Beranda / Romansa / Suami Dalam Kontrak Pernikahan / BAB 3 Ketemu sama Mas Yan?

Share

BAB 3 Ketemu sama Mas Yan?

Penulis: deaubepine
last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-27 09:26:53

“Ayo kita pulang!” ajak Adip pada pacarnya. Pria itu bergegas mengambil barang bawaannya dan menggandeng tangan kekasihnya. Namun, baru saja Adip ingin melangkah suara seseorang menahannya.

“Mau kabur ke mana?” Seorang pria dengan kaos polos berwarna putih dan bawahan celana berwarna beige melangkah mendekat. Ia berdiri di depan Maya menutupi gadis itu.

“Anda siapa?” tanya Adip.

“Saya kakaknya. Dari tadi saya mengawasi kalian berdua di sana, baru saja pergi sebentar sudah seperti ini.” Pria itu menoleh menatap pada pacar Adip. “Dia datang mengajak bertemu adik saya dan mengaku single. Kalian mengaku bertunangan, tapi saya nggak lihat cincin yang melingkar di jari laki-laki itu.”

Perkataan pria tadi sontak membuat wanita itu menarik tangan Adip dengan keras untuk mengecek jarinya. Melihat tak ada cincin di sana ia bertanya dengan marah, “di mana cincinnya?”

“Dia sengaja datang untuk berselingkuh, jadi jelas di sini bukan adik saya yang salah.” Pria tersebut memotong usaha Adip yang ingin menjelaskan keberadaan cincinnya. Setelah mengatakannya ia mengambil tas Maya dan merangkulnya.

“Maya…,” panggil Dita yang baru saja kembali dari kamar mandi. Ia kaget saat kembali dari toilet melihat kerumunan orang dan terkejut melihat kondisi sahabatnya yang acak-acakan tengah dirangkul oleh pria asing.

“Kamu temannya?” tanya pria tersebut.

Dita mengangguk. “Anda siapa? Dan apa yang terjadi sama teman saya?”

“Kita ke tempat yang lebih tenang.” Pria tersebut masih merangkul Maya. Dan gadis itu hanya diam membiarkan dirinya dibawa olehnya. Sepertinya dia masih shock jadi tidak sadar ketika dibawa oleh pria asing.

Mereka memasuki sebuah resto, pria itu melangkah menuju meja yang masih kosong. Setelah memesankan minuman dan beberapa camilan untuk dua gadis bersamanya barulah Maya tersadar. Dita yang sedari tadi menatap temannya langsung menyodorkan minuman untuknya. Maya pun menerimanya dan meminumnya dengan tenang. Beberapa saat kemudian barulah ia bersuara.

“Dit, aku dituduh pelakor,” adu Maya pada Dita.

Dita yang belum tahu kejadian secara keseluruhan kini kurang lebih mengerti setelah perkataan dari Maya tadi. Setelah mengucapkan beberapa kata pada sahabatnya, Maya beralih pada pria di sampingnya. Sesaat Maya tertegun melihat perawakan dan penampilan pria tersebut. Dari pembawaannya dia terlihat dewasa namun, wajahnya terlihat muda sehingga Maya berpikir mungkin umur mereka tak jauh beda.

“Terimakasih sudah menolong saya dan maaf pasti Anda terganggu waktunya karena kejadian tadi.” Maya menundukkan kepalanya. Sementara itu pria asing tersebut menganggukan kepalanya untuk menanggapi ucapan Maya.

“May, sori ya tadi aku nggak ada pas di sana. Terimakasih sudah membantu teman saya,” ucap Dita pada sahabatnya dan pria tersebut.

“Tidak masalah, lain kali lebih berhati-hati bertemu dengan laki-laki. Ku asumsikan kalau itu pertemuan pertamamu. Tapi, Maya kenapa kamu bisa seceroboh itu ketemu secara sembarangan dengan pria seperti itu. Bayangkan kalau nggak ada Mas di sana, bisa habis kamu dirujak semua orang di sana!” omel pria itu yang membuat Maya mengerutkan kening dengan heran.

Omelan pria tersebut terdengar seolah-olah dia mengenal Maya. Bahkan cara dia memanggil Maya sangat lancar tanpa terdengar canggung sekali. Pria itu tahu jika Maya bingung dengannya terlihat jelas dari ekspresinya membuatnya menghela napas.

“Sudah lama tidak bertemu sudah pasti kamu lupa sama Mas.” Dia mengangkat cangkir kopinya dan menyesapnya perlahan.

Maya dan Dita saling bertukar pandang. Dita menatap dengan tanda tanya pada sahabatnya seolah bertanya apakah dia mengenal pria itu sedangkan Maya yang paham hanya bisa menggeleng tak tahu. Tiba-tiba datang seseorang memanggil.

“Hei, Yan!” Seorang pria menepuk bahu laki-laki di samping Maya. Orang tersebut dengan santai langsung duduk di kursi kosong yang kebetulan berada di antara Dita dan pria penolongnya.

“Oh, jadi ini maksudnya tiba-tiba minta pindah. Wihh, kenalan dari mana? Halo cantik kenalin nih abang namanya Ian Farid biasa dipanggil Ian, tapi boleh dipanggil sayang.” Laki-laki bernama Farid itu melempar kedipan matanya pada Maya dan Dita disertai senyum genit. Dita memandang jijik dan langsung membuang muka sementara itu Maya hanya terdiam. Pria penolong Maya menghela napas tampak lelah dengan tingkah temannya yang mencoba merayu dua gadis itu.

“Mas Yan?” Maya menatap pada Ian dan pria penolongnya.

“Lhoh kenal sama Zayyan? Eh bentar panggilannya kok kayak nggak asing.” Ian menahan dagunya dengan salah satu tangannya dan memasang wajah berpikir.

“Dia Maya, tetanggamu,” sahut pria yang dipanggil Zayyan oleh Ian dengan enteng.

“Maya?! Maya yang suka maen sama kita? Yang sering ku jahilin itu?” Ian menoleh menatap Maya. “Beneran Maya nih? Cepet banget dah gedhe!”

Maya terkejut dengan rentetan kata Ian yang tak henti itu. Pria itu menatapnya dengan lekat-lekat lalu tertawa keras membuat pengunjung resto di sana menoleh pada mereka. Tampaknya terganggu dengan suara bising Ian. Zayyan yang menyadari itu meraih donat dan langsung menyuapkannya pada Ian membuat laki-laki itu diam dan mengunyahnya.

Maya menatap satu persatu pada Ian dan Zayyan. Ia tak menyangka dapat bertemu dengan tetangga masa kecilnya itu. Ian yang biasa ia panggil Mas Yan karena namanya yang apabila diucapkannya dengan cepat jadi terdengar seperti itu kini bertransformasi menjadi pria dewasa yang cerewet dan penggoda. Terlihat saat pertama kali bertemu dengan Maya dan Dita, Ian melemparkan rayuan pada mereka berdua. Sementara Zayyan yang sama-sama ia panggil Mas Yan karena kesulitan dirinya memanggil namanya dulu sehingga terkadang jika Maya mengeluarkan panggilan itu dua laki-laki tersebut akan menoleh bersama. Dan tampaknya pria itu tak jauh beda dengan dulu. Tetap diam dan kalem.

“Kok bisa ketemu? Eh, trus ini temen Maya?” Ian menatap Dita. Kini ia tak terlihat seperti di awal. Jika sebelumnya ia akan mencoba melempar rayuan, maka sekarang berbeda. Maya yang tetangganya dulu dan sudah dianggap sebagai adik jadi secara tidak langsung dirinya juga menganggap Dita sebagai adiknya juga.

“Nggak sengaja ketemu Mas Yan. Ini sahabatnya Maya, kenalin namanya Dita.” Maya sengaja tak ingin menjelaskan pertemuannya dengan Zayyan karena ia malu dan pasti jika Ian tahu pasti pria ini akan mengejeknya habis-habisnya mengingat dulu dirinya selalu dijahili olehnya. Dan Maya berharap Mas Yan-nya ini tidak membocorkannya.

Maya menoleh dan mengedip beberapa kali pada Zayyan seolah memberi kodenya pada pria itu agar tutup mulut pada kejadian tadi. Zayyan yang dari tadi hanya diam mengerut heran menonton Maya yang menggerakan kelopak matanya dengan aneh. Ia tak meresponnya karena bingung jadi dia mengabaikannya begitu saja. Dia kembali menyesap kopinya membiarkan Maya yang masih berusaha mengirimkan kode padanya.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Suami Dalam Kontrak Pernikahan   BAB 49

    Maya hanya mengaduk-aduk makanannya tanpa ada niatan untuk dimakan. Moodnya terlanjur jelek gara-gara wanita bernama Rara itu. Untung saja wanita itu tidak ikut bergabung makan siang bersama sekarang, kalau sampai benar-benar wnaita itu membuntuti, dia akan langsung minta pulang saat itu juga. Walaupun begitu tetap saja moodnya sudah hancur. Dia jadi tak memiliki nafsu makan. Padahal tampilan makanan yang ada di depannya ini sangat menggoda. Gara-gara masih mengingat sikap centil Rara pada Zayyan membuat Maya jadi malas melakukan apapun."Dimakan Maya," perintah Zayyan pada Maya yang kini memasang wajah galak padanya. Keningnya mengerut bingung. Menyadari bahwa kejadian tadi menjadi alasan Maya menatapnya seperti itu, Zayyan hanya bisa menggelengkan kepala dengan pasrah."Itu baru satu kan?""Hah?" Zayyan melempar tatapan tak paham dengan maksud pertanyaan Maya. Gadis di hadapannya itu langsung berdecak kesal melihat reaksinya yang mungkin menurutnya menyebalkan. Zayyan menggaruk peli

  • Suami Dalam Kontrak Pernikahan   BAB 48

    Layar ponsel Maya menyala, sebuah notifikasi pesan masuk muncul. Matanya melirik melihat nama Zayyan pada notifikasi tersebut. Dalam pesan tersebut Zayyan mengiriminya sebuah link disertai kalimat yang mengikuti di bawahnya. Kedua mata Maya berbinar saat melihatnya. Ia mengklik link tersebut yang membawanya menuju sebuah drive yang berisi file proposalnya. Ketika ia membukanya Maya bisa melihat keseluruhan isi proposalnya yang lengkap persis seperti versi cetaknya. Pekikan sarat bahagia pun sontak terdengar. Ia kembali ke aplikasi pesan dan mengklik icon telepon pada kontak Zayyan."Mas Yan, ini filenya udah balik lagi?" Maya langsung membuka suara setelah panggilannya terangkat. Nadanya terdengar senang sekaligus lega."Iya, tapi untuk laptop baru bisa Mas kasih besok ya. Untuk jaga-jaga selalu back up ke online, cloud dan sebagainya. Besok Minggu Mas mampir ke rumah," jawab Zayyan yang masih di kantor. Ia masih sibuk dengan pekerjaannya. Ketika stafnya yang dimintai tolong mengirim

  • Suami Dalam Kontrak Pernikahan   BAB 47

    Maya mengantar Zayyan ke mobil setelah makan malam. Zayyan meletakkan dua laptop miliknya dan Maya ke kursi belakang. Ia menepuk kepala Maya lembut dan menyuruh gadis itu langsung masuk ke rumah karena angin malam terasa dingin apalagi saat ini dia hanya mengenakan kaus lengan pendek."Langsung istirahat, nggak usah begadang. Masalah laptop serahkan sama Mas." Maya mengangguk merespon ucapannya. Ia tidak ingin gadis itu begadang sudah cukup lelah dia menangis tadi, jadi dia meminta Maya untuk segera istirahat. Tak lupa untuk menenangkannya mengenai laptop dan file proposalnya."Makasih, Mas Yan udah bantuin," ucap Maya. Dia benar-bener sangat berterimakasih pada laki-laki di hadapannya. Jika bukan karenanya pasti hingga saat ini dia masih menangis dan tidak tahu harus berbuat apa. Dia awam dengan permasalahan seperti ini."Iya, udah cepetan masuk."Zayyan masuk ke mobil setelah memastikan Maya masuk ke rumah, lalu menyalakan mobil. Dalam perjalanan ia menghubungi sekretarisnya menanya

  • Suami Dalam Kontrak Pernikahan   BAB 46

    Jadwal sidang kolokium Maya dan Dita sudah keluar. Mereka berdua mendapatkan jadwal yang sama pada hari Selasa dan hari ini adalah Kamis berarti kurang lima hari lagi. Setelah mendapatkan informasi jadwal Maya mengajak Dita ke tempat fotocopy untuk mencetak laporannya. Berhubung kertas dan tinta printernya habis, Maya memilih untuk mencetak di dekat kampusnya. Sedangkan Dita baru saja mencetaknya semalam dengan printer miliknya sendiri, jadi Dita hanya menemani sahabatnya itu.Setelah mencetak rangkap tiga dan menjilidnya keduanya langsung memutuskan pulang. Dita yang biasanya ikut ke rumah Maya memilih pulang ke apartemennya karena ia akan bertemu ibunya hari ini yang telah beberapa tahun berada di luar negeri.Sesampainya di rumah Maya langsung menuju kamar dan menyalakan laptopnya. Hari ini jadwal terakhir ujian akhir semesternya di minggu ini. Dan pada minggu depan hanya tersisa seminar proposal setelah itu memasuki masa libur. Maya membuka software presentasi untuk membuat lapora

  • Suami Dalam Kontrak Pernikahan   BAB 45

    Zayyan dan Maya memasuki private room resto bersama. Dita, Ian dan Zayn sedang di luar di taman rooftop hotel. Zayyan memesankan makanan untuk Maya karena ia tahu selama acara gadis itu tidak sempat makan. Maya bergumam puas saat merasakan makanan masuk ke dalam perutny. Dia sangat lapar, tetapi selama acara pertunangannya tadi tidak bisa makan karena tidak ada nafsu untuk makan. Baru setelah dia duduk memasuki resto Maya mulai merasakan lapar. Untungnya Zayyan peka sudah memesankan makanan sebelumnya agar tidak menunggu terlalu lama."Mau lagi?" Zayyan melihat menu lasagna dalam sekejap habis dilahap oleh Maya. Melihat Maya yang menganggukkan kepala berkali-kali membuat Zayyan tersenyum.Maya duduk bersandar pada kursi dengan ekspresi kekenyangan. Dia benar-benar sangat kekenyangan hingga ia bisa merasakan perutnya sangat penuh hingga dirinya susah untuk duduk dengan tegap. Badannya bersandar lemas tak sanggup untuk bergerak. Dihadapannya Zayyan menatap Maya dengan tatapan geli yang

  • Suami Dalam Kontrak Pernikahan   BAB 44

    Waktu berlalu sangat cepat dan kini tibalah acara yang ditunggu-tunggu. Hari ini tanggal 31 Desember tepatnya di malam hari kurang dari lima jam lagi pergantian tahun akan segera tiba. Di sebuah lapangan yang cukup luas terlihat dekorasi dengan dominasi warna putih dan biru muda. Dua buah meja besar berjajar berbagai hidangan yang memeriahkan acara hari ini. Semua tamu telah hadir tinggal menunggu datangnya sang bintang utama. Beberapa kursi juga berjajar rapi di sana.Dita datang sudah dari tadi. Kali ini dia mengenakan gaun berwarna lilac yang lembut. Rambutnya yang pendek dia beri hiasan bando hitam dengan aksesoris mutiara kecil. Wajahnya yang polos ia beri beberapa pulasan makeup tipis. Hari ini Dita tampak sangat berbeda dari biasanya. Ian pun sampai terdiam tak dapat bereaksi saking terpukaunya dengan Dita. Biasanya ia hanya sering melihat wajah polos Dita dan dandanan bold ketika berada di club. Kini ditambah hari ini makeupnya tampak berbeda, tetapi hal itu justru memberikan

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status