Share

Bab 17. Asumsi Bunuh Diri

Saking sibuknya mengurus orang sakit, Gemi lupa bahwa sejak pagi tadi perutnya belum diisi. Maka setelah mengantarkan Nakula beristirahat di kamarnya, gadis itu turun ke lantai pertama untuk makan malam. Dia sedang celingukan di sekitar dapur saat Pak Janu muncul dari balik ruangan kosong, “Nona Gemi, Anda baru pulang?”

Gemi berputar dan tersenyum. “Ah, iya. Saya baru pulang dari rumah sakit.”

“Nona sakit apa?”

“Itu… sebenarnya yang sakit bukan saya.” Gemi menyandarkan punggung di konter dapur yang bersih sembari menjelaskan, “Tadi ada insiden di dekat toko roti. Saya diserang seseorang, dan Nakula menyelamatkan saya. Tapi dia terluka dan harus dibawa ke rumah sakit.”

“Astaga, apa kalian berdua baik-baik saja?”

“Yah, tadinya enggak baik-baik aja, tapi sekarang kami sudah aman.” Lalu Gemi menunjuk lorong luar dapur. “Nakula sudah saya baringkan di kamar. Sekarang dia sedang tidur. Setiap tiga jam sekali dia harus bangun untuk minum obat.”

Pak Janu membuang napas berat. “Nanti akan say
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status