Beranda / Romansa / Suami Pengawal Nona Muda / Bab 6. Sikap Misterius

Share

Bab 6. Sikap Misterius

Penulis: Dien Madaharsa
last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-23 14:08:28

‘“Kamu sungguh-sungguh punya rencana jahat pada keluargaku?”

Nakula menatap Gemi dengan raut penuh teka-teki. Rahang pria itu mengeras, seolah berusaha menyembunyikan sesuatu di ujung lidah. Akan tetapi tatapannya terlihat redup dan sayu, bukan raut penuh ancaman seperti yang diwaspadai Gemi. 

Sebenarnya apa niat pria ini? Emosinya sama sekali tidak terbaca, dan itu membuat Gemi kesal. 

“Hei,” Gemi menggerutu kali. “Kalau sampai kamu punya niat buruk pada keluargaku, aku enggak akan diam saja. Kamu pikir karena aku perempuan, aku enggak bisa melakukan pembalasan pada pengawal rendahan sepertimu?”

Rendahan? Kata itu terdengar salah. Gemi sekejap merasa malu, tetapi berusaha tidak mengoreksi ucapannya dan tetap bersikap angkuh. Pokoknya dia tidak boleh terlihat lemah di depan Nakula. 

“Saya sama sekali tidak memiliki niat buruk.” Nakula membalas singkat. 

“Bohong!” Gemi menyulut protes. “Kalau kamu lahir dari keluarga yang begini kaya, untuk apa kamu melamar menjadi pengawal di keluargaku, hah? Hanya orang bodoh yang rela meninggalkan kemewahan ini demi sebuah pekerjaan kecil yang bisa digantikan siapa pun dengan mudah!”

“Saya melamar pekerjaan sebagai pengawal karena saya menyukai Nona Gemi.”

Kata-kata itu seketika menyihir Gemi bagai patung. 

Apa katanya? Menyukai Gemi? Orang ini pasti hanya mengada-ada! Gadis itu menatap mata Nakula lurus-lurus, mencoba menggali kebohongan dari setiap pertanda atau ekspresi yang dia tampakkan. Namun, tidak ada apa-apa di balik mata cokelatnya yang membakar. Nakula terlalu pintar menyembunyikan perasaan. Atau jangan-jangan… pria itu terlalu jujur mengenai isi benaknya? 

“Apa maksudmu, huh?” Gemi tidak bisa lagi menyembunyikan rautnya yang merona malu karena diserang dengan kalimat pengakuan itu. “Kamu menyukaiku? Bagaimana bisa—”

“Empat September tujuh tahun lalu, waktu Nona Gemi mendaftar sebagai murid baru di SMA Renjana Dwirga, saya melihat Nona untuk pertama kalinya dan langsung jatuh cinta.” Nakula memotongnya lagi. Gemi melotot terkejut, dan Nakula melanjutkan, “Nona mengenakan blus formal berwarna merah dan rok hitam di atas lutut, sambil membawa tas besar berisi berkas dan bekal makan. Pukul satu siang, tas Nona tertinggal di kantin sekolah, jadi saya mengantarkan tas itu kepada Nona yang sedang kebingungan di dekat parkir.”

Gemi tercenung. Rasanya dia memang pernah mengalami kenangan itu.

“Kamu… kamu serius?” Gemi menatap Nakula dengan terkejut. “Jadi kamu bersekolah di SMA yang sama denganku?”

“Ya, tapi waktu itu saya sudah kelas 3 dan hampir lulus dari sana. Setelah wisuda kelulusan, saya mendatangi rumah Anda dan melamar menjadi pengawal.”

Tidak bisa dipercaya! Gemi merasakan darahnya berdesir dan sekujur tubuhnya merinding mendengar informasi itu. Dia menatap Nakula dan membuka mulut, tetapi tidak ada kata-kata yang keluar dari sana saking syoknya. 

“Nona, saya meminta maaf karena saya telah berbicara jujur.” Nakula menunduk penuh pengampunan. “Saya tidak bermaksud membuat Nona tidak nyaman. Cerita tadi terpaksa saya ungkapkan karena Nona yang meminta saya melakukannya. Saya benar-benar tidak memiliki niat jahat untuk keluarga Nona, itulah poin yang ingin saya sampaikan.” 

“Kamu menyukaiku… sejak SMA….” Gemi berkata lirih dan patah-patah. “Lalu kamu mencari segala informasi tentang aku, bukan? Makanya kamu tahu siapa latar belakangku, sampai akhirnya memutuskan untuk jadi pengawalku.”

“Benar.”

“Kalau begitu kamu menguntitku selama bertahun-tahun.”

Pria itu terdiam. “Nona—”

“Kamu menguntitku, iya kan? Kalau enggak, bagaimana bisa menjadi pengawalku?” Gemi mulai jengkel. Dia melangkah mundur dan merapat di dinding kamarnya sendiri. Ekspresinya berlumur kecewa sekaligus sedih. “Nakula, selama ini aku mempercayaimu sebagai pengawal yang setia. Tapi ceritamu barusan sungguh kelewatan. Sebenarnya apa niatmu menjadi pengawal, huh? Kamu melakukannya hanya karena kamu mencintaiku? Apa jangan-jangan kamu menyimpan obsesi kepadaku dan berharap kalau waktunya tiba, kamu akan menyergapku seperti binatang buas?” 

Nakula menunduk lagi. “Sungguh saya tidak punya niat jelek kepada Anda, Nona. Selama ini Anda sudah melihat kinerja saya sebagai pengawal. Tidak ada hal buruk yang saya lakukan demi bisa mendapatkan perhatian Anda.”

“Bukan kamu yang menjebakku di hotel, kan?” Mata Gemi tiba-tiba memerah menahan tangis. Sekarang dia merasa gamang dan bingung dengan situasi. Apakah seharusnya dia percaya kepada Nakula, atau justru berjaga jarak dengannya? 

Nakula menatap Gemi dan tercenung. “Nona, saya tidak mungkin melakukan hal itu.”

Gemi mengepalkan kedua tangannya di samping tubuh. Dia agaknya percaya bahwa Nakula tidak berbohong, tetapi mendengar kenyataan bahwa sekarang Gemi bersuami dengan orang yang sungguh-sungguh mencintainya membuatnya dikuasai perasaan memuakkan. Kenapa harus Nakula?

“Aku akan mengawasimu, Nakula.” Gemi tahu-tahu berkata sambil menuding wajah Nakula. “Kalau sampai kamu melakukan sesuatu yang kelewatan padaku, bahkan menyentuhku dengan ujung jarimu, aku enggak akan segan-segan untuk menusukmu menggunakan pisau.” 

“Anda begitu kasar.” Nakula mengernyit sedikit melihat kejengkelan yang berkobar di mata Gemi. “Hanya karena saya menyukai Anda, bukan berarti saya menyimpan nafsu untuk menyentuh Anda.”

“Jadi kamu mencintaiku bukan berdasar nafsu?” Gemi menatap Nakula dengan mencalang. “Kamu yakin? Memangnya di dunia ini ada rasa cinta yang tumbuh bukan dari nafsu?”

“Ada banyak alasan manusia bisa mencintai orang lain dengan tulus. Nafsu bukan satu-satunya hal yang menggerakkan emosi manusia.”

Gemi terdiam, semakin ciut. Rasanya dia sadar bahwa mulutnya telah salah berbicara. Seharusnya dia tidak menuduh Nakula sembarangan. Saat gadis itu ingin berkata sesuatu, pintu kamarnya tiba-tiba diketuk dari luar. Nakula bergumam sesuatu yang kedengarannya seperti, “Masuk,” lalu pintu didorong terbuka. Pak Janu sang kepala pelayan berdiri di ambang. 

“Tuan dan Nyonya, makan siang sudah siap. Kalian pasti lelah setelah perjalanan, bukan?”

Nakula menatap Gemi sejenak, membuat gadis itu dilanda takut karena tatapannya tiba-tiba berubah menjadi lebih dingin dari biasanya. Barangkali pria ini sungguhan marah, sebab Nakula tiba-tiba meninggalkan Gemi tanpa berkata apa-apa. Dia berkata kepada Pak Janu sambil lalu, “Saya akan mandi dulu.”

“Baik, Tuan.” 

Kemudian Nakula keluar dari kamar. 

Pak Janu menatap Gemi sambil tersenyum. “Apa Anda butuh sesuatu, Nona?”

Gemi menyapu pandang kamarnya sekilas. “Apa di kamar ini ada kamera pengawas?”

Pak Janu menatap Gemi seolah terheran-heran. “Tidak ada, Nyonya. Apa Anda mengkhawatirkan sesuatu tentang kamar ini?”

“Hanya jaga-jaga.” Lalu Gemi menatap Pak Janu lurus-lurus. “Pak Janu, boleh saya tahu siapa Nakula sebenarnya?”

Sekali lagi, pertanyaan itu membuat Pak Janu mengerutkan kening, seolah-olah dia tidak percaya Gemi menanyakan hal itu kepadanya. Pak Janu terdiam sebentar, berharap Gemi hanya salah bicara saja, namun kekakuan dan ketegasan gadis itu menjawab semuanya. Akhirnya Pak Janu berkata, “Saya tidak tahu mengapa Nona menanyakan hal semendasar ini kepada saya. Bukankah Anda istrinya?”

“Sudah, jawab saja mauku.”

“Baiklah.” Pak Janu membetulkan kaca mata kotaknya di pangkal hidung. “Tuan Nakula Yudhistira adalah putra bungsu dari Tuan Wiwangsa Yudhistira. Beliau adalah ketua organisasi yayasan sosial nomor satu di Indonesia, bernama Meraki Group.”

Mata Gemi membelalak mendengar informasi itu. Meraki Group? Apa dia tidak salah dengar?[]

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Suami Pengawal Nona Muda   Bab 61. Dua Musuh Sebenarnya

    “Nakula, kamu sudah bangun?” Gemi baru saja masuk ke ruang rawat dan terkejut saat melihat Nakula tengah menggeledah laci nakas. Pria itu terlihat gelisah. Gemi mendekap tasnya dengan baik di pundak. “Ya, saya bangun dan kamu tidak ada di mana pun,” kata Nakula, kemudian dia menatap Gemi lebih lama daripada biasanya. “Gemi, kamu mengambil amplop cokelat yang dikirim oleh Dirga untukku?” “Itu….” Gemi tidak punya alasan untuk mengelak. Jadi, dia mengakuinya. “Betul, aku yang mengambilnya.” “Kamu membacanya?” Gemi mengangguk. Nakula menarik napas dalam-dalam seolah menahan frustrasi. “Kenapa, Gemi? Kamu berjanji pada saya tidak akan menyentuh amplop itu. Sekarang kamu melanggar kesepakatannya? Apa yang mau coba kamu temukan?” “Nakula, dengar, aku sudah tahu siapa yang menjebak kita di kamar hotel saat itu.” Gemi mengalihkan pembicaraan dengan cepat. Nakula mengernyitkan kening. “Hah, siapa menurutmu?” “Ayahku sudah mengakui perbuatannya.” Kemudian Gemi menceritaka

  • Suami Pengawal Nona Muda   Bab 60. Semuanya Terungkap

    Pagi pukul 09.39. Setelah memastikan Nakula meminum obatnya dan tidur, Gemi menyelinap keluar dari kamar rawat diam-diam, menuju kantin rumah sakit yang masih sepi. Kemarin, mulanya Gemi meminta sang ayah untuk bertemu di yayasan tempatnya bekerja, tetapi Gemi sadar tempat itu kurang baik. Ada banyak mata-mata Nakula di sana, dan Gemi tidak mau mereka memberitahu kepada Nakula tentang pertemuan rahasia ini. Jadi, Gemi mengganti tempat pertemuannya di kantin rumah sakit. Dia menengok jam di layar ponsel, terpikir akan menelepon saja ayahnya, ketika mendadak terdengar bunyi langkah mendekat. Saat Gemi mendongak, wajah sang ayah menyambutnya. “Ayah?”“Gemi, rindu sekali Ayah padamu, Nak.” Ayahnya langsung memeluk Gemi erat. Gemi merasa kikuk dan kaku. Sudah bertahun-tahun dia tidak merasakan dekapan dari sang ayah. Wanita itu tentu rindu, tetapi di saat bersamaan juga sedih dan bingung. Mengapa sang ayah tiba-tiba berubah menjadi baik? Apa yang dia sembunyikan? “Langsung saja, Ayah

  • Suami Pengawal Nona Muda   Bab 59. Kupu-Kupu Lilith

    Sudah berlalu bertahun-tahun sejak Gemi terakhir mendengar ayahnya meminta maaf. Malam itu, pengakuan tulus sang ayah membuat Gemi diserang rasa rindu bertubi. Sebenarnya apa yang terjadi selama ini? Pada waktu Gemi terperangkap tidur di hotel bersama Nakula, ayahnya marah besar sehingga mengusir Gemi dari rumah. Gemi pikir sejak saat itu ayahnya tidak memedulikannya lagi. Tapi sekarang? Mengapa sang ayah kembali baik kepadanya? Ah, sudahkah. Jangan berpikir berat dulu, Gemi meyakinkan diri. Kemudian dia beralih pada sesuatu yang hendak diselidikinya. Di hadapan Gemi, terpampang sebuah layar komputer yang sedang menyala. Beberapa menit lalu Gemi akhirnya kembali ke rumah Nakula untuk memeriksa sendiri laporan barang bukti dari Dirga. Setelah segalanya siap, Gemi memasukkan kepala USB pada port yang kosong, kemudian mendapati jendela baru berkedip di layar. Ketika dibuka, isinya adalah folder-folder berisi foto. Jantung Gemi berdegup kencang. Sekarang sudah tidak ada jalan kembali.

  • Suami Pengawal Nona Muda   Bab 58. Panggilan Dari Ayah

    Pukul 20.12. Gemi duduk di sofa kamar rawat Nakula sambil menatap suaminya yang sudah tertidur setelah meminum obat. Dengan gerakan pelan, Gemi merogoh sesuatu di tasnya untuk mengeluarkan amplop berisi foto-foto pemberian pria dengan luka di wajah kemarin. Wanita itu kembali menatap selembar foto yang menunjukkan interaksi antara Dirga dan Rajendra. Sejak kemarin, benaknya gatal untuk memberitahu Nakula, tetapi dia selalu menahan diri, setidaknya sampai suaminya itu sembuh. Dilingkupi penasaran yang semakin meradang, Gemi teringat dengan amplop cokelat berisi laporan penyelidikan Dirga, yang tadi pagi dia berikan kepada Nakula. Gemi sudah bilang pada Nakula bahwa dia tidak akan menyentuh amplop itu, tetapi… hatinya tetap tidak tenang. Bagaimana bila di amplop itu, Dirga menyembunyikan sesuatu yang penting? Menelan ludah gugup, Gemi berdiri dari sofa dan perlahan-lahan menghampiri nakas di dekat ranjang. Nakula masih tertidur pulas, jadi Gemi menarik lacinya hingga terbuka, mengore

  • Suami Pengawal Nona Muda   Bab 57. Ciuman Tulus

    “Nakula, gimana perasaaanmu?” Gemi bertanya pelan ketika Nakula akhirnya terbangun pagi itu. Masih tampak pucat, dan linglung. Sang abang berdiri di belakangnya tanpa mengatakan apa-apa. “Gemi,” Nakula menyentuh tangan Gemi yang tertangkup di pipinya. “Kamu nggak luka, kan?”“Harusnya kamu tanya itu ke dirimu sendiri.” Gemi tersenyum lemah. “Aku baik-baik aja. Kamu menyelamatkanku lagi kemarin.”“Apa pria itu sudah tertangkap?” Mendadak Nakula mendorong tubuhnya bangkit. Rasa sakit menusuk di perutnya, membuatnya buta sejenak. Gemi membujuk agar Nakula tetap berbaring, sehingga pria itu menurutinya. “Belum,” Gemi menggeleng. “Tapi kamu nggak usah memikirkan hal itu untuk sementara waktu ini. Fokus dulu untuk kesembuhanmu.”“Mas Dirga?” Nakula menatap abangnya yang berdiri dengan wajah datar. “Mas juga di sini?”“Mana mungkin aku nggak menjenguk adikku yang sedang terluka?” “Ayah tahu?” Dirga terdiam sebentar. “Belum. Beliau juga masih dalam perawatan. Kalau tahu kamu terluka juga

  • Suami Pengawal Nona Muda   Bab 56. Amarah Sang Abang

    Hawa rumah sakit terasa padat oleh kesedihan. Gemi sedang menangis di ruang tunggu pasien ketika tiba-tiba suara isakannya tersela oleh bunyi langkah kaki buru-buru dari ujung lorong. Bu Uswita datang bersama salah satu utusan dari yayasan, dengan raut berduka. Begitu melihat Gemi yang sedang meringkuk di petak kursi, dia segera berlutut lalu memeluk wanita itu dengan erat, sambil menepuk-nepuk punggungnya untuk menenangkan. Gemi bercerita kepada Bu Uswita kejadian yang dia alami barusan. Tidak semua, hanya sebagian yang terasa penting untuk diberitahu. Gemi tidak bercerita mengenai rahasia apa yang selama ini digenggam oleh keluarganya sendiri dan juga Nakula, sebab dia takut kejujurannya akan membuat seluruh situasi kacau balau. “Mas Nakula masih ada di ruang operasi? Dokter bilang apa tadi?” Bu Uswita bertanya pelan-pelan. Gemi memberitahu secara singkat bahwa perut Nakula robek cukup dalam sehingga harus menjalani operasi penjahitan organ. Belum ada laporan lebih lanjut mengena

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status