Share

BAB 4 Pengen Nikah

Penulis: deaubepine
last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-27 09:26:03

Maya menatap pemandangan di luar dengan wajah cemberut. Sementara di sampingnya Zayyan mengemudikan mobilnya mengabaikan Maya. Ketika hari hampir petang Zayyan langsung menyuruhnya pulang. Meski Maya sudah menolak dan memberi alasan bahwa ia sudah besar, pria itu tetap kekeh dengan keputusannya. Bahkan saat Maya meminta bantuan pada Ian, laki-laki itu hanya mengendikkan bahu menolaknya. Dia malah asik menghabiskan camilan yang telah dipesan oleh Zayyan lagi. Dita yang belum mengenal dekat hanya bisa diam tak membantah jadi Maya tak mendapatkan dukungan dalam memprotes Zayyan. Baru saja mereka selesai mengantarkan Dita yang mana Zayyan mengikuti mobilnya dari belakang. Kemudian Maya berpindah ke mobil Zayyan untuk mengantarnya ke rumah.

Tiba-tiba mobil berhenti. Mereka berhenti di minimart dan Maya melirik ke arah Zayyan yang turun dari mobil. Pria itu tak mengatakan apapun yang membuat Maya semakin sebal. Setelah sekian tahun tidak bertemu mengapa laki-laki yang lebih tua sepuluh tahun darinya itu jadi menyebalkan seperti ini. Padahal dulu ia ingat Zayyan selalu menjadi tempatnya berlindung dari kejahilan Ian, meskipun untuk beberapa hal pria itu sangat tegas dengan prinsipnya dan sampai sekarang rupanya tetap seperti itu. Sifatnya yang ini membuat Maya jadi kesal, tapi ia benci pada dirinya yang tidak bisa membantah Zayyan.

Tak lama kemudian Zayyan kembali membawa kantong kresek putih berlogo minimart tersebut. Kantong tersebut langsung ia taruh di atas paha Maya yang membuat gadis itu memekik kaget. Ada sensasi dingin menembus kulitnya. Ketika ia buka Maya menemukan dua buah cup es krim rasa bluberi yang membuat ia langsung memasang senyum lebar.

“Mas Yan beliin aku es krim?” tanya Maya dengan nada harap. Hal ini dikarenakan Maya suka es krim rasa bluberi dan Zayyan tahu tentang hal itu.

“Kata siapa? Mas lagi nyetir jadi minta kamu suapin Mas,” jawab Zayyan yang langsung membuat mood Maya turun seketika. Wajahnya menekuk seperti sebelumnya bahkan lebih dalam karena saking kesalnya mendengar jawaban Zayyan.

Mata Zayyan melirik melihat wajah Maya yang terlihat kesal. Bibirnya mengerucut dengan lucu membuat Zayyan menahan senyumnya. Meski Maya tampak marah, gadis itu tetap membuka cup es krim tersebut dan menyendokkannya untuk disuapkannya kepada Zayyan. Tentu Zayyan dengan senang hati membuka mulutnya untuk melahap es krim tersebut yang menimbulkan perasaan kecut di hati Maya.

“Habiskan!” ucap Zayyan setelah menerima suapan sesendok es krim. Perkataan Zayyan sontak mengubah ekspresi Maya menjadi cerah seketika. Tangannya langsung menyendok es krim tersebut dengan semangat dan memakannya dengan wajah gembira.

Zayyan yang meliriknya dari kursi pengemudi terkekeh memandangi hal tersebut. Ia mengulurkan salah satu tangannya mengacak rambut Maya dengan gemas. Sebenarnya dia memang sengaja mampir membeli es krim untuk Maya. Zayyan tahu kalau tadi Maya sedang kesal karena ia paksa pulang. Jadi ia membeli es krim dengan rasa kesukaannya untuk menyogoknya. Ketika ia bertanya apakah Zayyan membeli untuk dirinya tentu saja dia tidak akan mengaku seperti itu. Ia memilih untuk menjahilinya karena rasanya melihat wajah cemberut Maya sangat lucu baginya. Adik kecilnya ini memang menggemaskan sejak dulu.

“Dari mana kamu kenal cowok tadi?” tanya Zayyan tepat setelah Maya menghabiskan satu cup es krim. Kini gadis itu sedang membuka cup yang kedua.

“Dating app,” jawabnya. Kemudian Maya menceritakan semua pengalamannya bertemu semua teman kencannya kepada Zayyan dengan lancar.

Zayyan mendengarkannya dengan tetap fokus menyetir. Mendengar cerita Maya membuatnya menghela napas dalam hati. Beruntung teman kencan sebelumnya benar-benar tidak memiliki pasangan seperti yang terakhir ini. Dan beruntungnya lagi ia berada di sana secara tak sengaja sehingga bisa membantu Maya keluar dari masalah.

Saat itu dirinya sedang menunggu kedatangan Ian. Zayyan berada di sini untuk mengecek perkembangan anak perusahaan milik ayahnya dan kebetulan besok adalah hari kepulangannya, maka ia memutuskan bertemu dengan Ian. Tapi, siapa sangka saat itu ia melihat sosok gadis yang tampak tak asing baginya. Melihat wajahnya sebuah bayang anak perempuan muncul dalam pikirannya. Namun, Zayyan menepis pikiran tersebut. Meski kota ini adalah tempat tinggalnya Zayyan berpikir bahwa itu cukup mustahil untuk dapat bertemu Maya yang telah dewasa. Ternyata apa yang ia kira benar, gadis yang duduk tak jauh darinya adalah Maya. Gadis kecil yang dulu selalu manja dan berlindung pada dirinya dari kejahilan Ian kini telah menjelma menjadi gadis yang cantik. Tapi, satu hal yang tak pernah hilang dari Maya. Gadis itu memiliki tawa yang manis.

“Lagian ngapain kamu ikut-ikut cari pacar kayak temen-temen kamu itu? Fokus kuliah kamu dulu, bentar lagi studi kamu selesai kan? Nggak usah pacaran dulu!”

“Ihh, apaan sih Mas Yan! Mas mah enak pasti udah punya pacar bisa bilang kayak gitu! Aku kan pengen ngerasain punya pacar,” keluh Maya yang hanya ditanggapi gelengan oleh Zayyan.

“Kata siapa Mas ada pacar, lagian kamu itu masih muda Maya. Fokus naikin value kamu, nggak usah buru-buru buat cari pasangan. Kalau value kamu bagus pasti bakal ada banyak laki-laki yang datang.”

“Hah! Mas nggak punya pacar! Ihh, jomblo dong! Kalau gitu Mas bisa kapan nikahnya? Nggak kasian nanti kalau punya anak udah tua? Nanti kalau kayak aku kan kasian sendirian, jadi anak tunggal. Mamah sama Papah nikah waktu udah lewat umur tiga puluh, trus cuma punya satu anak. Makanya aku pengen nikah muda biar punya banyak anak, biar nggak sendirian jadi ada temen.”

Zayyan sedikit tersentil saat Maya membawa umurnya. Dia mengulurkan tangannya dan menarik pipinya dengan gemas. “Kamu tu dibilangin malah ngeledek ya! Mas nggak setua itu!”

Maya mengaduh sakit merasakan pipinya dicubit oleh Zayyan, namun ia juga tertawa karena pria itu tampak tersinggung oleh ledekannya tadi. “Bukan ngeledek, tapi cuma mau ngingetin aja. Beneran deh mending Mas cepet-cepet nikah, biar bisa punya banyak anak.”

Zayyan menghela napas, bisa-bisanya dia masih direcoki masalah umur dan pernikahan oleh gadis yang baru menginjak umur dua puluh. Sudah cukup ia ditodong terus oleh Mamahnya kini saat berjauhan dari rumah pun bertemu Maya yang membuatnya pusing.

“Kayak kamu udah siap nikah aja,” sahut Zayyan.

“Udah dong! Aku pinter masak, ngurus rumah pun juga bisa, terus pinter jadi aku percaya diri buat ngajarin anak aku nantinya. Dan yang paling penting aku cantik dan sayang anak!” Maya terkekeh geli mendengar dia memuji dirinya sendiri. “Oh…, atau aku nikah sama Mas aja? Kan Mas jomblo dan udah tua, terus aku pengen nikah muda. Nah, pas kan! Kita sama-sama butuh lhohh!”

Zayyan tertawa. “Oke, kalau gitu besok Mas bakal bilang sama Om dan Tante buat lamar kamu.”

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Suami Dalam Kontrak Pernikahan   BAB 49

    Maya hanya mengaduk-aduk makanannya tanpa ada niatan untuk dimakan. Moodnya terlanjur jelek gara-gara wanita bernama Rara itu. Untung saja wanita itu tidak ikut bergabung makan siang bersama sekarang, kalau sampai benar-benar wnaita itu membuntuti, dia akan langsung minta pulang saat itu juga. Walaupun begitu tetap saja moodnya sudah hancur. Dia jadi tak memiliki nafsu makan. Padahal tampilan makanan yang ada di depannya ini sangat menggoda. Gara-gara masih mengingat sikap centil Rara pada Zayyan membuat Maya jadi malas melakukan apapun."Dimakan Maya," perintah Zayyan pada Maya yang kini memasang wajah galak padanya. Keningnya mengerut bingung. Menyadari bahwa kejadian tadi menjadi alasan Maya menatapnya seperti itu, Zayyan hanya bisa menggelengkan kepala dengan pasrah."Itu baru satu kan?""Hah?" Zayyan melempar tatapan tak paham dengan maksud pertanyaan Maya. Gadis di hadapannya itu langsung berdecak kesal melihat reaksinya yang mungkin menurutnya menyebalkan. Zayyan menggaruk peli

  • Suami Dalam Kontrak Pernikahan   BAB 48

    Layar ponsel Maya menyala, sebuah notifikasi pesan masuk muncul. Matanya melirik melihat nama Zayyan pada notifikasi tersebut. Dalam pesan tersebut Zayyan mengiriminya sebuah link disertai kalimat yang mengikuti di bawahnya. Kedua mata Maya berbinar saat melihatnya. Ia mengklik link tersebut yang membawanya menuju sebuah drive yang berisi file proposalnya. Ketika ia membukanya Maya bisa melihat keseluruhan isi proposalnya yang lengkap persis seperti versi cetaknya. Pekikan sarat bahagia pun sontak terdengar. Ia kembali ke aplikasi pesan dan mengklik icon telepon pada kontak Zayyan."Mas Yan, ini filenya udah balik lagi?" Maya langsung membuka suara setelah panggilannya terangkat. Nadanya terdengar senang sekaligus lega."Iya, tapi untuk laptop baru bisa Mas kasih besok ya. Untuk jaga-jaga selalu back up ke online, cloud dan sebagainya. Besok Minggu Mas mampir ke rumah," jawab Zayyan yang masih di kantor. Ia masih sibuk dengan pekerjaannya. Ketika stafnya yang dimintai tolong mengirim

  • Suami Dalam Kontrak Pernikahan   BAB 47

    Maya mengantar Zayyan ke mobil setelah makan malam. Zayyan meletakkan dua laptop miliknya dan Maya ke kursi belakang. Ia menepuk kepala Maya lembut dan menyuruh gadis itu langsung masuk ke rumah karena angin malam terasa dingin apalagi saat ini dia hanya mengenakan kaus lengan pendek."Langsung istirahat, nggak usah begadang. Masalah laptop serahkan sama Mas." Maya mengangguk merespon ucapannya. Ia tidak ingin gadis itu begadang sudah cukup lelah dia menangis tadi, jadi dia meminta Maya untuk segera istirahat. Tak lupa untuk menenangkannya mengenai laptop dan file proposalnya."Makasih, Mas Yan udah bantuin," ucap Maya. Dia benar-bener sangat berterimakasih pada laki-laki di hadapannya. Jika bukan karenanya pasti hingga saat ini dia masih menangis dan tidak tahu harus berbuat apa. Dia awam dengan permasalahan seperti ini."Iya, udah cepetan masuk."Zayyan masuk ke mobil setelah memastikan Maya masuk ke rumah, lalu menyalakan mobil. Dalam perjalanan ia menghubungi sekretarisnya menanya

  • Suami Dalam Kontrak Pernikahan   BAB 46

    Jadwal sidang kolokium Maya dan Dita sudah keluar. Mereka berdua mendapatkan jadwal yang sama pada hari Selasa dan hari ini adalah Kamis berarti kurang lima hari lagi. Setelah mendapatkan informasi jadwal Maya mengajak Dita ke tempat fotocopy untuk mencetak laporannya. Berhubung kertas dan tinta printernya habis, Maya memilih untuk mencetak di dekat kampusnya. Sedangkan Dita baru saja mencetaknya semalam dengan printer miliknya sendiri, jadi Dita hanya menemani sahabatnya itu.Setelah mencetak rangkap tiga dan menjilidnya keduanya langsung memutuskan pulang. Dita yang biasanya ikut ke rumah Maya memilih pulang ke apartemennya karena ia akan bertemu ibunya hari ini yang telah beberapa tahun berada di luar negeri.Sesampainya di rumah Maya langsung menuju kamar dan menyalakan laptopnya. Hari ini jadwal terakhir ujian akhir semesternya di minggu ini. Dan pada minggu depan hanya tersisa seminar proposal setelah itu memasuki masa libur. Maya membuka software presentasi untuk membuat lapora

  • Suami Dalam Kontrak Pernikahan   BAB 45

    Zayyan dan Maya memasuki private room resto bersama. Dita, Ian dan Zayn sedang di luar di taman rooftop hotel. Zayyan memesankan makanan untuk Maya karena ia tahu selama acara gadis itu tidak sempat makan. Maya bergumam puas saat merasakan makanan masuk ke dalam perutny. Dia sangat lapar, tetapi selama acara pertunangannya tadi tidak bisa makan karena tidak ada nafsu untuk makan. Baru setelah dia duduk memasuki resto Maya mulai merasakan lapar. Untungnya Zayyan peka sudah memesankan makanan sebelumnya agar tidak menunggu terlalu lama."Mau lagi?" Zayyan melihat menu lasagna dalam sekejap habis dilahap oleh Maya. Melihat Maya yang menganggukkan kepala berkali-kali membuat Zayyan tersenyum.Maya duduk bersandar pada kursi dengan ekspresi kekenyangan. Dia benar-benar sangat kekenyangan hingga ia bisa merasakan perutnya sangat penuh hingga dirinya susah untuk duduk dengan tegap. Badannya bersandar lemas tak sanggup untuk bergerak. Dihadapannya Zayyan menatap Maya dengan tatapan geli yang

  • Suami Dalam Kontrak Pernikahan   BAB 44

    Waktu berlalu sangat cepat dan kini tibalah acara yang ditunggu-tunggu. Hari ini tanggal 31 Desember tepatnya di malam hari kurang dari lima jam lagi pergantian tahun akan segera tiba. Di sebuah lapangan yang cukup luas terlihat dekorasi dengan dominasi warna putih dan biru muda. Dua buah meja besar berjajar berbagai hidangan yang memeriahkan acara hari ini. Semua tamu telah hadir tinggal menunggu datangnya sang bintang utama. Beberapa kursi juga berjajar rapi di sana.Dita datang sudah dari tadi. Kali ini dia mengenakan gaun berwarna lilac yang lembut. Rambutnya yang pendek dia beri hiasan bando hitam dengan aksesoris mutiara kecil. Wajahnya yang polos ia beri beberapa pulasan makeup tipis. Hari ini Dita tampak sangat berbeda dari biasanya. Ian pun sampai terdiam tak dapat bereaksi saking terpukaunya dengan Dita. Biasanya ia hanya sering melihat wajah polos Dita dan dandanan bold ketika berada di club. Kini ditambah hari ini makeupnya tampak berbeda, tetapi hal itu justru memberikan

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status