Share

bab 16

Fadhil dibuat gamang dan nyaris tidak tidur semalaman. Meski hatinya sudah mantap mengambil keputusan, tapi tetap saja deg-degan tidak karuan.

Pagi tadi saat dirinya tengah sarapan, Imran menelepon dan menagih jawaban padanya. Dengan segala kekuatan, Fadhil mengatakan akan memberikan jawaban saat jam makan siang. Kali ini Irman yang menentukan lokasi meeting, bukan untuk membicarakan perusahaan, melainkan untuk Merencanakan Merencanakan

Dada Fadhil berdebar-debar saat kakinya masuk ke dalam restoran. Ia lantas naik ke lantai dua. Imran sepertinya sengaja menyewa ruang VIP restoran tersebut untuk obrolan mereka.

Tangan Fadhil meraih daun pintu, lantas membukanya. Di sana Imran sudah duduk dengan dua gelas minuman dingin tersaji. Irman berdiri dan tersenyum menyambut kedatangan Fadhil.

“Sorry, lama, Im. Tadi macet.” Fadhil berdusta. Bukan macet di jalan, melainkan hatinya yang macet, antara datang atau tidak. Ia sendiri pun masih sedikit tahu atas apa jawaban yang akan diberikannya.

“N
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status