akhirnya! Sikap Pertama dari Tinju Pembunu
Kai hendak kembali melakukan proses meditasi untuk memulihkan tenaganya yang terkuras akibat mempelajari Lima Langkah Naga Azure, namun ia dikejutkan oleh dering dari Sistem.[ Proses Rebooting Berhasil! Membangkitkan Host! ]"Kai! Kai! Jawab aku!" teriakan Wigen memanggil Kai adalah hal pertama yang keluar dari mulutnya."Aku di sini... Mengapa kau begitu cemas? Apakah kau sebegitu sayangnya padaku?" Kai tersenyum lembut, pandangannya terhadap sosok Wigen sudah seperti sahabatnya sendiri."Mengapa kau mengatakan hal yang menjijikkan seperti itu setelah lepas dari maut? Ah, lupakan, aku senang kau selamat!" Wigen tertawa lepas."Berkat dirimu aku bisa selamat, aku mengucapkan terimakasih yang sangat dalam padamu dan mengingat hal ini di dalam benakku!" Kai menangkupkan tinjunya dan membungkuk ke sembarang arah."Tidak perlu bersikap seperti itu, kita berdua saling membutuhkan, kau membutuhkanku untuk kembali ke duniamu dan aku membutuhkanmu untuk bereinkarnasi."Kai mengangguk. "Namun