Faranisha Gayatri, 24 tahun. Putri dari Farzan Abrisam, pensiunan dokter spesialis bedah cukup ternama dimasanya. Dan Fara, kini menjadi menjadi dokter spesialis bedah pula meneruskan karir sang ayah. Di usianya yang masi terbilang sangat muda ini, ia cukup sukses dengan karirnya. Buktinya, ia berhasil menjadi dokter spesialis bedah utama di rumah sakit tempatnya bekerja, rumah sakit terbesar dan termaju di Indonesia, NK Hospital yang tidak lain rumah sakit swasta milik suaminya, Naufal Kenan.
Sungguh jauh sebelumnya, Fara sekalipun tidak pernah bermimpi menjadi istri sang inspirator. Ya, Kenan adalah sosok inspiratornya dalam meraih kesuksesan dalam karirnya sebagai dokter spesialis bedah. Mungkin bukan hanya dirinya, melainkan seluruh dokter spesialis bedah dan penyakit dalam di dunia ini, akan munafik jika mereka tidak menempatkan Kenan sebagai inspirator mereka, bahkan mungkin ada yang menjadikannya sebagai panutan. Tapi tidak dengan Fara, sosok panutannya hanya satu seorang dan tak akan tergantikan, siapa lagi kalau bukan sang ayah, Farzan Abrisam.
Meskipun Farzan telah pensiun dari dunia medis, tetap saja tidak akan menggantikan sosoknya di dalam hati Fara sebagai panutannya. Farzan pensiun selang 1 tahun kembalinya sang istri sekaligus ibunya Fara, Mayasari Pratiwi. Dan kini Farzan menjadi abdi negara dalam bidang partai politik.
Maya adalah wanita yang paling dicintai Fara. Wanita yang telah mengandung dan melahirkan Fara ke dunia ini. Namun sayang, usia sang ibu tidaklah panjang seperti sang ayah. Maya meninggal saat Fara berusia 13 tahun tepatnya 11 tahun yang lalu. Tentu saja meninggalnya karena memang sudah ajalnya, sedangkan kangker payudara yang diidapnya hanyalah perentara.
Kala itu, saat Maya menjalani operasi pengangkatan kangker, Farzan lah yang bertugas sebagai deoker bedahnya. Namun sayang, sang pencipta sangat menyayangi wanita itu, sehingga bahkan setelah melakukan yang terbaik, Farzan tetap tidak dapat menyelamatkan nyawa sang istri. Sejak saat itulah Farzan mulai mengalami kemundurun pada keahliannya sebagai seorang dokter spesialis bedah. Sama halnya dengan Kenan, Farzan juga dulunya mempenyai sisi perfeksionis. Sehingga kegagalan itu benar-benar memukul mental dan semangatnya begitu keras, sebagai seorang dokter. Hingga akhirnya, setahun kemudian Farzan memutuskan meninggalkan dunia medis, alias pensiun. Jadi, ketika memberi petuah pada Kenan malam itu, Farzan tidak semata mengingatkan Kenan tapi juga mengingatkan dirinya sendiri.
Kembali pada Fara. Sama seperti Farzan yang sangat terpukul atas kehilangan sang istri tercinta, Fara juga demikian terpukul atas kehilangan sosok sang ibu tercinta. Bahkan selama 7 hari paska kematian Maya, tiada hari Fara lewati tanpa menangis dan terpuruk.
Mungkin jika tidak adanya sosok yang menariknya dari keterpurukan itu, mungkin Fara akan menghabiskan lebih banyak waktu menangisi kematian sang ibu tercinta. Sosok itulah yang pertama kali mengenalkan Fara tentang perasaan cinta, alias cinta pertamanya. Bahkan hingga saat ini sosok itu masih mengisih seluruh hatinya. Sayangnya Fara benar-benar tidak mengingat jelas rupa dari pria yang menjadi cinta pertamanya itu. Jangankan rupanya, bahkan keberadaannya pun tak ia ketahui. Sehingga, sampai detik ini, Fara hanya bisa memendam cinta itu tanpa bisa tersampaikan.
Adapun kisah asmaranya dengan Bagus, tidak ada rasa cinta di hati Fara terhadap pria itu. Yang ia rasakan hanyalah sekedar rasa nyaman bahkan setelah menjalin kasih selama 3 tahun. 3 tahun yang lalu, Fara menerima pernyataan cinta Bagus hanya karena rasa kasihan dan apresiasi terhadap perjuangan Bagus yang tak kenal menyerah mengejarnya sejak Fara memasuki bangku perkuliahan tahun pertama.
Dan kemarin, saat mendengar pihak keluarga Bagus menyatakan pembatalan pernikahan, jujur ada rasa lega di hati Fara. Sedangkan kesedihan yang ia rasakan hanyalah sebatas rasa terkhianati semata. Walapun tidak mencintai Bagus, Fara tidak bisa menampik merasa nyaman dengan segala perhatian pria itu padanya. Jadi, saat mendengar kabar pembatalan pernikahan yang tanpa alasan tersebut, hati Fara sangat sakit. Sakit akibat merasa dikhianati oleh orang yang sangat kita percayai. Kurang lebih begitulah ukuran kadar kesedihan Fara atas batalnya pernikahan antara dirinya dan Bagus.
Seperti saat ini, dimana Fara, Kenan dan Farzan sedang berada di ruang keluarga menonton televisi setelah usai sarapan bersama beberapa waktu lalu. Yang mana hampir di semua saluran tv nasional menayangkan berita terkini tentang pewaris utama keluarga pengusaha nomor 1 di Indonesia, siapa lagi kalau bukan keluarga Sanjaya. Topik utama berita tersebut mempublikasikan bahwa seorang Bagus Sanjaya telah menikah dengan putri semata wayang sosok pemimpin negara Indonesia alias presiden, Mahmud Hendrawan, dan sang putri yang dimaksud bernama Sherina Hendrawan.
Reaksi Fara? Entahlah, gadis itu seolah tidak memiliki reaksi apapun. Atau lebih tepatnya, shock. Ya, Fara hanya shock. Ia hanya terdiam sembari pandangannya terus tertuju pada layar televisi yang lumayan lebar. Akhirnya seluruh rasa penasaran yang dipendamnya sejak kemarin telah terjawab. Hanya saja, ia sedikit tidak menyangka bahwa inilah fakta penyebab batalnya pernikahannya dengan Bagus. Sakit hati? Tentu saja, juga kecewa. Terlebih lagi pernikahan Bagus dan Sherina tersebut adalah malam tadi. Dan lebih parahnya lagi, di pelaminan yang telah disiapkan sebagai acara pernikahan antara dirinya dan Bagus. Bukankah itu terkesan bahwa Bagus telah benar-benar menginjak harga dirinya. Analoginya seperti ini, dirancang dengan siapa, jadinya dengan siapa? Sungguh ironis.
Sementara di sisinya, Kenan seperti biasa terlihat biasa saja dengan ekspresi yang tidak seorangpun bisa membacanya. Sedangkan Farzan, jangan ditanya. Wajah pria paruh baya itu memerah padam menahan amarah yang sudah berada di ubun-ubun. Dari mulutnya sesekali terdengar bunyi gigi yang berderit. Kedua tangannya terkepal begitu erat di bawah sana. Sungguh pria paruh baya itu tengah berupaya sebaik mungkin menahan gejolak amarah yang kian menggebu-gebu ingin diluapkan.
Mendapati suasana yang kian mencekam, Kenan sebagai satu-satunya orang yang masih bisa mengontrol emosinya berinisiatif mematikan televisi dengan menekan tombol power di remote control. Dan ya, seketika perhatian sepasang ayah dan anak itu teralihkan padanya.
"Sebentar lagi waktu Kenan berangkat. Kenan ke kamar dulu untuk bersiap-siap." dengan santainya Kenan bangkit dan beranjak di bawah tatapan tajam, setajam silet dari Fara dan Farzan. Ia melakukan itu semata untuk mengalihkan perhatian mereka.
Dan ya, berhasil. Setelah sosok Kenan hilang di ujung atas tangga, Farzan mengalihkan pandangannya pada sang putri "Bantu suamimu bersiap!" perintahnya tegas.
Fara mengangguk patuh "Baik Yah." lantas gadis itu ikut bangkit dan beranjak mengikuti jejak Kenan.
Setibanya di kamar, Fara tidak menemukan sosok sang suami di sudut manapun. Ia hanya mendengar bunyi gemercik air dari dalam kamar mandi yang mengindikasikan bahwa Kenan sedang berada di dalam sana. Mungkin sedang mandi, pikir Fara.
Tanpa membuang waktu, Fara bergegas menuju sofa yang digunakan Kenan tidur semalam dan menemukan sebuah paper bag tergeletak di sana. Yang ia yakini isi paper bag tersebut adalah pakaian ganti Kenan yang pagi tadi diantarkan oleh orang suruhan Kenan.
Benar saja, Fara menemukan satu paket setelan tuxedo berwarna abu-abu setelah membuka paper bag itu. Fara pun mengeluarkan setelan tuxedo itu dan diletakan di atas pangkuannya. Kemudian gadis itu duduk termenung sembari menunggu Kenan keluar dari kamar mandi.
Beberapa menit kemudian, Kenan akhirnya selesai dengan ritual mandinya. Keluar dari dalam kamar mandi, pria itu hanya mengenakan jubah mandi putih selutut yang memperlihatkan sebagian otot kaki putih kekar dan sedikit belahan dada bidangnya yang ditumbuhi rambut-rambut halus. Dipadukan dengan rambut hitam legamnya yang masih sedikit basah, membuatnya semakin terlihat seksi.
Namun sayang, Fara belum menyadari hal itu. Ia masih terlarut dalam lamunannya bahkan ketika Kenan sudah berdiri tegap disisinya.
"Ehem..." Kenan berdehem guna membuyarkan lamunan sang istri.
Dan berhasil. Refleks Fara mendongak dan bertemu tatap dengan Kenan yang tengah menatapnya dengan tatapan dalam.
Gkek...
Fara meneguk saliva susah payah. Bukan karena tatapan Kenan, melainkan baru menyadari keseksian pria itu. Terlebih jarak mereka yang sangat dekat membuat jantung Fara berolahraga di pagi hari. Iapun terdiam dan terpaku. Matanya seolah enggan berkedip tak ingin sedetikpun melewatkan pemandangan indah itu.
"Aku ingin memakai itu." Kenan berucap sambil menunjuk setelan tuxedo yang masih berada di pangkuan Fara, mengabaikan reaksi gadis itu.
Akhirnya setelah melalui drama menggoda Fara di pagi hari yang cukup menghibur dirinya, kini Kenan sudah siap dan rapi dengan setelan tuxedonya yang membuat pria itu tampak semakin tampan. Sedangkan Fara, sejak Kenan kembali ke kamar mandi untuk memakai pakaian, gadis itu kembali termenung hingga saat ini, bahkan setelah Kenan keluar dari kamar mandi.Perlahan Kenan mengayunkan langkahnya menghampiri sang istri di sofa sebelumnya. "Jika kamu ingin menangis, menangis lah. Tidak baik memendam kesedihan, namun tidak baik pula berlarut-larut dalam kesedihan. Aku harap ketika aku kembali nanti, kamu sudah tidak bersedih lagi." ucapnya begitu tiba di sisi Fara. Pikirnya saat ini sang istri tengah bersedih setelah menyaksikan berita pernikahan mantan calon suaminya dengan wanita lain. Namun karena adanya dirinya, gadis itu enggan meluapkan kesedihannya. "Maaf, saat ini aku tidak bisa meminjamkan bahuku untukmu bersandar." lanjutnya sembari merogoh saku jasnya dan menge
Tap Tap Tap...Fara mengayunkan langkahnya tergesa-gesa setengah berlari. Bahkan saat menuruni tangga, kecepatannya tak ia kurangi."Nak, mengapa kamu berlari seperti itu di dalam rumah." tegur Farzan saat mereka berpapasan dengan Farzan yang baru saja memasuki rumah.Fara acuh dan melewati sang ayah begitu saja hingga membuat kedua alis pria paruh baya itu saling bertaut erat.Setibanya di luar rumah, Fara mendapati mobil yang ditumpangi Kenan baru saja akan keluar dari gerbang pekarangan. "KAK KENAN, TUNGGU!!!" teriaknya sekencang mungkin berharap yang diteriaki mendengarkan. Namun sayang itu hanya harapan semu, mobil yang ditumpangi Kenan terus saja berlalu hingga hilang dari pandangannya di ambang gerbang.Fara tak menyerah, kecepatan langkahnya ia tingkatkan. Hingga tiba di ambang gerbang, gadis itu tertunduk lemas dengan nafas terengah-engah sambil celingak celinguk mencari
Kenan tiba di Kanada sekitar pukul 2 dini hari dan langsung menuju mansion nya untuk beristirahat. Rencananya Kenan akan berada di Kana selama 3 hari. Semua itu telah ia estimasikan dengan baik untuk menyelesaikan semua keperluannya.Jika ada yang bertanya, mengapa selama ini Kenan memilih Kanada sebagai tempatnya bertugas? Jawabannya sederhana. Yakni, karena Kanada adalah negara dengan pengetahuan medis terbaik di dunia. Alasan lainnya adalah mentor nya sebagai dokter spesialis penyakit dalam merupakan seorang bertanah kelahiran negara berjulukan 'Pecahan Es' itu. Jadi, itulah intinya alasan Kenan selama ini menapaki karirnya di Kanada.Keesokan harinya, usai sarapan Kenan segera menuju rumah sakit tempatnya bekerja. Rumah sakit milik sang mentor, Logan's Hospital. Nama sang mentor adalah Berhan Logan. Namun tidak seperti Kenan dan Farzan yang hubungan mereka layaknya anak dan ayah, hubungan Kenan dan Berhan murni antara anak didik dan sang
"Mengapa tiba-tiba Ken?" Berhan sangat terkejut setelah membaca surat pemindahan tugas yang diajukan Kenan. Bukan karena apa, kalau itu dokter lain, tanpa banyak bertanya akan langsung disetujuinya pemindahannya. Tapi ini dokter sekaliber Kenan, sangat sulit mendapatkan penggantinya, bahkan mungkin mustahil.Ya, kini Kenan tengah berada di ruang direktur utama sekaligus pemilik Logan's Hospital, tepatnya di ruangan Berhan."Maaf Prof, keadaan yang mengharuskan ku." jawab Kenan ambigu."Keadaan?" kedua alis Berhan saling bertaut "Maksudnya?""Ya, keadaan. Sekarang aku tidak sendiri lagi, aku sudah memiliki keluarga yang menjadi tanggung jawabku." jelas Kenan singkat."Keluarga?" sepertinya Berhan belum sepenuhnya connect "Keluarga panti asuhan tempatmu dibesarkan? Bukankah itu sudah sejak dulu?" tebaknya gagal paham."Bukan Prof." Kenan menarik nafas dalam-dal
3 hari kemudian...Kini Kenan sudah duduk anteng di dalam jet pribadinya yang akan lepas landas beberapa saat lagi mengantar kepulangannya ke Indonesia, tanah air tercinta. Ternyata estimasi waktu yang telah ia perhitungkan untuk menyelesaikan segala keperluannya di Kanada melenceng satu hari lebih lama.Penyebabnya, siapa lagi kalau bukan Gabela. Saat mengetahui Kenan akan pindah tugas secara permanen, terlebih dengan alasan kepindahannya yang tidak lain karena telah menikah, membuat gadis itu benar-benar shock dan memberontak tidak terima.Berbagai upaya Kenan dan Berhan lakukan untuk menenangkan Gabela serta memberinya pengertian agar bisa menerima keadaan. Gabela yang mengerti tidak dapat merubah apapun, akhirnya dengan berat hati mau menerima keadaan. Entah ikhlas atau tidaknya, hanya Gabela yang tahu. Namun ia tidak serta merta menerimanya. Sebagai gantinya ia mengajukan sebuah syarat yang mengharuskan dirinya dan
Hari ini Fara mengawali paginya dengan perasaan berkecamuk. Gugup, senang serta gundah berpadu menjadi satu kesatuan mengobrak abrik hatinya. Ia bingung memikirkan harus bersikap seperti apa nanti di depan suaminya yang ternyata adalah cinta pertamanya.Hal itu Fara pikirkan sejak semalam, tidak, lebih tepatnya kemarin siang sejak Nabila memberitahukan kabar kepulangan Kenan. Ia mungkin tidak akan mengetahui kabar itu jika sang sahabat tidak memberitahukannya secara langsung. Padahal kabar itu menjadi trending utama di forum chat resmi para pegawai NK Hospital, bahkan hampir di seluruh jejaring sosial resmi. Hanya saja sejak pernikahan Bagus dan Sherina dipublikasikan, ia menjauh dari situs sosial, sebab takut mendapati obrolan publik yang berisi gunjingan terhadap dirinya. Jadilah ia kudet, alias kurang update dengan berita terkini.Pertama kali mengetahui kabar itu, jujur terbesit rasa kecewa yang cukup mendalam di hati Fara. Sempat terpik
"DOKTER KENAN!!!" seruan antusias terdengar dari depan gerbang ketika sebuah mobil ceper panjang mewah memasuki halaman rumah sakit diikuti dua mobil sedan mewah lainnya mengekor di belakangnya. Di dalam mobil ceper panjang mewah tersebut, menampakan sosok Kenan yang duduk di deretan kursi penumpang yang kedua pintu, kanan kirinya diturunkan kacanya.Kenan yang mendapatkan sambutan atas kedatangannya, tersenyum dan melambai sebagai balasan. Bukan mencari perhatian, itu hanyalah bentuk penghargaan Kenan atas sambutan mereka.Hingga akhirnya mobil yang ditumpangi Kenan berhenti tepat di tepi panggung penyambutan. Pria tampan nan rupawan itu pun keluar dari mobil setelah sang sopir membukakan pintu untuknya."DOKTER KENAN!!!" sekali lagi terdengar seruan antusias. Kali ini lebih terkesan histeris.Bagaimana tidak? Kenan yang baru keluar dari mobil sudah lengkap dengan setelan jas dokter yang menjadi day
"Far, lo nyembunyiin sesuatu dari gue kan?" untuk kesekian kalinya Nabila mempertanyakan pertanyaan ini pada Fara. Mulai dari usai sesi menyalami Kenan hingga saat ini, dimana acara penyambutan telah usai dan keduanya sudah berada di ruang kerja mereka."Hufh..." Fara m*ndesah jengah, sahabatnya ini benar-benar gigih "Iya deh, gue ngaku, gue emang lagi nyembunyiin sesuatu dari lo. Tapi, maaf Nab, gue belom bisa ngasih tau lo sekarang."Bukannya Fara ingin menyembunyikan perihal hubungannya dengan Kenan dari Nabila. Hanya saja meski itu pada sahabatnya sekalipun, ia takut jika ia mempublikasikan hubungan mereka tanpa izin sang suami, Kenan akan marah padanya. Sebenarnya ia juga sangat ingin mempublikasikan hubungan mereka. Jujur saja ia sudah benar-benar lelah menjadi bahan gunjingan akibat dikira gagal menikah. Padahal kan tidak, hanya berganti mempelai pria saja. Namun begitulah, karena ingin menghormati dan menjaga citra sang suami yang sa