Share

Chapter 2

Author: Mar Shahle
last update Last Updated: 2023-10-20 11:31:55

“Jangan berpura-pura bodoh kamu, Zavar! Bukankah ini yang kamu mau?” ucap Sarah dengan geram. Ia merasa Zavar lah yang sengaja menjebaknya, menggunakan kesempatan disaat kesempitan.

“Kamu sengajakan membuat drama bahwa aku tidur denganmu, agar kamu bisa menikah denganku dan menjadi menantu di rumah ini, tanpa harus lelah menjadi tukang ojol?” tuduh Sarah dengan tatapan yang tajam setajam belati.

“Apa maksudmu? Aku sama sekali tidak mengerti,” Zavar mencoba menjelaskan.

“Stop! Jangan menyalahkan orang lain, Sarah. Disini kamu dan Zavar sama-sama bersalah. Ayah sudah memutuskan akan menikahkan kalian hari ini juga! dan Papa tidak mau mendengarkan penjelasan apun lagi,” papar Bagas.

“Tapi, Ayah. Bagaimana mungkin Sarah menikah dengan lelaki yang tidak sarah cintai? sarah ingin menyelesaikan kuliah terlebih dahulu.” Sarah berusaha menjelaskan kepada Ayahnya. Dia bersikeras tak mau dipaksa dinikahkan dengan Zavar.

“Keputusan sudah bulat, Ayah tak mau kamu dan Zavar terus berbuat dosa," jawab Bagas.

“Ayah, maafkan Sarah yang telah membuat Ayah malu. Tapi sumpah demi Allah, Sarah tidak melakukan hal yang tak senonoh itu, Ayah. Apalagi di rumah ini, itu tidak mungkin. Paling tidak melihat rekaman CCTV-nya dulu.” Sarah berusaha menjelaskan pada ayahnya.

“Cukup, Sarah! Tak ada yang perlu dijelaskan lagi. Semua sudah sangat jelas. Pengawal, pegang mereka berdua, masukan kedalam mobil.” Bagas memerintahkan perintah pada kedua pengawalnya.

Sekuat apapun Sarah memohon pada sang Ayah, tetapi lelaki itu sama sekali tak menghiraukan. Ia tetap kukuh pada pendiriannya, menikahkan Sarah dan Zavar secepat mungkin agar tak semakin membuat keluarganya malu.

Dua mobil melaju dengan kecepatan tinggi menuju ke KUA. Tiba di sana, Sarah dan Zafar langsung dinikahkan.

“Sah!” ucap para saksi. Seketika itu luruh lah air mata Sarah. Ia tak menyangka akan menikah secepat ini, dengan dengan cara yang tak pernah ia sangka-sangka.

Padahal, Sarah masih ingin menyelesaikan kuliahnya. Hati Sarah hancur, mendapati nasibnya yang tidak pernah memihak pada kebahagiaan.

“Sarah, mulai saat ini kamu bukan tanggung jawab Ayah lagi. Jika ada apa-apa jangan pernah hubungi Ayah. Sebab tanggung jawab Ayah padamu sudah selesai. Kini segala urusan mu menjadi tanggung jawab dia!” Bagas menunjuk ke wajah Zavar. “Hei, kamu! aku serahkan sepenuhnya Sara padamu. Terserah kalian mau apa dan pergi kemana, aku tak akan melarang, tapi ingat satu hal. Jangan pernah tampakkan wajah kalian di hadapan ku!” Bagas berucap dengan lantang.

Kemudian, Bagas buru-buru keluar dari KUA lalu masuk kedalam mobilnya. Ia tak kuasa melihat Sarah dan Zavar. Hatinya sangat benci pada putri kandungnya itu, yang ia pikir membuatnya malu.

Sementara itu, Lena dan putrinya, mencemooh Sarah dengan pandangan yang merendahkan. Kemudian Lena pun segera keluar untuk menyusul Bagas yang telah masuk kedalam mobil.

“Sudah menikah dengan pria miskin, dan dibuang dari keluarganya,” celetuk Selena yang masih berada di ruangan tersebut.

“Itulah makanya, Sarah jangan keganjenan. Mentang-mentang kami lagi keluar seenaknya kamu memasukkan seorang lelaki di rumah kita, lain kali kalau mau buat maksiat tuh di hotel dong! Jangan di rumah, biar nggak ketahuan! Nggak modal banget, wajar sih selera kamu kan tukan ojol.” Selena berucap pada Sarah.

Zavar yang mendengar perkataan pedas Selena membuatnya habis kesabaran. Zavar melayangkan tangannya, mendarat cantik di pipi mulus saudara tirinya Sarah, berharap gadis itu diam. Namun, bukannya diam. Justru Selena menatap dengan tajam, seolah merasa tak terima.

“Kau! Beraninya menamparku!” ucap Selena geram.

Selena merasakan pipinya terbakar setelah mendapatkan tamparan keras dari Zavar. Ia tidak percaya bahwa pria yang baru saja menikahi Sarah, saudara tirinya berani melakukan hal itu padanya. Selena merasa terhina dan marah. Ia menatap Zavar dengan mata yang menyala-nyala, lalu membentaknya dengan suara yang menggelegar.

“Sialan! Beraninya kau menamparku! Kamu pikir kamu siapa, hah!” berang Selena dengan penuh amarah. Ia mengangkat tangannya untuk membalas tamparan itu, tapi Zavar dengan cepat menangkap tangan Selena dan menekannya ke bawah.

“Berisik, tutup mulut kotor itu!” ungkap Zavar dengan nada dingin. Ia melihat Selena dengan tatapan sinis.

Mendengar perkataan Zavar tentunya membuat Selena semakin murka mendapat hinaan dari tukang ojol tersebut. Ia semakin tak terima.

“Apa katamu? Orang rendahan seperti kamu berani sekali mengatakan hal seperti itu padaku. Bahkan dirimu itu tak pantas di sandingkan dengan kotoranku. Berkaca, dan sadar dirilah. Lihat siapa dirimu. Ojol rendahan! Kalian memang pantas,” ucap Selena menghina Zavar.

Selena mencoba melepaskan tangannya dari cengkeraman Zavar yang kuat, tapi gagal. Ia meronta-ronta sambil menjerit-jerit meminta tolong. Ia berharap ada orang yang datang untuk membantunya. Beberapa orang di KUA melihat adegan itu dengan rasa penasaran dan heran.

“Tidak berpendidikan!” jawab Zavar menatap Selena dengan pandangan nanar. Andai dihadapannya seorang lelaki, mungkin sudah ia layangkan bogemnya dengan sekuat mungkin ke wajah gadis yang telah memancing amarahnya. Tetapi, Zavar masih dalam kendali mengontrol emosinya.

“Sudahlah Zavar, lepaskan dia, sebelum penjaga ayah ku menyakiti kamu,” ucap Sarah memberi tahu. Ia takut kalau Selena nekat berteriak, tentunya akan membahayakan Zavar apalagi di depan masih ada penjaga ayahnya yang menunggu bisa saja melakukan hal buruk kepada Zavar.

Mendengar perkataan Sarah, Zavar pun akhirnya mengundurkan cengkramannya, lalu melepaskan tangan Selena dengan menghempasnya.

“Jika kau berani menyakiti Sarah, aku tak akan segan menyakitimu lebih dari ini,” ancam Zavar yang begitu kesal dengan sikap saudara tirinya Sarah.

Selena merasa tersengat mendengar kata-kata Zavar. Ia tidak tahan mendengar kata-kata itu dari seorang ojol yang dianggap hina. Ingin melawan tetapi ia takut kalau Zazar menyakitinya. Ia mendesis merasakan sakit di tangan yang berdenyut nyeri akibat cengkraman dari pemuda itu.

“Selena, cepat! Kamu mau pulang atau tidak! Ayo cepat sebelum ayahmu marah!” titah Lena meneriaki Selena di dalam ruangan KUA.

Lena berdiri di samping pintu dengan tas dan jaket di tangannya. Ia sudah tidak sabar ingin meninggalkan tempat itu dan melupakan kejadian memalukan itu.

Mendengar teriakan dari mamanya, Selena pun langsung beranjak meninggalkan Sarah dan Zavar yang masih mematung di tempat mereka berdiri sejak tadi. Selena menghentakkan kakinya dengan kasar dan berjalan menuju pintu dengan langkah cepat. Ia tidak mau melihat wajah Sarah dan Zavar lagi.

“Selamat tinggal, semoga lain kali saat kita berjumpa, kamu masih sehat seperti ini! Selamat menjalani hari-hari burukmu menjadi istri tukang ojol,” ucap Selena menghina dan mencemooh keduanya, kemudian dengan segera berlalu hingga tak terlihat lagi. Mereka telah pulang, meninggalkan Sarah dan Zavar.

“Kamu tidak apa-apa kan?” tanya Zavar kepada Sarah. Zavar merasa kasihan melihat Sarah yang tampak pucat dan lemas. Ia tahu Sarah tidak bahagia dengan pernikahan ini, tapi ia juga tidak bisa menolak. Ia berharap Sarah bisa menerima dirinya sebagai suami.

“Sudahlah, jangan pedulikan aku!” jawab Sarah dengan suara lirih. Sarah merasa bingung dan takut dengan apa yang terjadi. Ia tidak tahu bagaimana nasibnya setelah ini. Apalagi hidup bersama Zavar yang mungkin untuk makan saja pasti kesusahan.

Saat Sarah melamun memikirkan nasibnya, tiba-tiba sebuah tangan mencekal pergelangan tangannya membut sarah terkejut.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Suami Ojolku Ternyata Presdir   Chapter 111

    Zavar duduk tegang di ruang tunggu rumah sakit, gelisah menanti kabar mengenai keadaan mertuanya. Setelah beberapa saat yang terasa seperti berjam-jam, dokter yang menangani Bagas akhirnya muncul di hadapannya.“Dokter, bagaimana keadaan mertua saya?” tanya Zavar dengan wajah penuh kekhawatiran.Dokter itu melihat langsung ke mata Zavar sebelum memberikan jawaban, “Masih lemah, Tuan. Tetapi saya senang memberitahu Anda bahwa ada kemajuan sedikit dibanding saat pak Bagas di bawa kemari.”Walaupun Zavar merasa sedikit lega mendengar kabar positif, rasa penasarannya masih belum terpuaskan. “Dokter, bagaimana zat aktif itu bisa masuk ke tubuh mertua saya? Apakah beliau mengkonsumsinya?” tanya Zavar, ingin memahami lebih lanjut.Dokter menjelaskan dengan penuh perhatian, “Menurut kami, tampaknya obat itu memang sengaja diberikan, tujuannya untuk merusak sel-sel tubuh secara perlahan. Melihat kondisi pak Bagas yang sangat memprihatinkan.”Pernyataan dokter membuat Zavar tercengang, tidak bi

  • Suami Ojolku Ternyata Presdir   Chapter 110

    Sorak-sorai terdengar memecah keheningan senja di pinggir hutan saat seorang wanita memecahkan keheningan itu dengan serunya saat melintasi jalan sepi di dekat hutan yang setiap hari ia lalui menuju arah pulang dari bekerja.“Ya ampun, Sarah! Iya, ini Sarah!” Wajahnya penuh kekhawatiran ketika dia melintas di jalan, menyusuri lorong gelap yang mengarah pulang menjelang senja.Tiba-tiba, desakan bantuan memecah udara, memotong kesunyian senja. “Tolong!” teriak wanita itu, meminta pertolongan dengan nada yang memilukan. Seruannya segera menarik perhatian beberapa warga yang berada di sekitar lokasi, dan mereka dengan cepat mendekat.Seorang warga, penuh kebaikan hati, bertanya, “Ada apa, Bu?” dengan ekspresi keprihatinan di wajahnya.Wanita itu buru-buru menjelaskan, “Ini, tolong bantu saya membawa wanita ini ke rumah sakit, Pak!” Sorot matanya penuh dengan kegelisahan.“Siapa wanita ini, Bu? Dan kenapa? Apakah wanita ini korban perampokan?” tanya seorang warga lain, mencoba memahami si

  • Suami Ojolku Ternyata Presdir   Chapter 109

    Zavar terlihat sibuk menandatangani berkas yang disodorkan oleh Fando.“Ada lagi, Fan?” tanyanya seraya menjepit pulpen di antara jari telunjuk dan jari tengah, matanya menatap fokus pada Fando yang berdiri di hadapannya.“Sudah selesai untuk hari ini, Zavar,” tukas Fando sopan, namun wajahnya nampak datar.Zavar mengangguk singkat. Ia gegas bangkit berdiri, berjalan mendekati sang asisten pribadi. “Rekaman CCTV sudah ada di tangan kamu?” tanyanya seraya berjalan melewati Fando.Fando yang ditanya, gegas menyusul di belakang. “Sudah, kamu akan terkejut melihat hasilnya,” tukasnya, merogoh saku jas, kemudian menyerahkan sebuah flashdisk berisi copy rekaman CCTV ke samping kanan Zavar.Zavar menerimanya, menggenggamnya erat tanpa menghentikan langkahnya. Keduanya berjalan beriringan tanpa sepatah katapun menuju pintu keluar.Zavar gegas masuk ke dalam mobil yang telah menunggunya di depan lobi, begitu Fando membukakan pintu penumpang, menutupnya perlahan, kemudian gegas berlari memutar,

  • Suami Ojolku Ternyata Presdir   Chapter 108

    “Gak! Itu gak benar, Sarah! Itu semuanya fitnah!” Selena bersikeras. Wajahnya bahkan terlihat berusaha serius, nampak meyakinkan. Namun Sarah yang sudah tahu akal busuk saudara tirinya itu, tidak serta Merta percaya.“Heleh! Jangan berkilah kamu, Selena! Aku yakin banget, kalo kamu lah pelakunya!” tuding Sarah berapi-api seraya menunjuk-nunjuk ke arah wajah Selena.“Aku berani bersumpah, Sarah. Bahwasanya aku tidak pernah melakukan hal bodoh seperti itu!” Selena masih berusaha membuat Sarah terpedaya.“Gak usah ngelak lagi kamu! Mending kamu ngaku aja dengan jujur, apa maksud kamu ngasih kopi itu sama suami aku? Ingat Selena, Zavar itu suami aku, iparmu sendiri. Jadi kamu jangan berpikiran picik dengan berusaha merebut dia dari tanganku! Atau jangan-jangan kamu yang berusaha mengadu domba aku dan Zavar dengan berpura-pura mengaku menjadi mantan kekasihnya!”pekik Sarah murka. Wajahnya bahkan terlihat merah padam.“Sudah aku bilang, kalo aku gak pernah ngelakuin itu! Kamu itu bego atau

  • Suami Ojolku Ternyata Presdir   Chapter 107

    Zavar menatap Fando dengan ekspresi serius, memecahkan keheningan dengan kata-kata yang membuat atmosfer ruangan semakin tegang. “Ada orang yang menjebak aku, sengaja memberikan minuman perangsang,” ungkapnya tegas, matanya mencari kepastian di wajah Fando.Terdengar desahan kaget dari Fando. Ia langsung menanggapi, “Astaga, siapa?” Rasa penasarannya terpancar jelas dari setiap kata yang terucap.Zavar mengangguk, memberikan penjelasan lebih lanjut, “Nggak tau, aku tadi kan meeting. Segera kamu periksa CCTV, aku ingin tau siapa pelakunya.” Suaranya penuh desakan, menunjukkan urgensi untuk mengungkap kebenaran di balik insiden yang menimpanya.Fando mengangguk serius, “Mungkinkah itu Lolly?” Ia mencoba menghubungkan benang merah dari kejadian itu dengan sosok yang mungkin terlibat.Zavar merenung sejenak sebelum menjawab, “Entah, aku tak tau.” Ungkapannya penuh dengan ketidakpastian, membuat situasi semakin misterius.Tak lama kemudian, Fando melanjutkan serangkaian pertanyaannya, “La

  • Suami Ojolku Ternyata Presdir   Chapter 106

    Suasana di ruangan itu menjadi tegang ketika Sarah melihat gelisah yang meliputi wajah suaminya, Zavar. Dengan rasa concern, ia tak bisa menahan diri untuk bertanya, “Sayang kamu kenapa?” Suara lembutnya memecah keheningan, memperlihatkan kekhawatiran yang mendalam terhadap suami tercintanya.Meski Sarah masih curiga terhadap Zavar, tetapi itu tak mengubah sikapnya pada pria tampan itu.Zavar, yang tampaknya merasa gelisah dan waspada, segera memberikan instruksi pada Sarah, “Sayang, tutup pintunya, katakan pada sekretaris jangan ada yang mengganggu.” Permintaan tersebut disampaikan dengan suara serius dan penuh perhatian. Sarah, tanpa ragu dan dengan penuh ketaatan, segera melangkah ke pintu dan menguncinya rapat, memastikan keamanan ruangan dari mata orang asing.Namun, ketegangan semakin terasa ketika Sarah kembali mendekati Zavar, mencoba memahami penyebab sikap gelisah yang merayap di dalam hati suaminya. “Ada apa?” tanya Sarah dengan suara lembut, mencoba membuka pintu percaka

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status