STATUS SINDIRAN ISTRIKU
POV RIMA
Suara deru mobil terdengar di depan rumah, aku bergegas melihat di balik jendela. Wanita itu masuk ke dalam rumah setelah memarkirkan mobilnya. Jalannya berlenggak-lenggok bagaikan model ketuaan. Aku terkekeh geli melihat caranya berjalan.
“Mama, tumben datang.” memeluk tubuh mertuaku dan mencium pipi kanan dan kiri. Wajah wanita itu terlihat sedih dan menderita. Aku sudah tahu maksud dia, seperti itulah mertuaku. Datang ketika susah, tak datang ketika senang.
“Mama kangen sama mantu kesayangan Mama. Sudah lama tak ke sini,” ungkapnya. Ia memberikan rantang yang berisi makanan.
“Wangi sekali rantangnya,” sengaja menyindirnya. Aku tahu apa isi rantang ini.
“Iya, dong. Buat mantu Mam
Status Sindiran Istriku"Apa maksud statusmu barusan?""Gak ada apa-apa hanya sebuah status,” ucapku santai. Ia hanya menganggukkan kepala.“Mama mau pulang. Mana uang untuk beli sepatu.”“Mama butuh berapa?” tanyaku. Ada sedikit rasa kesal di hati.“Gak banyak cuma lima juta,” ucapnya. Ia tersenyum manis dan matanya pasti akan berubah menjadi biru sedangkan mata ini menjadi merah. Segera melangkahkan kaki ke kamar. Membuka lemari mengambil uang yang diinginkan mertuaku.“Ini Ma, cukup, kan.” Memberikan uang tumpukan biru kepadanya. Benar yang aku katakan matanya berubah hijau.“Makasih mantu kesayangan. Mama pamit. Kamu tenang saja, nanti Mama omelin Ajit karena dia telah menyakitimu. Kal
STATUS SINDIRAN ISTRIKUBAB 10POV RIMAEntah ke mana lelaki itu, ia telah membawa uang begitu banyak dengan jumlah tujuh puluh lima juta. Aku segera bangkit dan berlari mengejarnya.Aku harus tahu ia ke mana. Kuaktifkan ponselku yang sebelumnya mati. Mencari keberadaan suamiku dengan GPS yang terpasang di mobilnya. Semua kulakukan setelah melihat suamiku berubah.Mengendarai motor adalah cara yang cepat tanpa kena macet. Mas Ajit masih berada di jalan raya. Mengambil dompet dan mengunci pintu.Aku harus bergegas, untuk apa uang tersebut. Segera kustarter motor matikku. Memakai masker, helm, dan jaket tebal.Mengikuti arah GPS melalui ponsel yang aku tempelkan di motor.Meyakinkan diri, kalau aku bisa mengejarnya. Tak berapa lama kemudian, posisi GPS berhenti di sebuah hotel mewah. A
"Aku mencari info tentang mereka. Sebelumnya mereka telah berpacaran selama tiga tahun. Ajit, suamimu menjadi model karena wanita itu." Maya menceritakan apa yang ia tahu."Maksud kamu wanita itu mantan pacar mas Ajit," ucapku terkejut. Maya menutup mulutku agar tak berteriak."Aku merasa di sini tak aman. Ayo kita pergi dari sini!" Maya meletakkan uang tiga lembar berwarna biru dan menarik tanganku."Kamu naik apa?" tanyanya di perjalanan."What! Motor. Bisa hitam kulitku dan terkena debu," ucapnya dengan logak lucu. Aku hanya menertawakannya.Maya membawa motorku dengan bahagia. Ia wanita yang selalu suka kebebasan. Tak pernah mau terikat atau diikat. Dirinya bebas berekspresi. Entah siapa lelaki yang sedang dekat dengannya. Maya tipe wanita tertutup. Apalagi soal lelaki.
STATUS SINDIRAN ISTRIKUPov RimaAku sedang berselancar di dunia maya, melihat status postingan teman-temanku. Terselip rasa rindu di dada. Seandainya, tak meninggalkan dunia model hanya untuk seorang laki-laki penghianat dan pembohong.Kuteguk kopi hitam yang masih berasap, sejak mengetahui perselingkuhan suamiku. Mata ini sulit untuk terpejam. Meminum kopi sehari bisa mencapai empat cangkir.Notifikasi pesan masuk di layar ponselnya. Membuka foto-foto yang dikirim oleh mata-mata yang aku sewa.Mas Ajit sedang duduk merangkul wanita itu. Ia adalah Sofie, sakit hati ini dan sesak. Tak menyangka laki-laki itu berselingkuh.Ridwan, pemuda yang aku bayar untuk mengikuti mereka mengirim video percakapan dua sejoli yang belum move on."Kenapa kamu nikah sa
Status Sindiran IstrikuPantas saja tak ada notifikasi pemasukkan dari bank. Ternyata, ia telah berbohong. Ke mana uang sebanyak itu.Setiap bulan aku mengambil uang tabunganku untuk membayar kartu kreditnya dan iuran yang lain. Dasar Ajit kamu sudah mencurangiku. Aku akan membalasnya."Boleh gak aku nanya?""Nanya boleh ngutang jangan." Necis tertawa menutup mulutnya. Akupun ikut tertawa. Necis, teman yang dapat diajak tertawa. Ia ramah, baik dan humoris."Kamu kenal Sofie?" bisikku di telinganya."Wanita bule itu? Tentu aku kenal. Dia sombong dan murah*an.""Maksud kamu? Dia itu ...." Necis menganggukkan kepala dan meletakkan jarinya di bibir."Aku tahu, dia suka bersama suamimu. Maaf kalau aku
Status Sindiran IstrikuSelama seminggu mas Ajit pergi tanpa kabar. Akupun juga tak menghubunginya. Lebih baik merencanakan semuanya dengan baik.Kubuka akun medsos Sofie69 karena aku tahu mas Ajit sudah mengubah pengaturannya agar tak terlihat olehku.Mereka sedang berdiri di sebuah taman. Melihat matahari yang akan terbenam. Walaupun, wajah suamiku tak terlihat, aku masih mengenalnya dengan baik. Baju mereka terlihat couple.Yang aku pikirkan, mengapa hubungan mereka tidak bisa diketahui para wartawan. Apa mungkin karena Sofie dan mas Ajit adalah rekan kerja dalam pemotretan.Mereka adalah pasangan model yang selalu digunakan oleh para perusahaan iklan. Bod*hnya aku tak memgetahui hal tersebut.Suara ponselku berdering, terlihat nomor baru di layar pipih milikku." Halo, siapa ini.""Rima, ini Mas. Maaf pulsa Mas habis," ucap
Status Sindiran Istriku"Rima! Rima!" Ia mengedor pintu rumah. Kemudian terdengar suara kunci pintu yang terbuka. Aku memejamkan mata ketika pintu kamar terbuka kasar."Astaga Rima! Dasar pemalas! Suami pulang bukannya disambut malah masih tidur," sungutnya kesal. Ia menguncang tubuhku kasar dan mendorong pinggulku dengan kakinya. Sakit sungguh sakit. Sepatunya terasa ke kulit."Rima! Kamu wanita apa kebo." Selimutku ditarik olehnya."Mas Ajit, sudah pulang." Aku hendak mencium tangannya. Segera ia tepis kasar. Aku juga tak sudi bersentuhan dengannya. Untuk apa menghormati orang yang tidak pernah menganggapku ada.."Kamu masih tidur. Sekarang jam berapa, ah." Kepalaku di dorong olehnya hingga terjatuh di atas bantal."Bangun, siapkan sarapan. Aku mau mandi dan segera berangkat lagi," teriaknya.Sengaja aku membuat pucat wajahku. Hanya ingin tahu, apakah ia iba
Status Sindiran IstrikuWajah mas Ajit semakin memerah." Kamu sudah berani!" Melayangkan tangannya. Namun, aku tahan dengan tatapan yang tak kalah tajam. Ia terkejut dengan perlawananku.Suara ponsel menghentikan pertengkaran kami." Awas kamu. Kita lihat saja," ucapnya dan berlalu pergi. Suara mobil sudah meninggalkan halaman. Mungkin, itu panggilan dari simpanannya.Segera aku memotret wajahku yang terlihat memar akibat pukulannya. Kukirim ke nomor ponsel Maya. Ia belum membukanya. Mungkin, sedang sibuk.Suasana rumah menjadi sepi. Merapikan piring dan nasi yang tergeletak di lantai. Untung saja bukan piring beling. Pasti akan repot mengumpulkan pecahannya.Aku masuk ke kamar setelah merapikan meja makan yang berantakan akibat ulahku. Mengambil koper memasukkan semua pakaianku dan perlengkapan lainnya. Tak menyisakan satu pun di rumah ini.