Share

Bab 6 Lelaki Arogan

last update Last Updated: 2023-12-01 16:37:26

Akhirnya Laura mengantar Bella ke rumah sakit tanpa suaminya. Kini Laura memandangi wajah Bella yang masih belum sadarkan diri. Ia menatap kasihan pada wajah yang nampak pucat tersebut. Ia menjadi merasa bersalah karena telah bersikap tak baik pada Bella tadi.

Wajah khawatir Laura berubah menjadi sumringah, setelah melihat Bella perlahan sadar dan membuka mata. "Syukurlah kalau kamu udah sadar," ucapnya dengan tulus.

Entah mengapa senyuman Laura kembali menular kepada Bella. Sejenak rasa sakit dan deritanya juga turut menghilang hanya dengan mendengar ucapan yang tulus tersebut. Semua itu menjadi kekuatan baru untuknya.

"Kenapa saya bisa berada di sini Bu Laura?" tanya Bella.

"Tadi kamu pingsan. Pembantu di rumah yang kasih tau aku. Terus ya aku bawa kamu ke sini sama supir," jawab Laura.

Saat Bella ingin duduk kepalanya kembali pusing. Sontak Bella meringis menahan sakit sambil reflek memijat kepalanya. Mata Laura membelalak karena terkejut.

"Astaga Bella. Kamu jangan buru-buru bangun. Kamu belum benar-benar sembuh," cegah Laura.

Laura kemudian meraih tangan Bella dan menggenggamnya. "Kamu yang sabar ya. Ini nggak akan lama kok. Waktu aku hamil muda dulu juga kondisinya lemah seperti kamu," ucap Laura mencoba memberikan semangat.

Bella mengangguk kecil. "Iya Bu."

"Tapi kapan saya boleh pulang?" tanya Bella penasaran. Ia selalu merasa tak nyaman jika harus berlama-lama di rumah sakit.

"Kalau kondisimu sudah membaik kamu boleh pulang hari ini kata dokter," jawab Laura. "Tapi kamu jangan khawatir. Aku nanti akan suruh Jona ke sini buat jagain kamu ya," ucap Laura.

Justru itu yang Bella khawatirkan. Ia tak ingin bertemu dengan Jona. Apa yang bisa lelaki arogan itu lakukan untuknya? Lebih baik tak ada.

Bella buru-buru mencegahnya. "Tidak usah Bu. Saya bisa pulang sendiri kok."

"Kemandirian kamu nggak berlaku saat kamu lagi sakit Bel. Udah kamu pokoknya nurut aja sama aku," paksa Laura. Bella diam dan tak berani membantah.

**

Dan benar saja. Saat dokter menyatakan Bella sudah boleh pulang, Jona datang. Semua itu atas perintah Laura. Dan Jona terpaksa menurut agar tak mendapatkan masalah dengan Ronald.

"Akhirnya yang ditunggu-tunggu datang juga," sambut Laura saat Jona mendekat ke arah mereka.

Berbeda dengan raut wajah Bella yang masam, Jona memilih memaksakan senyumnya. Terlihat kaku dan benar-benar tak sedap dipandang.

"Tuh kan Jona datang. Dia cuek-cuek gitu sebenarnya pasti sayang sama kamu, Bella," puji Laura. Ia bersikap seperti itu karena sudah berdamai dengan dirinya sendiri. Dia juga mensupport Bella agar tak stres dan berdampak buruk bagi kesehatan ibu dan bayinya Bella. Bagi pekerjaan Laura juga sebenarnya. Karena Bella mempunyai peranan penting dalam karir Laura.

"Apa kita bisa pulang sekarang Bu?" tanya Jona kepada Laura.

"Iya bisa. Kita tadi cuma nungguin kamu datang kok," jawab Laura. Bukan kita, tetapi hanya Laura yang mengharap Jona datang. Karena Bella tak menginginkannya.

Melihat Bella menuruni brankar sendirian kemudian Laura memarahi Jona. "Astaga Jona. Kenapa kamu malah diam dan ngelihatin doang? Bantuin itu Bella."

Jona terkejut dan reflek mengiyakan perintah dari Laura. "I–iya, Bu."

Jona akhirnya membantu Bella turun dari brankar. Ia juga membantu Bella berjalan sampai ke parkiran. Daripada terus menerus dimarahi dan diceramahi Laura. Meskipun ia melakukannya dengan grusa grusu, membuat Laura akhirnya menaruh curiga.

"Kalian ini aneh. Katanya mau menikah tapi kok kayak kucing sama tikus. Kelihatan nggak akur," tegur Laura saat sudah dalam mobil di perjalanan menuju ke kost Bella.

Kini terpaksa Bella yang memberikan klarifikasi palsu mengenai hubungannya dengan Jona. "Awalnya kami baik-baik aja Bu. Hanya saja saat ini saya masih marah dengan Jona."

Jona awalnya berangan-angan ingin pura-pura membujuknya seperti di sinetron. Tetapi ia memilih enggan melakukan hal yang dinilainya menjijikkan itu. Akhirnya dia hanya bisa diam.

"Astaga. Kamu pasti membohongi Bella sampai dia jadi seperti ini ya?" semprot Laura.

Ia bahkan memukul-mukul lengan Jona karena gemas.

"Maafkan saya Bu," ucap Jona dengan tersenyum kecut. Kalau saja Laura bukan istri bosnya, Jona pasti akan memakinya habis-habisan.

"Minta maafnya sama Bella bukan sama aku. Itu dia lagi mengandung anak kamu lho," sahut Laura. Pernyataan Laura membuat mata Bella dan Jona mendelik.

"Sudah biarkan saja Bu. Saya udah terbiasa kok," sambar Bella.

"Tuh kan. Kamu beruntung lho punya calon istri yang sabar kayak Bella," ucap Laura.

Asyik berbincang-bincang tanpa sadar mobil Laura kini sudah sampai di kost Bella. Jona menyuruh Laura untuk langsung pulang saja dan berkata dia yang akan mengurus Bella.

"Ibu Laura bisa langsung pulang saja. Saya bisa mengurus Bella sendiri Bu," ucap Jona.

"Mana bisa aku mempercayaimu begitu saja. Udah biarin aku turun dan bantuin Bella," tolak Laura.

Karena merasa sudah membaik, Bella juga turut membujuk Laura. "Jona benar Bu. Saya sudah baik-baik saja kok."

"Ya sudah kalau begitu tolong jagain Bella ya Jona," ucap Laura sambil mengelus lengan Bella dengan lembut dan tersenyum.

"Iya, Bu," jawab Jona.

"Kalau begitu aku pulang dulu ya," pamit Laura.

"Baik.Bu. terimakasih atas bantuannya, dan hati-hati di jalan," sahut Bella. Jona juga mengatakan kalimat yang hampir sama tentu saja.

Laura mengangguk. Kemudian ia masuk ke dalam mobil. Laura melambaikan tangan kepada Bella dan Jona, saat mobilnya melaju pelan meninggalkan kost Bella.

"Dramanya udah selesai. Aku mau pulang," pamit Jona dengan ketua.

"Aku nggak peduli," sahut Bella tak kalah ketus. Namun setelah mengatakan itu badan Bella kembali lemas dan hampir pingsan.

Jona menolehkan kepalanya sedikit. "Aku nggak punya waktu buat ngurusin tingkah manjamu," ucapnya. Setelah itu ia berlalu meninggalkan Bella, meskipun tahu Bella saat ini dalam kondisi yang sulit.

"Pria macam apa yang akan aku nikahi Tuhan," keluh Bella sambil menangis. Samar-samar ia menyaksikan kepergian Jona yang tak berperasaan. Kemudian dengan sisa tenaga yang dimiliki ia berjalan menuju ke pintu utama kost.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Suami Bayaranku Ternyata Bos   Bab 129 Tamat

    Waktu telah lama berlalu, Norma mulai menunjukkan tanda tanda perubahan. Dia terlibat dalam program program rehabilitasi di dalam penjara dan mulai memperdalam pemahamannya tentang dirinya sendiri. Dia belajar mengelola emosi dan membuat keputusan yang lebih bijaksana, serta merencanakan langkah langkah untuk masa depannya setelah keluar dari penjara.Ketika hari pembebasannya semakin dekat, Norma merasa campur aduk antara kegembiraan dan ketakutan. Dia tahu bahwa kehidupannya akan berubah lagi ketika dia kembali ke dunia luar, dan dia berharap bahwa dia siap untuk menghadapinya. Dengan dukungan dari keluarga dan tekad yang baru ditemukannya, Norma bersumpah untuk menjalani hidup yang lebih baik dan lebih bertanggung jawab setelah dia dibebaskan.*** Norma duduk di sebuah kafe, mencerna sensasi kebebasan yang baru ia rasakan. Setelah beberapa tahun di penjara, setiap momen di luar terasa seperti anugerah yang tak terhingga baginya. Namun, di antara kegembiraannya, ada perasaan cemas

  • Suami Bayaranku Ternyata Bos   Bab 128 Kedua Ibu Jona Kini Sahabat

    Nyonya Evelyn merasa prihatin dengan kondisi ibu kandung Jona yang sudah lumpuh bertahun tahun. Dia merasa perlu untuk mencari bantuan profesional yang terbaik untuk membantu kesembuhan ibu Jona. Setelah melakukan penelitian dan mencari referensi, Nyonya Evelyn menemukan seorang dokter ahli terkenal dalam rehabilitasi medis dan pemulihan kondisi fisik yang serius.Dokter tersebut dikenal karena keahliannya dalam merancang program rehabilitasi yang disesuaikan dengan kebutuhan individu dan kemampuan mereka. Dia memiliki pengalaman luas dalam merawat pasien dengan berbagai kondisi fisik, termasuk lumpuh, dan memiliki reputasi yang baik dalam membantu pasien mencapai kemajuan signifikan dalam pemulihan mereka.Dengan harapan untuk membantu ibu kandung Jona mendapatkan perawatan terbaik, Nyonya Evelyn mengatur pertemuan dengan dokter tersebut. Mereka bertemu di kantor dokter, di mana dokter tersebut melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kondisi ibu Jona dan merencanakan program rehabilit

  • Suami Bayaranku Ternyata Bos   Bab 127 Keakraban Kedua Ibu Jona

    Kehadiran ibu kandung Jona, Nyonya Margaret, bersama dengan perawatnya, menyebabkan gemuruh di rumah Bella dan Jona. Meskipun Bella merasa sedikit tegang dengan kedatangan mendadak itu, dia menyambut ibu Jona dengan senyum hangat, memperkenalkan cucu cucunya dengan penuh kebanggaan.Nyonya Margaret, dengan wajah yang dipenuhi dengan campuran antara senyum dan raut penyesalan, mengamati Aurora dan Rafael dengan penuh kasih sayang. Meskipun ada ketegangan yang tersisa di udara, Bella berusaha untuk menciptakan suasana yang hangat dan ramah.Namun, ketegangan di rumah semakin bertambah ketika ayah Jona dan ibu tiri Jona tiba tak lama setelah itu. Kecanggungan yang luar biasa melanda ruangan saat ketiga orang itu bertemu di hadapan yang lainnya.Ayah Jona, seorang pria yang serius dan berwibawa, menyambut Bella dan anak anaknya dengan sapaan yang sopan, tetapi tetap menjaga jarak yang terasa tegang. Sementara itu, Nyonya Evelyn, ibu tiri Jona, mencoba untuk menjaga ketenangan dengan senyu

  • Suami Bayaranku Ternyata Bos   Bab 126 Kelahiran Anak Kedua

    Sembilan bulan kemudian…Sembari berbaring di ranjang rumah sakit, Bella menahan rasa sakit yang melanda tubuhnya dengan erat. Wajahnya terhuyung huyung di antara ekspresi keteguhan dan kelelahan yang tak terelakkan. Nyonya Evelyn, ibu tiri Jona yang setia, berdiri di sampingnya dengan tatapan penuh perhatian dan kekhawatiran yang dalam.“Ibu akan di sini untuk menemani perjuanganmu, sayang,” ucap Ibu tiri Jona.“Berjuanglah, Sayang,” kata Bella ikut memberikan dukungan. Sementara Bella sibuk berkonsentrasi memperjuangkan kelahiran anaknya.Bunyi detak mesin yang mengawasi detak jantung bayi yang belum lahir terdengar di ruangan itu, menciptakan ketegangan yang mendalam. Dokter dan perawat bergerak dengan cepat dan cermat, siap untuk membantu Bella melalui proses yang mengharukan ini.Bella menggigit bibirnya untuk menahan rasa sakit yang luar biasa saat kontraksi mengguncang tubuhnya. Dia merasakan tubuhnya bergetar dengan kekuatan alam yang menggerakkan proses kelahiran. Tatapan mat

  • Suami Bayaranku Ternyata Bos   Bab 125 Hari Hari Menyenangkan Bersama Ibu Mertua

    Bella, meskipun Norma telah dipenjara, masih merasakan dampak traumatis dari peristiwa yang telah terjadi. Dia merasa takut dan tidak aman, bahkan di lingkungan yang seharusnya memberinya perlindungan. Trust issue yang dia alami membuatnya sulit untuk mempercayai siapa pun, termasuk asisten pribadi yang diberikan oleh Jona untuk membantunya.Jona, yang sangat peduli dengan kesehatan mental Bella, berusaha keras untuk memberikan dukungan dan bantuan yang dia butuhkan. Dia berharap bahwa dengan hadirnya asisten pribadi, Bella akan merasa lebih terbantu dan didukung dalam mengatasi trauma yang dia alami.Namun, rencana Jona tidak berjalan sesuai yang diharapkan. Bella tetap waspada dan tidak bisa membuka diri bahkan kepada asisten pribadi yang telah ditunjuk khusus untuknya. Setiap upaya yang dilakukan untuk mendekatinya bertemu dengan tembok percaya diri yang kokoh yang telah dibangun oleh pengalaman traumatisnya.“Aku tidak tau lagi harus bagaimana untuk menghilangkan rasa traumatisnya

  • Suami Bayaranku Ternyata Bos   Bab 124 Masuk Penjara Untuk Instropeksi Diri

    Setelah berjanji untuk berubah menjadi lebih baik, Norma tampaknya mengalami kemunduran yang mengkhawatirkan. Ketika dia mengetahui bahwa Bella sedang hamil anak Jona, gelombang kemarahan dan kecemburuan kembali memenuhi pikirannya. Meskipun dia telah berusaha untuk menahan diri, namun dorongan untuk membalas dendam terhadap Bella dan Jona kembali menghantui dirinya.“Nggak! Ini nggak bisa dibiarkan. Seharusnya aku yang mengandung anak, Jona. Bukan kamu, Bella!” Norma mengamuk sambil menyapu semua yang ada di meja riasnya. Akibatnya semua peralatan make-up nya berserakan di lantai.“Kamu nggak boleh bahagia di atas penderitaanku, Bella. Tidak boleh. Aku harus lakukan sesuatu!”Tanpa memikirkan konsekuensi dari tindakannya, Norma merencanakan sesuatu yang gelap. Dalam kegelapan malam, dia merayap ke rumah Bella dan Jona dengan niat yang tidak baik. Dengan hati yang penuh dendam, dia mencoba untuk menyakiti Bella, dan mungkin juga calon bayi mereka.Namun, sebelum dia dapat melaksanakan

  • Suami Bayaranku Ternyata Bos   Bab 123 Menuju Hidup Yang Lebih Baik

    Langkah Norma untuk memviralkan informasi tentang Zhe ke media sosial, menyebabkan kehebohan besar di antara para pengguna media sosial. Berita tersebut menyebar dengan cepat, mengguncang dunia hiburan dan industri musik di mana Laura, ibu Zhe, adalah figur terkenal.Tidak butuh waktu lama bagi berita tersebut untuk mencapai telinga Ronald, yang segera menyadari bahwa rencana Norma telah berbuah pahit bagi keluarganya. Dia merasa putus asa dan marah, meratapi kerugian besar yang dideritanya, baik secara pribadi maupun profesional.“Sial! Beritanya sudah menyebar,” umpat Ronald dengan penuh emosi. Laura, meskipun terguncang dengan paparan publik tentang masalah pribadi keluarganya, tetap tenang dan tegar. Dia memilih untuk fokus pada kesembuhan Zhe, meskipun hal tersebut berarti harus menghadapi konsekuensi dari tindakan Norma.Sementara itu, Bella dan Jona tidak terhindar dari dampak dari berita tersebut. Mereka mengalami tekanan tambahan dari publik dan media, yang menempatkan merek

  • Suami Bayaranku Ternyata Bos   Bab 122 Bahaya Yang Masih Mengintai

    Norma, yang telah lama menunggu aksi Ronald selanjutnya dalam menganggu bella dan Jona, merasa resah dengan keheningan yang terjadi belakangan ini. Dia memutuskan untuk mengambil inisiatif dan menemui Ronald, mencoba mencari tahu apakah dia benar benar telah berhenti mengganggu Bella dan Jona.Dengan hati yang berdebar, Norma mengetuk pintu rumah Ronald. Saat Ronald membukakan pintu, Norma langsung melontarkan pertanyaannya dengan penuh kekhawatiran."Ronald, aku harus tahu apa yang terjadi," ucap Norma dengan suara gemetar. "Langkah apa lagi yang akan kamu ambil terhadap Bella dan Jona? Mereka sudah cukup lama hidup tenang."Ronald menatap Norma dengan serius, sebelum akhirnya menghela napas panjang. "Norma, aku harus jujur padamu. Aku sudah berhenti," ujarnya dengan tegas.Norma merasa terkejut mendengar pengakuan tersebut. Dia tidak bisa mempercayai apa yang dia dengar. "Bagaimana mungkin aku percaya padamu setelah semua yang sudah terjadi?" kata Norma dengan nada yang tajam.Ronal

  • Suami Bayaranku Ternyata Bos   Bab 121 Berusaha Menjadi Lebih Baik

    Keesokan harinya, suasana di rumah Zhe terasa hening. Zhe masih tertidur, terpapar oleh kelelahan dan ketidakpastian. Namun, keheningan itu tiba tiba terputus oleh suara keras dari pintu depan.Kedatangan polisi yang tak terduga membuat Ronald. Laura yang pagi itu datang untuk menemui Zhe tak kalah terkejut. Mereka bingung dan khawatir, tidak tahu apa yang sedang terjadi. Namun, kekhawatiran mereka mencapai puncaknya saat polisi meminta izin untuk memeriksa kamar Zhe.Dengan hati yang berdebar, Ronald dan Laura mengizinkan polisi masuk. Mereka menyaksikan dengan mata terbelalak ketika polisi menemukan paket kecil yang berisi narkotika di dalam laci meja Zhe.Ronald merasa dunianya hancur saat itu. Dia merasa bersalah karena telah menyia nyiakan kesempatan untuk memperbaiki hubungannya dengan Zhe. Laura, sementara itu, hancur karena melihat anaknya yang terperangkap dalam lingkaran kejahatan yang gelap.Tanpa berkata sepatah kata pun, polisi membawa Zhe pergi untuk diperiksa lebih lanj

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status