Share

7. Tentang Fara

Faranisha Gayatri, 24 tahun. Putri dari Farzan Abrisam, pensiunan dokter spesialis bedah cukup ternama dimasanya. Dan Fara, kini menjadi menjadi dokter spesialis bedah pula meneruskan karir sang ayah. Di usianya yang masi terbilang sangat muda ini, ia cukup sukses dengan karirnya. Buktinya, ia berhasil menjadi dokter spesialis bedah utama di rumah sakit tempatnya bekerja, rumah sakit terbesar dan termaju di Indonesia, NK Hospital yang tidak lain rumah sakit swasta milik suaminya, Naufal Kenan.

Sungguh jauh sebelumnya, Fara sekalipun tidak pernah bermimpi menjadi istri sang inspirator. Ya, Kenan adalah sosok inspiratornya dalam meraih kesuksesan dalam karirnya sebagai dokter spesialis bedah. Mungkin bukan hanya dirinya, melainkan seluruh dokter spesialis bedah dan penyakit dalam di dunia ini, akan munafik jika mereka tidak menempatkan Kenan sebagai inspirator mereka, bahkan mungkin ada yang menjadikannya sebagai panutan. Tapi tidak dengan Fara, sosok panutannya hanya satu seorang dan tak akan tergantikan, siapa lagi kalau bukan sang ayah, Farzan Abrisam.

Meskipun Farzan telah pensiun dari dunia medis, tetap saja tidak akan menggantikan sosoknya di dalam hati Fara sebagai panutannya. Farzan pensiun selang 1 tahun kembalinya sang istri sekaligus ibunya Fara, Mayasari Pratiwi. Dan kini Farzan menjadi abdi negara dalam bidang partai politik.

Maya adalah wanita yang paling dicintai Fara. Wanita yang telah mengandung dan melahirkan Fara ke dunia ini. Namun sayang, usia sang ibu tidaklah panjang seperti sang ayah. Maya meninggal saat Fara berusia 13 tahun tepatnya 11 tahun yang lalu. Tentu saja meninggalnya karena memang sudah ajalnya, sedangkan kangker payudara yang diidapnya hanyalah perentara.

Kala itu, saat Maya menjalani operasi pengangkatan kangker, Farzan lah yang bertugas sebagai deoker bedahnya. Namun sayang, sang pencipta sangat menyayangi wanita itu, sehingga bahkan setelah melakukan yang terbaik, Farzan tetap tidak dapat menyelamatkan nyawa sang istri. Sejak saat itulah Farzan mulai mengalami kemundurun pada keahliannya sebagai seorang dokter spesialis bedah. Sama halnya dengan Kenan, Farzan juga dulunya mempenyai sisi perfeksionis. Sehingga kegagalan itu benar-benar memukul mental dan semangatnya begitu keras, sebagai seorang dokter. Hingga akhirnya, setahun kemudian Farzan memutuskan meninggalkan dunia medis, alias pensiun. Jadi, ketika memberi petuah pada Kenan malam itu, Farzan tidak semata mengingatkan Kenan tapi juga mengingatkan dirinya sendiri.

Kembali pada Fara. Sama seperti Farzan yang sangat terpukul atas kehilangan sang istri tercinta, Fara juga demikian terpukul atas kehilangan sosok sang ibu tercinta. Bahkan selama 7 hari paska kematian Maya, tiada hari Fara lewati tanpa menangis dan terpuruk.

Mungkin jika tidak adanya sosok yang menariknya dari keterpurukan itu, mungkin Fara akan menghabiskan lebih banyak waktu menangisi kematian sang ibu tercinta. Sosok itulah yang pertama kali mengenalkan Fara tentang perasaan cinta, alias cinta pertamanya. Bahkan hingga saat ini sosok itu masih mengisih seluruh hatinya. Sayangnya Fara benar-benar tidak mengingat jelas rupa dari pria yang menjadi cinta pertamanya itu. Jangankan rupanya, bahkan keberadaannya pun tak ia ketahui. Sehingga, sampai detik ini, Fara hanya bisa memendam cinta itu tanpa bisa tersampaikan.

Adapun kisah asmaranya dengan Bagus, tidak ada rasa cinta di hati Fara terhadap pria itu. Yang ia rasakan hanyalah sekedar rasa nyaman bahkan setelah menjalin kasih selama 3 tahun. 3 tahun yang lalu, Fara menerima pernyataan cinta Bagus hanya karena rasa kasihan dan apresiasi terhadap perjuangan Bagus yang tak kenal menyerah mengejarnya sejak Fara memasuki bangku perkuliahan tahun pertama.

Dan kemarin, saat mendengar pihak keluarga Bagus menyatakan pembatalan pernikahan, jujur ada rasa lega di hati Fara. Sedangkan kesedihan yang ia rasakan hanyalah sebatas rasa terkhianati semata. Walapun tidak mencintai Bagus, Fara tidak bisa menampik merasa nyaman dengan segala perhatian pria itu padanya. Jadi, saat mendengar kabar pembatalan pernikahan yang tanpa alasan tersebut, hati Fara sangat sakit. Sakit akibat merasa dikhianati oleh orang yang sangat kita percayai. Kurang lebih begitulah ukuran kadar kesedihan Fara atas batalnya pernikahan antara dirinya dan Bagus.

Seperti saat ini, dimana Fara, Kenan dan Farzan sedang berada di ruang keluarga menonton televisi setelah usai sarapan bersama beberapa waktu lalu. Yang mana hampir di semua saluran tv nasional menayangkan berita terkini tentang pewaris utama keluarga pengusaha nomor 1 di Indonesia, siapa lagi kalau bukan keluarga Sanjaya. Topik utama berita tersebut mempublikasikan bahwa seorang Bagus Sanjaya telah menikah dengan putri semata wayang sosok pemimpin negara Indonesia alias presiden, Mahmud Hendrawan, dan sang putri yang dimaksud bernama Sherina Hendrawan.

Reaksi Fara? Entahlah, gadis itu seolah tidak memiliki reaksi apapun. Atau lebih tepatnya, shock. Ya, Fara hanya shock. Ia hanya terdiam sembari pandangannya terus tertuju pada layar televisi yang lumayan lebar. Akhirnya seluruh rasa penasaran yang dipendamnya sejak kemarin telah terjawab. Hanya saja, ia sedikit tidak menyangka bahwa inilah fakta penyebab batalnya pernikahannya dengan Bagus. Sakit hati? Tentu saja, juga kecewa. Terlebih lagi pernikahan Bagus dan Sherina tersebut adalah malam tadi. Dan lebih parahnya lagi, di pelaminan yang telah disiapkan sebagai acara pernikahan antara dirinya dan Bagus. Bukankah itu terkesan bahwa Bagus telah benar-benar menginjak harga dirinya. Analoginya seperti ini, dirancang dengan siapa, jadinya dengan siapa? Sungguh ironis.

Sementara di sisinya, Kenan seperti biasa terlihat biasa saja dengan ekspresi yang tidak seorangpun bisa membacanya. Sedangkan Farzan, jangan ditanya. Wajah pria paruh baya itu memerah padam menahan amarah yang sudah berada di ubun-ubun. Dari mulutnya sesekali terdengar bunyi gigi yang berderit. Kedua tangannya terkepal begitu erat di bawah sana. Sungguh pria paruh baya itu tengah berupaya sebaik mungkin menahan gejolak amarah yang kian menggebu-gebu ingin diluapkan.

Mendapati suasana yang kian mencekam, Kenan sebagai satu-satunya orang yang masih bisa mengontrol emosinya berinisiatif mematikan televisi dengan menekan tombol power di remote control. Dan ya, seketika perhatian sepasang ayah dan anak itu teralihkan padanya.

"Sebentar lagi waktu Kenan berangkat. Kenan ke kamar dulu untuk bersiap-siap." dengan santainya Kenan bangkit dan beranjak di bawah tatapan tajam, setajam silet dari Fara dan Farzan. Ia melakukan itu semata untuk mengalihkan perhatian mereka.

Dan ya, berhasil. Setelah sosok Kenan hilang di ujung atas tangga, Farzan mengalihkan pandangannya pada sang putri "Bantu suamimu bersiap!" perintahnya tegas.

Fara mengangguk patuh "Baik Yah." lantas gadis itu ikut bangkit dan beranjak mengikuti jejak Kenan.

Setibanya di kamar, Fara tidak menemukan sosok sang suami di sudut manapun. Ia hanya mendengar bunyi gemercik air dari dalam kamar mandi yang mengindikasikan bahwa Kenan sedang berada di dalam sana. Mungkin sedang mandi, pikir Fara.

Tanpa membuang waktu, Fara bergegas menuju sofa yang digunakan Kenan tidur semalam dan menemukan sebuah paper bag tergeletak di sana. Yang ia yakini isi paper bag tersebut adalah pakaian ganti Kenan yang pagi tadi diantarkan oleh orang suruhan Kenan.

Benar saja, Fara menemukan satu paket setelan tuxedo berwarna abu-abu setelah membuka paper bag itu. Fara pun mengeluarkan setelan tuxedo itu dan diletakan di atas pangkuannya. Kemudian gadis itu duduk termenung sembari menunggu Kenan keluar dari kamar mandi.

Beberapa menit kemudian, Kenan akhirnya selesai dengan ritual mandinya. Keluar dari dalam kamar mandi, pria itu hanya mengenakan jubah mandi putih selutut yang memperlihatkan sebagian otot kaki putih kekar dan sedikit belahan dada bidangnya yang ditumbuhi rambut-rambut halus. Dipadukan dengan rambut hitam legamnya yang masih sedikit basah, membuatnya semakin terlihat seksi.

Namun sayang, Fara belum menyadari hal itu. Ia masih terlarut dalam lamunannya bahkan ketika Kenan sudah berdiri tegap disisinya.

"Ehem..." Kenan berdehem guna membuyarkan lamunan sang istri.

Dan berhasil. Refleks Fara mendongak dan bertemu tatap dengan Kenan yang tengah menatapnya dengan tatapan dalam.

Gkek...

Fara meneguk saliva susah payah. Bukan karena tatapan Kenan, melainkan baru menyadari keseksian pria itu. Terlebih jarak mereka yang sangat dekat membuat jantung Fara berolahraga di pagi hari. Iapun terdiam dan terpaku. Matanya seolah enggan berkedip tak ingin sedetikpun melewatkan pemandangan indah itu.

"Aku ingin memakai itu." Kenan berucap sambil menunjuk setelan tuxedo yang masih berada di pangkuan Fara, mengabaikan reaksi gadis itu.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status