Share

Suami Bayaranku Ternyata Bos
Suami Bayaranku Ternyata Bos
Author: Mikhayla Yolanda

Bab 1 Sudah Ternoda

 

Bella tak menyangka malapetaka datang ketika malam itu dia ikut dalam pesta di acara ulang tahun Laura. Laura merupakan istri dari seorang CEO di sebuah perusahaan besar, yang bernama Ronald.

Bella telah bekerja lama dengan Laura sebagai asisten pribadi sekaligus managernya. Laura sendiri merupakan seorang penyanyi terkenal. Laura dan Bella sudah sangat dekat. Wanita itu bahkan sudah dianggap sebagai saudaranya sendiri.

Saat itu seorang laki-laki memberinya sebuah minuman. Bella yang merasa tak mengenalnya menolaknya dengan halus. "Maaf, tapi saya belum haus. Saya bisa pesan sendiri nanti jika mau."

Lelaki itu menatap Bella sambil menaikan satu alisnya. "Lho, kenapa? Ini hanya soda kok," ucapnya. Padahal di dalamnya ia menaruh obat bius, karena telah mengincar Bella sejak lama.

Karena tak enak hati Bella akhirnya meminumnya. Apalagi setelah lelaki itu mengatakan dia adalah salah satu panitia EO yang ikut menangani pesta ulang tahun Laura. Bella tak menaruh curiga dan menenggaknya hingga tandas.

Beruntung dari kejauhan Laura melihat kejadian itu. Ia melihat Bella memijat kepalanya, kemudian tak lama terkulai lemas di pantai. Laura marah besar pada lelaki itu lalu mengusirnya.

"Apa yang kamu masukan pada minuman Bella, tadi. Hah!?" sentak Laura menatap tajam ke arah lelaki di depannya. 

Lelaki jahat itu kemudian gugup. Wajahnya menjadi pucat pasi setelah mendapatkan sorotan tajam dari seluruh yang hadir di acara tersebut. "Sa–saya tak melakukan apapun," elaknya ketakutan. Setelah itu ia kabur, karena tak ingin dikeroyok oleh orang-orang di sana.

Laura yang tak tega melihat Bella mabuk kemudian berniat mengantarkan Bella ke kamar hotel yang sebelumnya sudah Bella pesan. Hanya saja Ronald mencegahnya. "Suruh saja orang lain yang mengantar dia ke kamar. Ini kan pestamu, masa kamu tinggal?"

Laura mengangguk-angguk mengerti. Menurutnya apa yang suaminya katakan itu benar. Ia kemudian memanggil seorang pelayan wanita untuk mengantar Bella ke kamar, dan sebagai gantinya pelayan wanita itu diberi uang.

Laura dan Ronald melanjutkan pesta. Dan beberapa saat setelah itu Ronald mabuk berat, namun Laura tak mengetahuinya. Tanpa sepengetahuan Laura akhirnya Ronald memutuskan kembali ke kamar hotel yang ia pesan untuk dirinya dan Laura tentu saja. Letaknya yang bersebelahan dengan kamar Bella. Hal itu lantaran Bella adalah orang kepercayaan Laura. Ia hanya ingin jika ia membutuhkan sesuatu Bella bisa dengan sigap datang untuk melaksanakan tugasnya.

Ronald merogoh saku celananya untuk mencari keycard kamarnya. Namun ia lupa bahwa Laura yang memegang keycardnya. Dengan kesadarannya yang tak penuh ia marah dan memukul-mukul pintu kamar tersebut, membuat Bella membuka matanya yang masih berat. 

Bella memijat pelipisnya yang masih pusing. "Siapa yang ada di luar?" tanyanya. Tak ada jawaban, terpaksa ia bangkit dari tempat tidurnya dengan sempoyongan. Ia pikir seseorang mengetuk pintunya dengan keras.

Bella membuka pintu. Ternyata ada Ronald di balik pintu. Bella terheran melihat kondisi suami Laura tersebut dalam keadaan mabuk. Yang lebih heran lagi ia tak melihat Laura di sana, meskipun ia sudah mengedarkan pandangannya ke seluruh arah.

"Bu Laura di mana Pak Ronald? Kenapa Pak Ronald datang ke sini sendirian?" tanya Bella berentet. 

Bukannya menjawab pertanyaan dari Bella. Ronald malah mengatakan hal yang tak pantas. "Kamu cantik sekali malam ini." Ia bahkan melihat penampilan Bella dari ujung kaki sampai ke ujung kepala, membuat Bella risih dan bergidik ngeri.

"Maaf Pak Ronald, sepertinya Anda sudah mabuk berat. Dan saya harus menutup pintu untuk Anda," ucap Bella. Ia hanya tak ingin  terjadi sesuatu. Atau setidaknya tak ada fitnah jika ada orang yang akan melihat mereka.

Akan tetapi aksi Bella kalah cepat dari Ronald. Ia menerobos masuk dan mendorong Bella hingga jatuh. Setelah itu ia mengunci pintu kamar.

Bella ingin melawan. Akan tetapi Ronald dengan tega membenturkan kepala Bella ke dinding, hingga gadis malang itu jatuh pingsan. Setelah memastikan Bella tak berdaya Ronald membawa tubuh Bella ke atas ranjang.

Dengan kesadarannya yang tak penuh Ronald melancarkan aksi bejatnya dengan menodai Bella. Sebenarnya Ronald sudah lama menyukai Bella. Hanya saja ia takut karirnya akan hancur jika menjalin hubungan dengan Bella. Lagipula Bella telah mengirim sinyal bahwa ia tak mau merusak rumah tangga Laura.

Bella sempat memekik kesakitan saat Ronald memasukkan kepunyaannya ke dalam inti organ Bella, karena ini pertama kali untuk Bella. Namun enggan berhenti dan malah semakin beringas. 

"Lepaskan saya Pak Ronald. Tolong lepaskan saya…" Ucapan Bella begitu memelas, air mata bahkan sudah membanjiri pipinya.

"Ini tidak akan sakit. Kamu hanya perlu menahannya sedikit agar mencapai puncak kenikmatan," sahut Ronald tak berperasaan. Ia malah menikmatinya. Hingga Ia merasakan cairan akan keluar dan menyembur dari kepunyaannya.

Saat hal itu hampir terjadi Bella berusaha mendorong tubuh Ronald. Lelaki itu menjadi marah dan akhirnya memberikan bogem mentahnya kepada Bella. Gadis itu kini semakin merasakan kesakitan di sekujur tubuhnya.

Sementara Ronald telah mencapai puncak klimaksnya. Ia kemudian merebahkan dirinya ke tubuh Bella, lalu berbisik di telinga Bella. "Aku tidak jahat, kamu jangan khawatir."

Bella terus saja terisak. Ucapan Ronald malah semakin membuat hati Bella teriris pedih. Ronald mengatakan tidak jahat, sementara lelaki itu telah menodainya. Kini masa depan Bella hancur sudah karena mahkotanya sudah direnggut dengan paksa oleh suami dari sahabatnya sekaligus bosnya tersebut.

**

Setelah peristiwa laknat itu terjadi,Hari-hari Bella selalu dihantui oleh rasa cemas. Ada beberapa hal yang ia takutkan. Diantaranya takut hamil. Bella juga selalu menyimpan rasa takut jika bertemu dengan Ronald. 

Puncaknya ketika Bella melakukan tes kehamilan dengan alat tes kehamilan yang ia beli di apotik. Hasilnya ada garis dua tertera di sana. Seketika bumi yang dipijak Bella bagai runtuh. Hatinya hancur dan tanpa sadar menangis tersedu-sedu.

Tangisnya seketika terhenti, saat mendengar seseorang mengetuk pintu kamar mandi. Dengan cepat Bella berdehem dan menormalkan kembali suaranya. "Siapa?"

tanya Bella penasaran.

"Ini aku. Laura," jawab seseorang dari luar. Di luar dugaan Laura mengira Bella dalam keadaan baik-baik saja. Akan tetapi begitu mengetahui mata Bella menangis raut wajahnya berubah menjadi cemas bercampur penasaran. "Kamu kenapa? Habis nangis?"

Padahal sebelum membuka pintu Bella sudah terlebih dahulu mengusap air matanya.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status