Suasana di backstage pagelaran busana internasional itu sangat ramai, semua personil pendukung acara seolah selalu sibuk berlarian ke sana ke mari. Mario yang sudah menyelesaikan separuh tugasnya dan menunggu giliran berikutnya di sore nanti memilih untuk duduk di kursi tunggu backstage bersama beberapa rekan model yang ia kenal. Tanpa ia duga sesosok wanita cantik bertubuh bak gitar Spanyol melenggang mendekatinya. Siulan nakal model-model pria yang duduk bersama dengan Mario seolah tak membuat wanita itu jengah. Tingkat kepercayaan dirinya sangat mengagumkan. Dia berhenti tepat di depan Mario duduk sejauh setengah meter hingga pria itulah yang justru salah tingkah.Mario berdehem-dehem berharap Anna Bianca sedikit mundur, tetapi nampaknya percuma malahan wanita itu duduk di pangkuan Mario dan mengalungkan kedua tangannya di lehernya seolah mereka berpacaran. "Wow, apa dia pacarmu, Mario?" tanya Gabriel MacKenzie yang duduk di sebelah kiri Mario sembari tersenyum lebar menilai pena
"Apa foto itu sudah beres, Mario?" tanya Justin Balviere saat ia menemani anak asuhnya itu menuju ke mobil Hiace untuk pulang ke apartment."Beres! Aku sendiri yang menghapus foto itu di ponselnya, kecuali dia mengirim salinannya ke gadget lain. Kuharap tidak—" Mario mengabaikan hirup pikuk para fans dan wartawan di sekelilingnya saat naik ke mobilnya.Setelah semua pengawalnya ikut naik ke mobil Hiace itu, sopir sewaan mereka melajukan kendaraan itu menuju ke Royal Heist Tower. "Apa Anna Bianca Blanche merelakanmu begitu saja meninggalkannya, Mario?" selidik Justin karena ia tak ingin ada skandal kejutan atas artisnya di kemudian hari.Mario menoleh menatap managernya seraya tertawa kering ia menjawab, "Sepertinya aku telah memberinya servis yang sangat memuaskan tadi—keterlaluan bila ia berani menipuku sekali lagi!"Mendengar jawaban Mario yang bermakna terselubung itu, Justin terkekeh. "Oke, aku percaya kepadamu dan berharap banyak wanita itu tak macam-macam lagi," sahutnya.Semen
"Mario! Mario! Mario!" Teriakan para penggemar berat fighter pro MMA asal Indonesia membahana dari tribun tempat duduk penonton. Pria bertubuh kekar dengan kulit kecoklatan mengkilap oleh keringat itu pun melambaikan tangan kanannya menyapa suporternya di atas arena ring octagon. Dia merasa bangga karena sekalipun ia berasal dari satu negara kecil di Asia Tenggara, tetapi sosoknya dikagumi di kancah dunia MMA internasional.Lawannya pada babak penyisihan kali ini berasal dari Nigeria, salah satu negara di benua hitam. Marcus Owakamanua bertubuh tinggi kekar dengan kulit hitam gelap. Kepalanya gundul mengkilap. Mario tidak pernah menganggap remeh setiap lawannya siapa pun itu dan kali ini dia pun serius untuk bertarung dengan Marcus Owakamanua."Gentlemen approach. On three, okay? One ... two ...three ... FIGHT!" ujar wasit pertandingan MMA sebelum menyingkir dari tengah arena ring octagon yang ganas.Perbedaan Mario dengan petarung lainnya adalah gaya bela dirinya sulit ditebak. Baru
Di Jalan Hanamikoji, Kyoto, Jepang sore itu Edward dan Meirasty yang mengenakan yukata pasangan bermotif senada yang mereka beli di toko baju tradisional Jepang berjalan-jalan santai dikawal oleh rombongan pengawal dalam jarak 5 meter di belakang mereka berdua.Bagian selatan jalan Shijo-dori, kota Kyoto itu pada sore hari banyak ditemui Geiko (istilah Geisha khusus di Kyoto). Wanita-wanita cantik dengan kimono bagus dan riasan wajah khusus itu berlalu lalang di sepanjang jalan yang terdapat banyak restoran dan juga Ochaya (tempat minum teh dimana ada penampilan hiburan oleh Geiko)."Apa kamu mau menonton pertunjukan seni Geiko, Mey?" tanya Edward sembari melayangkan pandangannya ke arah wanita-wanita Geiko yang berjalan berpasangan dengan langkah-langkah kecil cepat di atas sandal kayu khas Jepang.Meirasty berseru antusias, "Ohh ... apa bisa, Kak Edu? Pastinya menyenangkan—"Pria itu pun menyahut, "Hmm ... oke, tunggu sebentar ya. Akan kuusahakan!" Kemudian Edward pun berjalan mende
Tak peduli pagi, siang, sore, atau malam, pasangan pengantin baru itu saling berpacu dalam gairah asmara. Tubuh Meirasty yang masih belia dan berlekuk menggoda itu membuat Edward sejenak melupakan tentang Inez. "Tahukah kamu Mey? Aku selalu tak sabar setiap melihatmu tertutupi pakaian," ujar Edward berdiri di tengah kamar penginapannya bersama Meirasty di sebuah onsen (tempat pemandian air panas).Meirasty bergelanyut manja di leher suaminya sembari menatap raut wajah tampan seperti bintang KPop itu. " Kok nggak sabar kenapa, Kakak Sayang?" tanyanya mendesah sexy di telinga Edward."Nggak sabar buat nelanjangin kamu, apalagi kalau sudah nempel-nempel begini bikin 'jagoanku' pengin olahraga panas. Sengaja ya?" jawab Edward dengan mata berkilat-kilat berbahaya memandangi wajah istrinya."Semalam sudah nonstop apa nggak capek sih, Kak Edu?" sahut Meirasty dengan bola mata membulat keheranan. Dia hingga sulit bangun dari ranjang karena kelakuan suaminya yang kelewat bergairah. Bibir Edw
Sebelum tengah hari Edward bersama Meirasty sudah kembali naik ke kapal pesiar New Starlet Goddess. Mereka sepakat untuk berjemur di tepi kolam renang terbuka yang ada di geladak atas kapal. Tatapan mata Edward berkilat-kilat nakal saat melihat tubuh Meirasty yang terbalut bikini two pieces warna biru langit. Rasanya ia ingin menerkam wanita molek yang tak lain adalah istrinya sendiri. Sepertinya Edward harus bersyukur karena rencana balas dendamnya kepada Mario dengan menggunakan adik perempuannya berjalan dengan sangat menyenangkan.Dia tak pernah merasa bosan menghabiskan waktu dengan Meirasty sepanjang hari. Wanita yang bekerja sebagai sekretarisnya itu cepat belajar, bukan hanya mengenai pekerjaan. Namun, hal-hal yang nakal juga. Edward menggelontori pikiran Meirasty dengan tayangan-tayangan video panas dari negara barat dan juga Asia. "Kenapa lagi ngeliatin aku segitunya, Kakak Sayang?" goda Meirasty berjalan melenggak-lenggokkan pinggangnya mendekati Edward. Kemudian ia berpu
Setelah 5 hari di New York yang penuh gejolak emosi bagi Mario, pagi ini ia kembali ke tanah air dengan pesawat Emirates Airlines bersama Justin Balviere dan para pengawalnya yang berjumlah 6 orang. Turnamen MMA Asia Pasific yang berakhir tadi malam dimenangkan sekali lagi olehnya di kelas welter. Memang perjuangannya tak mudah, tubuhnya tak luput dari hajaran lawannya. Memar tersisa membiru di beberapa tempat di wajah serta area dada, perut, pinggangnya. Namun, segalanya menjadi tak begitu mengerikan ketika ia meraih kemenangan di atas arena.Ketika sedang menunggu boarding pesawat pagi menuju ke Jakarta, Justin yang duduk bersebelahan dengan anak asuhnya berkata, "Setelah pulang dari New York kamu punya waktu istirahat 3 hari saja, Mario. Ada pekerjaan syuting iklan produk perawatan wajah yang bertempat di Korea Selatan. Nanti colab sama beberapa artis KPop di sana, juga photo shot beberapa majalah kelas Asia.""Hmm ... atur saja, Justin! Aku akan kerjakan apapun kontrak pekerjaan
Lingerie berbahan chiffon selapis itu merosot dari bahu Inez. Suaminya terlalu ahli melucuti pakaian dinas malamnya yang sexy. Bisikan rayu yang terkesan begitu posesif dikirimkan Mario di tepi telinganya, membuat pipinya merona seiring tangan lincah suaminya membelai-belai sepasang bulatan menggoda di dadanya. Inez melepaskan desahan pasrah tak berdaya seraya berkata, "Mass ... mau pemanasannya lama apa cepet? Kan capek habis terbang jauh dari New York—" "Kamu maunya gimana? Mas asal kamu senang sih ayo aja!" balas Mario sambil menyusuri tubuh polos di hadapannya dengan bibir dan lidahnya dari atas ke bawah menuju ke inti kewanitaan istrinya membelainya dengan lembut seraya menyesapnya."Aaakkhh ... Mass ... bandelnya masih sama deh!" Kepala Inez tersentak ke belakang dengan mata terpejam. Namun, sentuhan sensual itu berlanjut menuruni pahanya hingga ke betisnya, bahkan hingga ke telapak kakinya. "Mas ... geli!"Mario terkekeh mendengar jeritan tertahan istrinya yang cantik. Dia sa