Share

kenyataannya

Aroma kayu putih memenuhi penciumanku. Tepukan di pipi mulai kurasa.

“Mbak, Mbak Nisa gak papa? Ya ampun, Mbak.” Bik Hanum terlihat begitu khawatir berusaha menyadarkanku sepenuhnya.

Kulihat sekeliling, foto-foto itu sudah tak berserakan mungkin mereka sudah membereskannya.

“Pelan-pelan Mbak.” Bik Hanum membantuku terbangun. “Tri ambilkan minum,” perintahnya kepada Bik Lastri yang duduk di sampingnya memijat kakiku.

“Ini Mbak minum dulu.” Menyodorkan segelas air kepadaku. Gegas kuteguk air dalam gelas hingga tandas.

“Antar aku ke tempat Mas Danu, Bik,” pintaku.

Otakku mulai memutar semua gambar-gambar kejadian yang baru saja terjadi, untaian kata-kata dari Deswa kembali terngiang. Aku harus menyaksikan sendiri.

“Tapi Mbak, maaf apa enggak sebaiknya nunggu Den Rangga dulu?”

Bik Hanum menunduk, sepertinya menyembunyikan sesuatu. Apa orang-orang bawaan Mas Danu semua tahu akulah yang dia sembunyikan?

Aku menatap tajam Bik Hanum yang masih menunduk.

“Iya Mbak, sebaiknya nunggu Den Rangga
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (9)
goodnovel comment avatar
Maryance Martasari
lamanya,pdhal udah dag dig dug ini
goodnovel comment avatar
leili wati
kok cuma begitu aja
goodnovel comment avatar
Dewi Indriana
ceritanya ga dilanjut lagi ya?
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status