Share

Bab 21

Author: Mita Yoo
last update Huling Na-update: 2025-08-21 12:00:00

Cahaya pagi menyelinap melalui celah tirai, melukis garis-garis emas di atas selimut sutra. Venus terbangun dengan kepala berdenyut, matanya perlahan beradaptasi dengan lingkungan kamarnya yang familiar. Namun, sesuatu terasa berbeda. Kamarnya terlalu bersih, terlalu rapi, seperti sebuah set film yang baru disiapkan.

“Tadinya aku di kedai es krim terus ... aku nggak inget lagi,” batinnya, jari-jari gemetar menyentuh pelipisnya yang berdenyut. Ingatan terakhirnya adalah Ian yang mengeluarkan black card, dan kemudian semuanya gelap. Venus tak bisa mengingat apa pun.

Ia memutar kepala, menemukan Ian tidur di sampingnya. Wajahnya damai, terlalu sempurna. Tidak ada bekas bantal, tidak ada rambut yang berantakan. Napasnya teratur dan damai. Tarik ... hembus ... jeda tepat tiga detik sebelum siklus yang sama berulang.

‘Dia punya black card. Sedangkan Eric nggak punya,’ pikir Venus, matanya menyapu ruangan mencari dompet Ian.

‘Kulitn
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Suami Pengganti dari Toko Online   Bab 61

    Ian mengangguk perlahan, tetapi matanya yang di kaca spion masih menyimpan skeptisisme. Dia tidak percaya. Dia tahu bahasa tubuh Venus lebih dari siapa pun. Dia telah mempelajarinya, mengamatinya, seperti seorang seniman mempelajari subjeknya.“Oke,” katanya akhirnya, memutuskan untuk tidak mendesak untuk saat ini. Namun dia tidak akan lupa kejadian itu. “Kalau begitu istirahat saja nanti sampai di rumah. Aku akan masak sesuatu yang hangat.”Dia meraih tangan Venus dan mengecupnya. Tangannya terasa dingin.Dalam diam, Ian berjanji pada dirinya sendiri bahwa dia akan mencari tahu apa yang terjadi. Siapa pun atau apa pun yang membuat Venus bersikap seperti ini, akan berurusan dengannya. Karena Venus adalah miliknya. Dan Ian melindungi apa yang menjadi miliknya dengan cara apa pun yang diperlukan.Pintu depan tertutup dengan lembut. Venus, tanpa membuang waktu, langsung berjalan menuju kamar mandi utama, meninggalkan Ian yang masi

  • Suami Pengganti dari Toko Online   Bab 60

    Suasana kafe yang nyaman tiba-tiba terasa sangat pengap. Venus duduk kaku di hadapan Virgo, cangkir kopinya yang hangat tidak lagi terasa menenangkan.“Venus,” Virgo memulai obrolan antara mereka, matanya tidak berkedip. Dia menatapnya dengan intensitas yang membuat Venus ingin menghilang. “Aku minta maaf kalau aku menyinggung perasaanmu.”“Ya?” jawab Venus, suaranya hampir seperti bisikan, berusaha tetap tenang.“Sebenarnya,” Virgo menarik napas dalam, seolah mengumpulkan keberanian, “aku masih mencintaimu.”Kalimat itu menggantung di antara mereka, berat dan tidak terbantahkan. Venus terbelalak, kopi di tangannya nyaris tumpah. Darahnya berdesir dingin, lalu panas. Ini bukan pengakuan yang dia harapkan, bukan di saat hidupnya sudah begitu rumit.“Virgo, aku ….” dia terbata-bata, berusaha mencari kata-kata yang tepat untuk menanggapi ucapan Virgo. “Aku istri orang lain sekarang.”Kalimat itu akhirny

  • Suami Pengganti dari Toko Online   Bab 59

    Esoknya, Ian kembali mengajar setelah mengantar Venus ke pertemuan sesama penulis di Balai Kota Nayakarta. Insting lelakinya mengatakan sesuatu yang tak terduga akan terjadi. Namun, Ian memilih mengabaikan itu dan fokus pada pekerjaannya.Matahari bersinar terik, menerangi taman yang asri di samping Balai Kota. Usai menghadiri pertemuan penulis, Venus memutuskan untuk menikmati udara segar dengan berjalan-jalan di area taman. Namun, dia tak menyangka akan bertemu Virgo lagi. Seolah-olah takdir sengaja mempertemukan mereka.“Eh, Venus! Kebetulan banget bertemu di sini,” sapa Virgo dengan senyum lebar, matanya berbinar melihat kehadiran Venus.Venus membalas senyum, meski sedikit gugup karena dia tak ingin lagi bertemu dengan Virgo setelah kejadian sore kemarin lalu. “Iya, Virgo. Kebetulan banget,” balasnya.“Kamu mau jalan-jalan sebentar? Aku temenin boleh dong?” kata Virgo, mencoba memanfaatkan momen.Venus mengan

  • Suami Pengganti dari Toko Online   Bab 58

    Mobil Ian berhenti persis di tempat dia menurunkan Venus tadi. Senyumnya, yang sudah siap menyambut istrinya, sedikit memudar ketika dia melihat Venus tidak sendirian. Seorang pria tinggi dengan aura seniman yang santai berdiri di sampingnya, terlibat dalam obrolan yang tampak akrab.Ian mematikan mesin mobilnya dan keluar dengan langkah yang tenang namun penuh wibawa. Wajahnya netral, tetapi matanya yang tajam sudah memindai setiap detail tentang pria asing itu. Postur tubuhnya, cara berpakaian, dan yang paling penting, jarak antara pria itu dan Venus.“Sayang,” sapa Venus, sedikit terkejut melihat Ian benar-benar sudah datang menjemput. Senyumnya mendadak kaku. "Oh, iya. Ini Virgo, dia kakak kelasku waktu SMA. Kakak kelas kita,” katanya.Ian mengalihkan pandangannya ke Virgo. Tangannya yang biasanya langsung merangkul Venus sekarang tergantung di samping tubuhnya. “Kita pernah bertemu?” tanyanya, suaranya datar, tidak bersahabat, tetapi ju

  • Suami Pengganti dari Toko Online   Bab 57

    Pagi datang dengan harapan baru bagi Venus. Usai sarapan bersama, Venus mengatakan jadwal kelas melukisnya hari itu. Dan Ian bersedia mengantarkan sekaligus menjemputnya hari itu.Mobil hitam yang dikemudikan Ian berhenti dengan halus di sisi trotoar. Venus mendekatkan tas lukisnya ke pangkuannya, bersiap untuk turun.Ian membungkuk, bibirnya menyentuh pipi Venus dengan lembut, hangat, dan familiar. Lalu, dengan gerakan alami, dia mengecup bibir istrinya itu. Singkat, manis, penuh sisi romantis. Sebuah ritual perpisahan yang sudah menjadi rutinitas mereka.“Hati-hati di jalan,” pesan Venus, tangannya membelai lengan Ian sebentar. “Jangan ngebut.” Sebuah pesan yang tulus terpancar dari matanya.Ian mengangguk, senyum kecil menghiasi bibirnya. “Iya. Aku akan menjemputmu selesai kuliah hari ini,” dia berjanji. Suaranya terdengar seperti sebuah melodi di telinga Venus.“Iya. Bye,” ucap Venus, membuka pintu dan melangk

  • Suami Pengganti dari Toko Online   Bab 56

    Sementara itu, cahaya lilin temaram menari-nari di dinding kamar, memantulkan bayangan tubuh Venus yang sedang bersiap. Aroma vanilla dan sandalwood, parfum favorit Ian—memenuhi udara, menciptakan aura sensual yang memabukkan.Venus berdiri di depan cermin panjang, menatap pantulan dirinya. Lingerie merah darah itu melekat sempurna di tubuhnya, menonjolkan setiap lekuk yang biasanya tersembunyi. Kain rendanya transparan di beberapa tempat, memberikan bayangan kulitnya yang mulus dan sudah dibalur lotion berkilau.Dia menggosok tubuhnya lebih lama tadi, bukan hanya untuk membersihkan kotoran dan debu halus, tetapi untuk memastikan setiap inci kulitnya terasa seperti sutra, siap untuk disentuh. Jari-jarinya dengan hati-hati mengatur rambutnya yang tergerai bebas di bahu, menambahkan sentuhan akhir yang sempurna.Drrtt … drrttt …Ponselnya bergetar di atas meja rias. Sebuah pesan dari Ian.[Ian]: Aku pulang, sayang.

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status