Share

BAB 7 Kejutan Ibu Tiri

Penulis: Liliput
last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-18 10:46:43

Adegan yang baru saja dilihat oleh mata kepalanya, membuat Noah terkesima.

Betapa kompleksnya kehidupan keluarga yang ditumpanginya ini. Noah masih tertegun dan memandangi rekaman video yang sudah aman di ponselnya.

Dasar tidak tahu malu! Dua-duanya sama saja mesum!

“Noah? Apa yang kamu lakukan di dekat ruang kerja Ayah?” Aliesha rupanya tadi mencari-cari keberadaan sopir yang kini sudah jadi suaminya.

Dirinya terkejut karena tak menduga akan bertemu istrinya di sini. “Nona! Aku tadi hanya sedang berjalan-jalan agar tidak tegang.”

Untunglah kedua pasangan tadi sudah berhenti membuat ‘suara’ yang memancing perhatian.

Aliesha mengernyitkan dahi karena merasa janggal.

Gerak-gerik Noah akhir-akhir ini sedikit aneh. Dia lebih sering menerima telpon dan panggilan mendadak.

“Tadi, siapa yang hadir menjadi saksi dari pihak kamu?” tanya Aliesha yang masih berada di dekat Noah.

“Mereka berdua adalah teman baik keluargaku.” Jawabnya sedikit gugup.

Sebenarnya keduanya hanyalah pesuruh di rumah keluarganya. Baginya akan sangat beresiko untuk menampilkan siapa anggota keluarga yang sesungguhnya.

“Apa orang tuamu sudah meninggal?”

Noah terlihat enggan memberikan jawaban. “Mereka tidak punya ongkos untuk ke mari. Dan kupikir ini hanyalah pernikahan untuk menyelamatkan Nona dari Tuan Eros. Jadi… mungkin sebaiknya mereka tidak perlu hadir.”

Ah, betul sekali. Keluarga Noah tentu tak jauh beda status ekonomi dari sopirnya itu, batin Aliesha.

“Terserah jika itu yang terbaik menurutmu.” Seru Aliesha yang sebenarnya tak peduli pada apa yang sudah terjadi.

Dia hanya sekedar basa-basi. Sesekali diamatinya tangan Noah yang menyembunyikan ponselnya ke saku lagi.

“Ngomong-ngomong, Tuan tadi menyuruhku untuk ke ruangan kerjanya. Tapi sepertinya di sana tidak ada siapa-siapa.” Noah menutup-nutupi kejadian yang baru saja dia saksikan.

Dia sengaja mengalihkan pembicaraan.

Aliesha tak sempat menyaksikan Eros dan ibu tirinya sedang beradu kekuatan di dalam sana tadi. Bagi Noah, ini bukan saat yang tepat untuk membuka kartu di depan semua orang.

“Benarkah? Ada apa memangnya? Bukankah Ayahku masih sibuk menjamu tamu-tamu keluarga untuk pesta di luar bersama ibu tiriku?”

Ibu tirimu sedang bermanja bersama Eros, Nona. Ungkapan itu hanya disimpan Noah dalam hati.

Dia berdehem dan batuk sebentar. “Ehm, ehm. Mungkin saja Tuan memerlukan aku untuk membantunya. Sebaiknya Nona cepatlah kembali ke kamar… aku akan menyusulmu nanti. Pergilah sekarang!”

Noah segera kabur dan tak ingin berlama-lama berbincang bersama wanita yang kini sudah menjadi istri sahnya itu.

Tingkahnya semakin aneh saja. Sejak kapan Noah berani menyuruhnya untuk stay di kamar dan tak berkeliaran di rumahnya sendiri?

**

Dengan langkah yang dipercepat, Noah akhirnya bertemu dengan ayah Aliesha di dekat tempat makanan. Dia nampak memilah-milah cemilan yang akan dimasukkan ke atas piringnya.

“Tuan memanggil saya?” Noah sedikit membungkukkan badan.

Ketika pria tua itu sudah menjadi mertuanya, dia tetap saja berlaku seperti sopir dan majikan.

“Iya, aku sudah lama menunggumu.” Dia meletakkan piringnya sebentar di meja. Lalu merogoh kertas yang dia simpan di saku jasnya.

“Ini untuk kalian.” Gumamnya seraya menyerahkannya pada Noah. “Besok pagi, kalian berdua berangkatlah ke Pulau Gura-guri.”

Noah masih belum mengerti. Pulau Gura-guri? Di mana itu?

“Mengapa kami harus ke sana?” tanya Noah sambil melihat dua buah kertas yang rupanya adalah tiket penerbangan ke Bandara Gura-guri.

“Hah, dasar anak muda lugu. Aku memberi kalian tiket honeymoon agar bisa menikmati masa-masa pernikahan kalian.”

Bagaimana mungkin dirinya disuruh untuk melaksanakan honeymoon sementara Aliesha masih bersikap begitu dingin? Lagipula dia juga akan menjalankan misi untuk segera menguasai sertifikat keluarga Aliesha.

“Apa tidak bisa ditunda, Tuan?” Noah mencoba mengusulkan. “Nona Aliesha belum tahu soal ini, kan? Mungkin beri waktu dia beberapa hari untuk bersiap.”

“Ckckck… kenapa kamu mengaturku? Kalian hanya cukup datang ke bandara membawa barang yang kalian butuhkan. Seminggu kemudian kalian bisa pulang lagi ke sini atau ke manapun kalian mau.” Bentak ayah Aliesha pada Noah.

“Ba-baik, Tuan. Baik.”

“Cepat pergi ke kamar dan beri tahu istrimu. Besok sebelum subuh kalian harus berangkat ke bandara.” Ayah Aliesha mengambil lagi piringnya dan berlalu.

Tak lama kemudian sudah bergabung lagi bersenda gurau dengan sanak keluarganya.

Kini Noah harus mencari strategi baru. Apa yang harus dia lakukan?

Baginya menyampaikan perintah mertuanya bukan hal mudah kepada istrinya itu. Dia tahu dan hapal betul watak Aliesha yang keras kepala.

Sekembalinya di kamar, lampu temaram membuat kamar pengantinnya terasa syahdu. Ada desiran yang membangkitkan jiwanya sebagai seorang lelaki.

“Noah?”

Aliesha justru memperburuk keadaan dengan berganti baju mengenakan gaun tidur super pendeknya.

Halo Nona, aku ini laki-laki. Aku tidak bisa konsentrasi melihat bajumu sekarang! Jerit Noah dalam hatinya.

“Apa yang kamu bawa?” nada interogasi Aliesha membuat Noah terhenyak seketika.

Lamunannya sudah ke mana-mana jika bosnya tak bersuara.

“Oh ini?” dia pun menyerahkan dua tiket itu pada istrinya.

Aliesha membaca dengan seksama. “Pasti ini dari ayahku.”

“Betul, Nona. Itu adalah tiket untuk honeymoon kita berdua!” Statemen yang dia ucapkan hampir saja membuat Aliesha tertawa. Untunglah dia bisa menahan hal itu agar tak terjadi.

Honeymoon?

Apa-apaan ini? Apa yang ada di benak ayahnya setelah menikahkannya dengan sopir lalu tiba-tiba menyuruhnya honeymoon! Dan bodohnya, Noah mau-mau saja disuruh-suruh.

“Besok pagi?” Aliesha baru sadar setelah melihat jadwal keberangkatannya. “Mendadak sekali!”

“Iya, Nona. Kalau Nona keberatan, aku bisa sampaikan ke Tuan untuk ganti jadwal.”

Kebetulan aku juga masih ada beberapa urusan yang harus diselesaikan di rumah ini. Itu adalah isi hati Noah saat ini.

“Hmm…” Aliesha memikirkan ulang.

Selama ini tak pernah mengambil jatah cuti dari perusahaannya, meski dia seorang CEO. Mungkin ada baiknya jika dia sesekali menikmati waktu untuk liburan…

Noah berharap bosnya menolak untuk mengikuti rencana ayahnya. Come on!

“Ya, kalau misalkan tidak mau… tidak perlu dipaksakan.”

Semakin Noah mempengaruhinya untuk menolak, semakin dia penasaran dan justru ingin berlaku sebaliknya.

“Siapa bilang aku tidak mau? Aku tentu dengan senang hati mendapatkan kesempatan liburan ini. Anggap saja aku cuti selama sepekan depan!”

Noah hanya bisa pasrah mengikuti rencana istrinya sambil memikirkan bagaimana mengeksekusi misi selanjutnya.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Eli Mirza
aneh ceritanya sumpah tdk menarik sma sekali thor...udah hapus aja
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Suami Berondongku Ternyata CEO Billionaire   BAB 163 Menerimamu Lagi

    Beberapa tahun kemudian..."Aku sungguh bangga kepadamu!" Kakek menepuk pundak cucu kebanggaannya yang telah berhasil membuat perusahaannya menjadi semakin besar dan sukses hingga ke kancah internasional."Terima kasih, Kakek. Ini semua tak lepas dari bantuan Kakek serta Ricky juga." Ucap Noah sambil menepuk bahu sepupunya.Keduanya memang diberikan mandat untuk memegang perusahaan milik McLaren yang tak main-main asetnya kini."Sama-sama..." Ricky nampak tersenyum dan rupanya di sebelahnya sudah ada seorang wanita cantik bertubuh seksi yang menggamit lengannya."Apalagi sejak ada Cassandra, kamu semakin bersemangat bekerja, Ricky. Tidak sia-sia perjuanganku menjodohkanmu dengan dia..." Kakeknya tertawa."Kakek, terima kasih sudah memperkenalkan saya pada Ricky. Dia adalah lelaki terbaik dan sempurna yang pernah saya ketahui..." Cassandra mengucapkannya dengan tulus.Sedangkan Noah masiih nampak diam tak bereaksi saat orang di sekelilingnya menikmati perbicangan. Sudah hampir tiga tah

  • Suami Berondongku Ternyata CEO Billionaire   BAB 162 Sebuah Syarat

    Masih dengan mulut yang terkunci rapat, Tuan Martin tak bisa merespon."Apa katamu?" Itu saja kalimat yang bisa dia katakan saat tahu Noah meminta maaf padanya.Dosanya terlalu banyak, dia harus memastikan Noah meminta maaf dalam hal apa dulu ini."Iya, saya minta maaf telah menuduh Om Martin sebagai penyebab Ben celaka dalam kematiannya itu. Saya mewakili keluarga meminta maaf yang sebesar-besarnya..." Kata Noah sambil menundukkan kepala.Tuan Martin mengamati pemuda itu. Tak ada unsur yang dibuat-buat apa lagi pura-pura. Dia terlihat sangat serius dan tidak main-main.Ini di luar ekspektasinya, jelas tak mungkin seorang searogan dan sesombong Noah mau merendahkan diri untuk meminta maaf."Aku sudah tak bisa percaya apapun yang keluar dari mulutmu, McLaren!" Bentak Tuan Martin.Anehnya, Noah tak bereaksi frontal meski Tuan Martin sudah memancing amarahnya dan bahkan menghina perilakunya saat meminta maaf begitu."Apa yang harus aku lakukan sehingga Om Martin mempercayaiku?" Noah namp

  • Suami Berondongku Ternyata CEO Billionaire   BAB 161 Berdamai

    Noah mendengarkan apa yang dijelaskan oleh pihak kepolisian dengan seksama. Rasanya seperti tak percaya saja dengan apa yang mereka jelaskan.Betapa dia selama ini telah merasa bersalah karena meminjam mobil sepupunya itu sementara mobilnya dikenakan oleh Ben."Tidak ada hal yang mencurigakan selain memang proses perbaikan yang belum selesai." Kata polisi itu mengulangi penjelasannya."Lalu, apa sepupu saya tahu soal mobil yang belum selesai itu?" Noah masih penasaran. "Kata pihak bengkel mobil yang menjalankan pembenahan terhadap mobil itu, korban sudah diberi tahu soal pekerjaan yang belum selesai tapi tetap saja katanya ingin dipakai secepatnya dan dia tak bisa menunggu lebih lama lagi." Jawab polisi itu.Tuan Martin dan Noah saling berpandangan karena merasa saling tuduh satu sama lain. Mertua Ben itu masih mengira kalau Noah sengaja menjebak Ben dengan membiarkan mobil yang masih setengah selesai dikerjakan itu agar dikemudikan oleh menantunya.Padahal jelas-jelas hal itu memba

  • Suami Berondongku Ternyata CEO Billionaire   BAB 160 Fakta Lain

    "Noah, apa yang terjadi?" Aliesha bertanya sambil merangkul sosok di depannya itu.Tangannya gemetar karena membayangkan hal yang tak diinginkan."Cepat jaga Nona Aliesha!" Noah mendengar suara beberapa orang yang berlarian di lantai dua namun dia belum berani membuka pintu."Nona Aliesha, ini kami. Jangan keluar dulu karena di luar masih berbahaya." Rupanya itu adalah pengawal ayahnya."Apa yang terjadi?" Noah bertanya dari balik pintu namun masih menjaga jarak agar tak langsung berada di depan pintu. Khawatir kalau-kalau terjadi hal yang tidak diinginkan."Orang yang dulu disuruh menembak mobilmu, Noah, dia membalas akan menembak Tuan Martin. Tapi beruntunglah tembakan itu meleset dan dia sudah ditembak di tempat oleh pengawal lain..." Jelasnya."Saat kami berdua naik ke atas tadi, dia memang akan melarikan diri ke sini, jadi kami berinisiatif untuk mengamankan Nona Aliesha..." Jawab yang lain."Baik, terima kasih. Kami baik-baik saja. Tolong jaga kami selagi... kami masih di dalam

  • Suami Berondongku Ternyata CEO Billionaire   BAB 159 Teror di Hari Bahagia

    "Kesalah pahaman bagaimana?" Noah mulai terlihat menegang. Dia tak yakin akan siap dengan apa yang akan dia dengar nanti."Saat itu seingatku memang Tuan Martin sudah mengincarmu..." Bi Lastri masih menunggu reaksi Noah.Jika dia rasa nanti Noah akan bereaksi hiper, maka Bi Lastri akan berhenti bercerita."Mengincar?" Noah bertanya namun terlihat kalau dia masih ingin mendengarkan cerita selanjutnya."Setidaknya itu yang bisa aku ceritakan padamu sekarang..." Bi Lastri masih belum mau menceritakan lebih lanjut.Sepertinya memang ada hal yang masih dia tutup-tutupi. Dia ingin tahu apa yang terjadi sebenarnya."Kumohon ceritakan saja sekarang, Bi. Aku tidak yakin apakah setelah ini kita memiliki waktu atau tidak untuk bertemu." Noah sengaaj menakuti Bi Lastri agar dia memang membuka semua yang ia tahu saat ini juga."Apa maksudmu? Apa setelah ini kamu mau pergi dari sini?" Bi Lastri tentu terkejut."Iya..."Langit yang tadi gelap kini sudah berubah lebih mencekam karena badai yang dira

  • Suami Berondongku Ternyata CEO Billionaire   BAB 158 Terbongkar

    Noah berjalan keluar dari kamar Aliesha.Pikirannya masih kalut dan berkabut. Antara diri dan nafsunya saling bertarung. Tak seharusnya di saat-saat berkabung begini dia mencari-cari kesempatan untuk mendekati adik iparnya itu."Noah, kamu belum tidur rupanya..." Bi Lastri tampak kaget ketika keluar dari kamar Tuan Martin dan bertemu dengan Noah yang juga baru saja keluar dari kamar Aliesha."Aku? Aku tidak mungkin tidur jam segini. Lagipula Aliesha sudah tertidur jadi aku pikir lebih baik aku keluar dan... sebenarnya aku ingin bicara denganmu!" Kata Noah.Bi Lastri langsung meletakkan telunjuknya di antara dua bibirnya."Sebaiknya jangan di sini. Ayo, kita turun ke bawah saja!"Bi Lastri mengajaknya untuk segera mencari tempat yang lebih privat untuk bicara. Noah tentu saja menurut dan mengikutinya.Setelah mereka sampai di pavilion bawah, Bi Lastri memastikan tidak ada orang yang mengikuti mereka.Lalu dia membuka dan masuk ke dalamnya."Aku sebenarnya ingin mengatakan sesuatu!" Bi

  • Suami Berondongku Ternyata CEO Billionaire   BAB 157 Mengenangmu

    Setelah mendengar permintaan Aliesha untuk membiarkan Noah menemaninya di rumahnya, tentu saja Tuan Martin semakin meradang.Matanya melotot dan menunjuk-nunjuk anak perempuannya itu."Apa maumu? Kamu sudah memasukkan kembali racun dan duri ke dalam rumahku!" Tuan Martin tidak terima.Baginya kalau boleh memilih, hanya Benedict saja yang ia anggap sebagai menantu. Meski dia juga sama-sama berasal dari keluarga musuh bebuyutannya."Aku tidak salah dalam meminta, Ayah. Aku ingin Noah tinggal bersamaku di sini." Aliesha menyeret kopernya dan dibawanya masuk ke dalam dengan susah payah."Noah, kenapa kamu diam saja? Ikuti aku!" Noah hampir tak percaya dengan apa yang baru saja dia saksikan. Baru beberapa detik yang lalu Aliesha seolah menjadi singa yang kepalaran dan hampir mati dengan tak punya tenaga melawan.Kini, tiba-tiba mantan istrinya itu sudah menjelma seperti singa wanita yang pemberani dan siap melawan apapun yang menghadangnya.Noah melihat sekilas wajah Ayah Aliesha yang mas

  • Suami Berondongku Ternyata CEO Billionaire   BAB 156 Celah Rujuk

    Aliesha mengaitkan kedua lengannya dan melipatnya di depan dada.Ada rasa berat saat dirinya meninggalkan rumah ini sekarang. Dulu, dia bersikeras ingin segera pergi dari sini dan meneruskan hidupnya di rumah yang berhasil ia bangun dengan mimpinya sambil membesarkan usaha yang dia rintis.Kini, entah sejak kapan rasa memiliki itu mulai muncul.Rasanya berat saat Ben sudah tak ada lagi. Apakah dia masih bisa menyebut sebuah bangunan itu sebagai sebuah rumah? Rasanya tidak saat Ben tak ada lagi di dalamnya.Dan tempat terakhir yang Aliesha rasakan sebagai rumah adalah rumah Kakek, yang dirinya akhrinya terusir juga untuk pergi.Memang tak ada yang abadi di dunia ini.Aliesha tahu itu."Apa kamu baik-baik saja?" Suara Noah yang lagi-lagi membuatnya kembali menjejakkan angannya ke bumi.Wanita berbaju hoodie yang ukurannya oversize itu hanya mengangguk dan sorot matanya kosong.Saat ini, Noah juga sama-sama hancur tapi satu hal yang dia pegang yaitu kalimat Ben yang menitipkan Aliesha se

  • Suami Berondongku Ternyata CEO Billionaire   BAB 155 Pergi

    "Aku tidak mau tahu, suruh perempuan itu pergi dari ini!" Suara kakek menggelegar sehari setelah Ben dimakamkan.Tangannya sampai gemetaran saat mengucapkan hal itu pada pengawal dan beberapa orang pembantunya."Tapi, Tuan..." Itu kalimat yang ingin disampaikan oleh pembantu, tapi tetap saja dia tak berani berkata apa-apa karena majikannya lah yang menggaji setiap bulan.Untuk sementara dia harus berdiam diri dan tidak menyanggah apapun yang diperintahkan oleh sang majikan."Cepat kemasi barang-barangnya dan aku tidak mau melihatnya keluyuran di sini lagi!" Kakek semakin membabi buta dan marah sejadi-jadinya."Ba-baik Tuan, kami akan membawanya pergi dari sini.""Jangan sampai ada satu barangnya yang tertinggal. Aku tidak mau di rumahku bau keringat dan jejaknya tersisa di sini. Cepat lakukan!" Kakek bertitah dan kemudian masuk kembali ke ruang kerjanya untuk menyendiri.Baginya kehilangan Ben seperti kehilangan nyawanya sendiri. Seumur hidupnya, cucu yang satu ini teramat menurut dan

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status