Beranda / Romansa / Suami Perkasa / Istri Pertama

Share

Istri Pertama

Penulis: Meri Nakashima
last update Terakhir Diperbarui: 2025-08-04 14:46:05

Keira baru saja selesai menyisir rambutnya ketika suara pintu kamar berderit pelan. Wangi Carlos langsung menguar begitu pintu terbuka—aroma kayu manis dan kulit, maskulin, hangat, menenangkan. Lelaki itu berdiri di ambang pintu dengan jaket hitam masih melekat di tubuhnya. Tatapan matanya lebih teduh dari biasanya, lebih lembut, seperti baru pulang bukan dari urusan bisnis, tapi dari perjalanan menemukan rindu.

“Pulang,” ucap Keira, pelan, nyaris seperti bisikan, seolah takut suaranya akan memecah sesuatu yang magis.

Carlos menutup pintu, lalu melangkah perlahan ke arahnya. Ia tidak langsung bicara. Hanya menarik napas panjang dan menatap Keira seperti sedang mencoba menghafal ulang detail wajah istrinya. Ada senyum tipis di bibirnya—bukan senyum lelah, tapi senyum yang mengandung sesuatu. Sesuatu yang manis. Sesuatu yang… penuh harap.

“Kenapa lihat aku kayak baru pertama ketemu?” tanya Keira, menyembunyikan grogi dalam senyumnya.

Carlos tak menjawab. Tangannya mengangkat dagu K
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Suami Perkasa   Istri Pertama

    Keira baru saja selesai menyisir rambutnya ketika suara pintu kamar berderit pelan. Wangi Carlos langsung menguar begitu pintu terbuka—aroma kayu manis dan kulit, maskulin, hangat, menenangkan. Lelaki itu berdiri di ambang pintu dengan jaket hitam masih melekat di tubuhnya. Tatapan matanya lebih teduh dari biasanya, lebih lembut, seperti baru pulang bukan dari urusan bisnis, tapi dari perjalanan menemukan rindu. “Pulang,” ucap Keira, pelan, nyaris seperti bisikan, seolah takut suaranya akan memecah sesuatu yang magis. Carlos menutup pintu, lalu melangkah perlahan ke arahnya. Ia tidak langsung bicara. Hanya menarik napas panjang dan menatap Keira seperti sedang mencoba menghafal ulang detail wajah istrinya. Ada senyum tipis di bibirnya—bukan senyum lelah, tapi senyum yang mengandung sesuatu. Sesuatu yang manis. Sesuatu yang… penuh harap. “Kenapa lihat aku kayak baru pertama ketemu?” tanya Keira, menyembunyikan grogi dalam senyumnya. Carlos tak menjawab. Tangannya mengangkat dagu K

  • Suami Perkasa   Bisnis Dikasur

    Pesawat pribadi Carlos mendarat mulus di landasan. Sukma turun lebih dulu, mengenakan rok hitam pendek yang mengungkap pahanya nyaris sepenuhnya, dipadukan dengan tanktop krem yang melekat seperti lapisan kulit kedua. Jaket hanya dijinjing, rambutnya dikuncir asal-asalan. Wajahnya tanpa makeup berat, tapi kulitnya bersinar. Bukan sinar bedak, tapi bekas tidur nyenyak dan... aktivitas lain. Di belakangnya, suara Carlos terdengar, tajam dan penuh candaan kotor yang sudah jadi ciri khasnya. > "Pakai rok pendek gitu, nggak takut bekas jahitan robek kalau aku godain?" Sukma menoleh cepat, sinis. > "Nggak. Aku pakai pendek biar kalau kamu ngintip, yang kelihatan cuma celana dalam." Carlos menyeringai. > "Padahal aku suka yang tanpa celana. Langsung tembus pandang." Sukma nyaris tergelak, tapi menahannya. > "Mulut kamu tuh kayak kamar hotel — gelap, pengap, isinya najis semua." > "Lho, tapi tetap bikin betah, kan? Kamarku aja kamu datengin kemarin malam, apalagi aku." S

  • Suami Perkasa   Selimut Kasar Yang Hangat

    --- Kamar hotel itu masih sunyi, hanya terdengar dengusan AC dan suara detik jam dinding. Carlos duduk di sisi ranjang, menyandarkan punggung ke headboard, satu kaki tertekuk, satu tangan menggenggam rokok elektrik yang belum ia nyalakan. Sukma sudah berbaring, menyelimutkan tubuhnya dengan kain tipis, tapi tak memejamkan mata. Tatapannya mengarah ke langit-langit, kosong, namun pikirannya riuh. Luka di tubuhnya mungkin perlahan pulih, tapi luka di hatinya—ia tak yakin akan sembuh sama cepatnya. Carlos menoleh pelan, melihatnya dalam diam. Lalu tanpa peringatan, ia menyusup masuk ke bawah selimut. Tubuhnya hangat, aroma tubuhnya—maskulin, pahit, tapi anehnya menenangkan. Sukma reflek mengangkat alis. “Mau ngapain lagi kamu?” Carlos menyeringai. “Nemenin. Biar kamu gak mimpi buruk. Siapa tahu kamu mimpi mantan suami pertama kamu. Bisa langsung bangun teriak teriak histeris.” Ia menyentuh pinggang Sukma, menelusurinya pelan. Bukan untuk merangsang, tapi seolah memastikan:

  • Suami Perkasa   Ayo Mandi

    --- Carlos menarik napas, lalu menatap Sukma seperti sedang menimbang sesuatu—bukan perasaan, tapi keputusan. “Bangun. Mandi yuk.” Nada suaranya datar, tapi matanya tajam. Sukma mendelik. “Aku enggak minta dilayanin.” Carlos menyeringai tipis. “Ya, kamu pikir aku rela ngelayanin kamu? Ini demi kemanusiaan. Bau badan kamu itu udah kayak sampah. Sukma ingin marah.. Ia hanya menghela napas panjang dan akhirnya berdiri pelan. Badannya masih terasa ngilu, terutama di bagian bawah. Tapi langkah Carlos yang sudah ke arah kamar mandi membuatnya—entah kenapa—ikut berjalan. --- Carlos berdiri mematung di depan kamar mandi, satu alisnya terangkat. “Jadi kamu beneran mau dimandiin? Wow.” Ia tertawa sinis. “Gak nyangka. Biasanya cuma alat getar yang kamu percaya megang tubuh kamu. Sekarang aku?” Sukma menatap tajam. “Kalau enggak tulus, gak usah.” Carlos mendekat, berdiri di depannya. Tangannya sudah mengambil handuk, tapi matanya masih menusuk. “Tulus? Suk, satu-satunya ha

  • Suami Perkasa   Virgin Of The Year

    Sukma duduk di ujung ranjang hotel itu—kakinya menggantung pelan, menyentuh udara malam yang berhembus dari celah jendela yang belum ditutup sepenuhnya. Gaun tidurnya jatuh bebas hingga sebatas paha, memperlihatkan kulit putihnya yang pucat namun hangat di bawah sorotan lampu meja yang temaram. Carlos berdiri beberapa langkah dari tempatnya duduk, seperti tak tahu harus mendekat atau menjaga jarak. Matanya menelusuri tubuh perempuan itu—bukan dengan nafsu semata, melainkan keraguan. Seperti sedang mengamati lukisan antik yang rusak karena waktu, lalu direstorasi kembali—cantik, tapi tak lagi asli. "Masih Sakit jahitannya?" Suaranya terdengar datar. Tidak ada kelembutan di sana. Hanya guratan tajam yang tak bisa disamarkan, seperti silet yang menyayat pelan tapi dalam. Sukma mendongak. Tidak menjawab dengan kata. Tatapannya hanya menembus Carlos, seperti ingin menghapus eksistensi pertanyaan itu. Tapi Carlos tidak mencari jawaban. Ia hanya ingin mengusik. Ia menyeringai keci

  • Suami Perkasa   Syarat Tak Terduga

    Sukma menggenggam ponselnya erat, jari-jarinya dingin. Di hadapannya, laporan tender terpampang di layar laptop—dan nama pemenangnya membuat seluruh tubuhnya gemetar. Kamisama Group. Perusahaan milik Naomi musuh bebuyutannya. Tangannya bergetar saat menekan tombol kontak dengan nama yang sejak dulu tak ingin ia sentuh lagi. Carlos. Nada sambung panjang. Terlalu panjang. Mungkin ia memang sudah tak akan menjawab lagi. Tapi kemudian—klik. “Ya?” suara itu berat, dingin, dan akrab sekali. Sukma tercekat. “Ini aku…” “Sukma. Iya, aku tahu,” potong Carlos cepat. “Aku denger napasmu. Napas orang kepepet.” Sukma memejamkan mata, menggigit lidahnya sendiri agar tak langsung menangis. “Mereka menang tender distribusi nasional. Semua mitra aku ditarik. Naomi—dia mau habisin brand-ku.” “Carlos… ini soal perusahaan.” Sukma menahan napas. “Aku butuh kamu.” Carlos tertawa pelan. Tapi bukan tawa geli. Lebih mirip... kemenangan. “Sayangnya, aku lagi di luar. Ada kerjaan

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status