แชร์

Bab 132

ผู้เขียน: Citra Sari
Shanaya tidak bisa menebak, dia mundur sedikit. "Pak Lucien mau mengenalkanku?"

"Bukannya tidak mungkin."

Bahu Lucien yang bidang menunduk mendekat, tubuhnya seakan menyelimuti seluruh dirinya. Dengan nada lembut tetapi penuh dorongan, dia bertanya, "Mau bermain dengan cara seperti apa?"

Shanaya tertegun.

Kata-kata sudah terlanjur terucap. Shanaya kini memilih mengalah, meski tahu dirinya pasti akan ditertawakan lagi olehnya. Jadi dia langsung mengingat permintaannya dengan wajah serius.

Dulu tipe idealnya tidak lain adalah sosok seperti Adrian.

Lemah lembut, berpendidikan, penuh tata krama.

Namun sekarang, justru tipe seperti itulah yang paling dia benci.

Dia memang tidak tahu persis apa yang dia inginkan, tetapi satu hal yang pasti, dia tidak mau pria yang sopan, lembut, dan penuh tata krama. "Pokoknya jangan yang seperti itu. Kalau bisa, justru sebaliknya. Dan yang pasti tidak takut pada kekuasaan Keluarga Pranadipa."

"Kalau sebaliknya, berarti jatuhnya dingin, tajam lidah, dan penu
อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป
บทที่ถูกล็อก

บทล่าสุด

  • Suami Berengsek, Istrimu Kini Hamil Anak Big Boss!   Bab 148

    Shanaya terdiam.Ujung telinga Shanaya memerah. Dengan gugup dia buru-buru berkata, "Aku ke kamar mandi saja.""Tunggu sebentar."Lucien menangkap pergelangan tangannya, menariknya mendekat, lalu dengan hati-hati mengikatkan jasnya di pinggangnya, menutupi noda darah di gaunnya."Terima kasih."Guru dan lainnya bisa kembali kapan saja, dan cara ini memang lebih aman.Shanaya merasakan pipinya memerah tak wajar. Alih-alih langsung menuju kamar mandi, dia memilih berjalan ke mobil terlebih dahulu.Dia memang terbiasa menyimpan satu set pakaian ganti di mobil, tetapi tidak menyangka akan terpakai hari ini.Belakangan tidurnya tidak teratur sehingga siklusnya berantakan. Akan tetapi, kemarin dia sempat memeriksa nadinya sendiri, tahu hari ini akan datang, jadi sudah menyiapkan pembalut di tas.Setelah beres di kamar mandi dan berganti pakaian, Shanaya berjalan keluar. Saat bertemu sorot hitam pekat mata Lucien, rasa kikuk tak bisa dihindari.Dia membawa jasnya dan berjalan mendekat. "Jas i

  • Suami Berengsek, Istrimu Kini Hamil Anak Big Boss!   Bab 147

    Aldric Yuwana adalah putra tunggal Guru dan Bu Guru.Shanaya menyesap teh hangat perlahan, lalu tersenyum. "Baiklah, dalam dua hari ini aku akan membeli lebih banyak oleh-oleh khas dalam negeri untuk Anda dan Guru bawa ke sana."Melani mengusap lembut rambutnya. "Kalau begitu, bagaimana denganmu? Mau ikut bersama kami?"Kadang Melani menyukai kepatuhannya yang manis, tapi kadang dia justru merasa kasihan karena Shanaya terlalu penurut.Beberapa tahun ini, mereka selalu mengajaknya untuk merayakan Tahun Baru bersama.Namun gadis itu tahu, hanya saat Tahun Baru keluarga Aldric bisa pulang bertiga menemani mereka. Jadi, biasanya Shanaya baru datang pada hari kedua untuk memberi salam Tahun Baru.Tahun ini...Dia sudah bercerai dengan Adrian, di rumah pun tidak ada satu pun pembantu. Tahun Baru hanya akan terasa makin sepi.Shanaya menekuk bibirnya, tersenyum tipis. "Aku tidak ikut. Lebih baik kugunakan libur ini untuk beristirahat, sambil memikirkan cara menyesuaikan rencana riset."Denga

  • Suami Berengsek, Istrimu Kini Hamil Anak Big Boss!   Bab 146

    "Siapa yang bilang segalanya pasti berhasil?"Gian menahan amarahnya. Kalau saja bukan karena janjinya yang begitu meyakinkan, mana mungkin dirinya ikut terseret dalam jebakan liciknya.Dan untuk itu, dia harus menanggung harga yang begitu menyakitkan.Mendengar itu, Bianca memang merasa agak gelisah. Soal Gian yang dikebiri Lucien, dia pernah dengar Adrian menyebutnya.Beberapa hari ini, dia sengaja menghindar karena takut ikut terseret.Namun jelas, sekarang api itu sudah membakar dirinya juga. Gian menumpahkan semua kesalahan kepadanya.Bianca menahan sakit di kepalanya, otaknya berpikir cepat, lalu dengan kesal berkata, "Aku juga tidak menyangka hari itu Pak Lucien akan datang. Kamu tidak bisa menyalahkanku untuk hal ini..."Bianca teringat sesuatu, nada suaranya mengeras. "Kalau mau salahkan, salahkan saja Shanaya. Dia biang kerok yang sebenarnya.""Lihatlah."Dia menunjuk ke arah mobil Shanaya, senyum licik terukir di bibirnya. "Kamu mungkin sudah dikebiri, tapi dia masih baik-ba

  • Suami Berengsek, Istrimu Kini Hamil Anak Big Boss!   Bab 145

    Namun, dia tidak menyukai pergaulan semacam itu.Jadi setiap ulang tahun, dia hanya memanggil Shanaya, dan dua tahun terakhir ditambah Davin.Anaknya jauh di luar negeri. Makanya bagi mereka, Shanaya sudah seperti anak sendiri."Gurumu dengar ini, pasti senang sekali."Melani memang menyukai sifatnya yang patuh dan perhatian. "Aku dan Arman sekarang ada di supermarket. Ada yang ingin kamu makan?"Shanaya tersenyum manis dan berkata, "Hari ini ulang tahun Guru. Apa pun yang Guru suka, aku ikut saja.""Muridmu ini bermulut manis banget."Di ujung sana, Melani dengan riang bercerita pada Arman, sambil mengingat Shanaya suka kepiting bakar garam. Lalu dia berjalan menuju bagian bahan makanan laut. "Baik, nanti setelah pulang kerja, datanglah bersama Davin.""Baik."Shanaya patuh, menutup telepon, lalu memanggil nomor berikutnya.Davin ada urusan rapat di Dinas Kesehatan, jadi setelah Shanaya masuk mobil, menyalakan pemanas, menunggu di parkiran.Belakangan ini, karena sibuk dengan proyek r

  • Suami Berengsek, Istrimu Kini Hamil Anak Big Boss!   Bab 144

    "Kenapa aku harus ikut pulang denganmu?"Di tengah keramaian, Shanaya merasa malu dan mencoba melepaskan diri dari pegangan Adrian. "Adrian, masuk akal sedikit!"Adrian mengerutkan alis. "Aku tidak masuk akal?"Dia sendiri juga tidak mengerti apa yang terjadi. Melihat Shanaya tertawa riang dengan pria lain, hatinya terasa sangat gelisah.Hari ini Bianca bersikeras ingin jalan-jalan. Adrian tidak mau membuat kecurigaan muncul, jadi seperti biasa, dia menemaninya.Namun siapa sangka, malah bertemu dengan adegan ini.Shanaya adalah istrinya. Jika urusan pekerjaan bersinggungan dengan pria lain, dia masih bisa menerima.Akan tetapi, waktu istirahat pun sedekat ini? Hatinya menjadi sangat gelisah.Shanaya bersuara dingin. "Standar ganda itu masuk akal menurutmu?"Dia dan Bianca bisa bersama-sama masuk dan keluar.Namun, kalau Shanaya hanya makan bersama pria lain, dia langsung gelisah.Nada Adrian tegas, tak bisa ditawar. "Bianca sudah pindah. Aku akan menemanimu ke Tower Dahlia untuk menge

  • Suami Berengsek, Istrimu Kini Hamil Anak Big Boss!   Bab 143

    Shanaya membawa satu set jas bergaris gelap dan berjalan mendekatinya. "Coba yang ini? Menurutku sangat cocok untukmu."Pramuniaga bisa memastikan, itu bukan sekadar perasaan Shanaya.Begitu Nyonya Pranadipa mengajukan pertanyaan barusan, aura pria itu kembali tertahan, bahkan tampak sedikit bersemangat.Keduanya terlihat persis seperti sepasang suami istri dalam pernikahan bisnis yang masih berada di masa penyesuaian.Hanya saja, bagaimana dengan Pak Adrian…Sudahlah, Pak Adrian juga bukan pria baik. Besar kemungkinan Nyonya Pranadipa yang patah hati itu memilih memanjakan diri dengan menyewa pria tampan luar biasa demi hiburan semata.Lucien tidak menolak. "Baik, aku coba."Bahu bidang, pinggang ramping, tubuh proporsional dengan postur tegap. Ditambah wajah tampan itu, jas yang melekat padanya terlihat bahkan lebih menawan daripada ketika dikenakan model profesional.Shanaya tiba-tiba mengerti mengapa para wanita kaya rela menghabiskan banyak uang hanya untuk memanjakan pria tampan.

บทอื่นๆ
สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status