Share

Bagaimana Dia Tahu?

Aku menunggu Mas Hada sejak tadi, tapi dia belum juga pulang. Padahal, aku sudah selesai menjalankan salat Isya sejak tadi. Aku pikir, Mas Hada akan pulang sore, nyatanya sampai sekarang belum juga pulang. Karena khawatir, aku memutuskan meneleponnya.

“Halo. Assalamu’alaikum, Sayang.”

“Wa’alaikumsalam, Mas. Kenapa belum pulang?”

“Lagi di-briefing sama supervisor yang lama. Insyaallah, sebentar lagi pulang. Mau titip apa?”

“Enggak ada.”

“Serius, Sayang?”

“Hu-um. Aku cuma mau kamu pulang.”

“Tunggu, ya.”

“Tapi janji cepat pulang, ya.”

“Iya, Sayang. Ya sudah, Mas tutup dulu, ya. Assalamu’alaikum.”

“Wa’alaikumsalam, Mas.”

Kemudian telepon kumatikan. Aku menuju dapur dan membuka tudung saji. Untuk pertama kalinya, aku memanggang ikan untuk Mas Hada. Aku mencoba mengingat resep yang pernah diajarkan olehnya, dan alhamdulillah hasilnya enak. Suasana sepi, dan gerimis. Kulirik jam, pukul 22.00. Aku menguap beberapa kali, menyandarkan kepala ke meja makan sambil menunggu Mas Hada pulang.

“Mas,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status