Share

19

Akbar semakin gelisah, pasalnya Nada tidak kunjung pulang. Di luar pun tengah hujan lebat. Akbar menyesal karena tidak ikut nada. Harusnya meskipun Nada bersikukuh ingin mencari sendiri, ia punya harus bersikukuh juga. Nada masih asing dengan kota Jakarta.

Akbar kembali menghubungi nomor, Nada. Kali ini justru tidak aktif. Akbar dibuat semakin gelisah.

"Om, bunda belum pulang, ya? Ini sudah sore." Tiba-tiba saja Nazril datang dan berkata seperti itu membuat Akbar terkejut. Handphone di tangannya pun hampir terjatuh.

"Astaghfirullah!" Keluh Akbar.

"Maaf," sesal Nazril. Ia peka karena dirinya Akbar terkejut.

Akbar tersenyum, ia lalu berjongkok. "Jangan meminta maaf. Om nya saja tengah melamun."

"Bunda belum pulang, ya, om?" Nazril kembali berbicara seperti itu.

Akbar menggeleng dengan begitu lemahnya.

"Belum. Om khawatir sekali dengan Bunda mu. Handphone miliknya pun sekarang gak aktif. Diluar hujan lagi."

Tak ada raut sedih sedikit pun diwajahnya Nazril. Ia terlihat tenang.

"Nazril ya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status