Share

18. Menarik perhatian

"Tumben belum tidur?"

Mendekati Tika yang berdiri menatap langit malam dari jendela yang sengaja dibuka, Dewa ikut memandang ke arah yang sama. Sebenarnya ia sudah akan pergi, hanya saja melihat Tika yang belum juga begeming sejak satu jam lalu, memunculkan rasa ingin tahu di benak Dewa. Apa yang sebenarnya Tika perhatikan?

"Mau keluar?" Pandangan Tika justru menelisik penampilan Dewa yang sudah rapi. Lantas, beralih pada benda yang melingkar di pergelangan tangan kirinya. "Ini sudah terlalu malam untuk keluar."

Dewa mendesak alis, mungkinkah Tika tidak rela ia tinggalkan? Padahal waktu masih terlalu sore untuk dirinya yang memang terbiasa berkeliaran di malam hari.

"Tadinya iya. Tapi mendadak saya batalkan." Tiba-tiba jiwa narsis si playboy kampret pun meronta, menganggap Tika memang sedang membutuhkan dirinya.

"Selain itu saya juga khawatir tidak mendapat pintu lagi." Terkekeh pelan berusaha mencairkan suasana.

Tika terlihat murung sejak mengetahui Inez menangis di balkon sore tadi.
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status