Share

Suami Dadakan Ku Ternyata Bos
Suami Dadakan Ku Ternyata Bos
Author: Any Anthika

Bab 1. Siapa Dia?

Dia yang baru saja datang bahkan belum sempat duduk itu menatap Agam dengan tanda tanya. Pria itu melepas cincin pertunangan mereka dan meletakkan begitu saja di hadapannya.

"Kamu pikir, aku akan menikahimu pelacur! Aku benar benar jijik padamu!" Agam berteriak keras hingga menjadi pusat perhatian semua orang yang berada di Restoran itu.

"Apa maksudmu?" Erina masih belum mengerti maksud Alya, menoleh kepada Zaskia, Mita dan Meka yang juga berada satu meja dengan mereka.

"Selama ini aku tertipu oleh penampilan polos mu. Ternyata kau hanya menginginkan uangku saja kan? Kau bahkan rela melayani pria tua bangka hanya demi uang!" Agam merogoh Ponsel dan mengulik sebentar. Lalu menyodorkan dengan kasar di hadapan wajah Erina.

"Lihat apa yang sudah kamu lakukan Erina! Kamu tidak lebih dari seorang pelacur murahan! Kamu kira aku tidak tau hah! Kamu pikir aku bodoh!" Agam menggenggam rambut Erina dan menundukkan kepala gadis itu agar mencermati beberapa Foto di dalam Ponselnya. 

Bagai disambar petir, mata Erina membelalak, lidahnya pun menjadi kelu. 

"Bagaimana mungkin kamu mendapatkan ini semua?" Erina mendongak.

"Tuhan sudah menunjukan wajah aslimu Erina!" Mata Agam sudah menyalang. 

Erina menggeleng kepalanya. 

"Tidak Gam. Itu tidak seperti yang kau pikirkan. Kau harus percaya padaku." Erina berusaha untuk menjelaskan. Tapi Agam sepertinya sudah tidak ingin peduli. Erina merasa putus asa dan kini beralih kepada dua teman wanitanya.

"Zaskia, Alya, Kalian tau yang sebenarnya. Kumohon bantu aku menjelaskan kepada Agam." 

"Justru karena mereka tau , aku jadi tau yang sebenarnya!" Balas Agam dengan seringai yang begitu sinis. 

"Jadi kalian yang memberitahu ini pada Agam?" Erina mencoba bertanya kepada kedua teman wanitanya yang sejak berada disini tadi diam tak bersuara dan hanya menatapnya dengan tatapan dingin.

"Maafkan kami Erina. Walau bagaimanapun juga, Agam adalah teman kami juga. Mana mungkin kami mau bersekongkol denganmu untuk mencuranginya."

Jawaban salah satu dari mereka begitu membuat Erina tercengang. "Sekongkol? Jangan memperkeruh keadaan Zaskia. Kamu tau kalau ini bukan kesalahanku!" Protes Erina.

"Lalu salah siapa? Kamu ingin menyalahkan mereka? Kamu yang pelacur Erina!" Agam kembali mengumpat Erina.

"Gam. Dengarkan aku. Aku bisa menjelaskan. Ini tidak seperti yang kalian tuduhkan." Iba Erina, dia masih berusaha untuk mempertahankan hubungannya dengan pria yang sudah melamarnya itu.

"Cukup! Semua sudah cukup! Tidak perlu ada yang dijelaskan lagi. Mulai detik ini memutuskan pertunangan kita. Aku, tidak akan pernah menikahimu!" Ucap Agam dengan begitu lantang. Bahkan semua orang yang memang sedari telah memperhatikan mereka ikut terkejut.

"Mana bisa seperti itu Gam. Kita akan menikah seminggu lagi. Undangan kita sudah disebar. Bagaimana dengan nasibku? Ku mohon jangan lakukan itu padaku." Air mata Erina sudah luruh tak terbendung, dia meraih lengan Agam dan memegangnya begitu erat.

"Ini adalah kesalahanmu. Tanggung sendiri!" Agam menarik tangannya lalu menendang kursi kemudian bergegas pergi begitu saja. Sebelumnya dia menoleh dan berkata begitu dingin.

"Jangan sekali kali kamu mendatangiku Erina. Aku tidak akan sudi melihatmu lagi!"

Ketiga temannya mengikuti pergerakan kaki Agam yang meninggalkan Erina seorang diri dengan meninggalkan umpatan kasar.

"Hancurlah dirimu sekarang Erina! Bermimpi lah untuk menjadi istri seorang Agam!" 

"Pelacur murahan!"

Erina terduduk lemas di kursi. Sesenggukan menahan kehancuran hatinya. Dia tidak pernah menyangka, kejadian beberapa Minggu yang lalu, yang ia simpan rapat rapat itu bisa diketahui oleh Agam dan menghancurkan harapannya dengan sekejap saja.

Zaskia dan Alya, hanya mereka berdua yang melihat kejadian itu. Tapi mereka sudah berjanji untuk tidak memberitahu kepada siapapun. Kenapa mereka begitu tega?

Erina menangis tersedu tanpa peduli semua orang menatapnya dengan tanda tanya. Sebagian memandangnya dengan tatapan Kasihan, namun lebih banyak yang menatap jijik.

Sampai lama Erina menangis disitu, sampai dia merasa lelah. Sambil sesenggukan, ia mencoba untuk tegar. Lalu berdiri setelah meraih cincin di atas meja di hadapannya itu. 

"Nona. Anda hendak kemana?" Tanya Manager Restoran.

"Memang kenapa?" Erina balik bertanya.

"Makanan ini bagaimana? Siapa yang harus membayar?" 

Erina menoleh, menatap beberapa makanan dan minuman yang ada di atas meja. Bekasnya sudah dimakan.

Erina menatap kebingungan.

 

"Tapi saya tidak memesan."

"Teman teman anda tadi yang memesan dan mereka mengatakan jika anda yang akan membayar."

Erina menutup mulutnya. Detak jantung yang tadi mulai berangsur membaik kita terpompa lagi. Ini adalah restoran mewah. Mana bisa ia membayar? Erina berusaha untuk tenang.

"Berapa semuanya?" Erina mencoba bertanya, siapa tau saja uang yang ia miliki cukup, meskipun dia sudah yakin jika itu tidak mungkin. Karena dia sudah beberapa kali makan disini bersama Agam dan tau bagaimana tarif makanan restoran ini.

"Semuanya Sepuluh juta." 

Erina terbelalak. "Sepuluh juta?" Mana Erina mempunyai uang sebanyak itu, mungkin hanya ada beberapa lembar uang berwarna biru saja di dalam tasnya.

"Tuan, bisakah aku membayar dengan kartu kredit?" Erina mencoba mencari jalan keluar.

" Maaf Nona tapi restoran kami tidak menerima kartu kredit." 

Sekali Lagi Erina kebingungan. Apa yang harus ia lakukan. Benar benar malang nasibnya hari ini. Lalu ia melirik cincin yang ada di genggamannya.

"Bagaimana jika aku membayar dengan cincin ini?" Lalu melepas satu cincin lagi dari jari manisnya dan memberikan dua cincin itu kepada Manager.

Manager Restoran itu meneliti. 

"Cincin ini hanya lah imitasi. Bagaimana mungkin Nona hendak membohongiku?" Lalu mengembalikan cincin itu kepada Erina.

Erina sungguh tercengang. Apa benar yang dikatakan Manager ini?

" Jika anda tidak bisa mengeluarkan uang cash sekarang juga, maka aku akan menahan Nona." 

Erina benar benar dibuat kebingungan sekarang. "Tuan, ku mohon. Aku berjanji akan segera membayarnya. Tolong jangan menahan ku. Aku harus bekerja atau aku akan kehilangan pekerjaan ku." Iba Erina.

"Maaf Nona. Kami tidak bisa menolong. Ini sudah menjadi peraturan Restoran ini. Jika ada pelanggan yang tidak membayar, maka kami akan menahannya hingga anda bisa membayarnya! Anda bisa menghubungi orang tua atau saudara anda."

"Tapi Tuan." 

"Maaf Nona." Manager itu sudah menarik kasar lengan Erina.

"Lepaskan dia! Aku yang akan membayar!" Suara itu dari sudut sana. 

Baik Erina maupun Manager itu sama sama menoleh. Pria bertubuh tegap dan tinggi kekar itu menatap datar ke arah Mereka sambil mendekati. Terlihat merogoh saku di balik jaketnya dan mengeluarkan uang.

Manager Restoran itu melepaskan lengan Erina untuk menerima.

"Terimakasih Tuan." Ucap Manager itu langsung pergi.

Erina terpaku menatap wajah asing yang tidak ia kenal itu. Pria itu tidak menatapnya. Tapi Erina bisa melihat, Pria itu sangat tampan.

"Terimakasih sudah menolongku." 

Pria itu tidak menjawab, hanya mengangguk dan merogoh sebuah kertas beserta pena. Dia nampak mencatat sesuatu. Erina sudah bisa menebak apa yang akan ditulis oleh pria itu.

Selesai menulis, pria itu memberikan kertas itu pada Erina.

Erina tercengang, dia mengira Pria itu akan menulis nomor rekening, tapi Ini adalah Nomor Handphone.

"Baik Tuan. Aku akan menghubungimu ketika aku sudah memiliki uang untuk mengembalikan uangmu tadi." Ucap Erina.

Pria itu hanya mengangguk dan berlalu. 

Erina hanya bisa menatap punggung Pria yang melangkah lebar itu dengan tanda tanya besar. 

"Siapa dia?"

Tatapannya begitu dingin dan penuh aura. Seolah acuh tak acuh dengan keadaan sekeliling. Hal ini membuat Erina semakin tidak mengerti, kenapa orang seperti itu berinisiatif untuk membantunya? Padahal jelas jelas, semua orang disini sedang menatap jijik ke arah Erina.

Comments (42)
goodnovel comment avatar
Nurlina Nurlina
bagus nampak seru
goodnovel comment avatar
qumiez
alur ceritanya bagus sekali, good job...
goodnovel comment avatar
ina setya
nama temennya zaskia, adya, meka ...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status