Share

19. Dia berkhianat

"Brengsek! Buta kali tuh orang! Bukannya minta maaf main kabur aja, sialan!"

Sambil mengibaskan pakaian atasnya yang basah, Gusti terus mengumpat lelaki yang bahkan sudah menjauh dan hilang di balik kerumunan tamu yang lain. Setelan tuksedo yang beberapa saat lalu membuatnya begitu percaya diri kini berakhir dengan bercak merah, dan sialnya lagi sangat kontras dengan warnanya yang putih.

"Biar sendiri juga aku tetap ingin terlihat tampan, Bodoh! Merusak suasana saja." Sempat mengeluarkan beberapa umpatan lagi, Gusti pergi ke toilet.

Gusti yang kesal akhirnya melepas jasnya. Sialnya setelah dibersihkan dengan tisu serta sedikit air bukannya hilang, jas mahal itu justru semakin mengenaskan dan mustahil ia kenakannya lagi.

"Awas saja. Kalau bertemu pecundang itu aku pastikan dia membayar mahal untuk ini."

Menenteng jas keluar dari toilet, mata kemerahan Gusti merotasi sekitar–mencari keberadaan lelaki itu yang diharapkan masih ada di tengah pesta. Namun, setelah mencari-cari bahkan semp
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status