Share

Masa Lalu

"Cepat Embun, nanti kita telat loh!" teriak Aksa dari luar.

"Iya bentar lagi selesai Mas," ujar Embun dari dalam kamar.

Embun melihat tampilannya di kaca. Ia sangat gugup karena pertama kalinya Ia menghadiri acara bersama Aksa.

Embun akan mendampingi Aksa menghadiri acara ulang tahun perusahaan kliennya. Maka dari itu Embun harus tampil secantik mungkin karena disana akan bertemu dengan teman dan rekan kerja Aksa yang lain. Ia tidak ingin mempermalukan Aksa didepan rekan kerjanya.

Balutan dress korean style berwarna coksu yang dibaluti dengan hijab berwarna senada dan make up tipis membuat Embun semakin cantik.

Setelah merasa sudah siap, Embun mengambil tas kecil. Saat pintu terbuka terlihat Aksa juga memakai tuxedo berwarna coksu yang dipadukan dengan warna hitam di beberapa bagian dan juga sepatu pantofel berwarna hitam serta rambut yang disisir dengan rapi membuat Ia semakin tampan. Mereka berdua saling terpesona untuk beberapa saat.

"Ayo berangkat nanti kita telat."

"Ayo."

Mereka pergi tidak lupa mengunci pintu, Embun yang duduk di kursi penumpang hanya diam memandang ke luar jendela sedangkan Aksa fokus menyetir. Mereka masih canggung dengan suasana ini.

Setelah tiga puluh menit di perjalanan. Akhirnya mereka sampai disalah satu hotel, tempat acara tersebut dilaksanakan.

"Ramai banget," ujar Embun.

"Namanya juga acara perusahaan," jawab Aksa.

Mereka saling bergandengan tangan. Dari segi manapun mereka sangat serasi terbukti dari beberapa pasang mata menatap kagum kearah mereka sepanjang jalan menuju dimana pemilik perusahaan berada.

"Selamat malam Pak," salah Aksa ramah.

"Malam juga pak Aksa, wah siapa gadis cantik di depan bapak ini?"

"Perkenalkan ini istri saya Embun," ujar Aksa memperkenalkan Embun.

Embun tersenyum, tidak lupa pula menundukkan kepalanya sebagai bentuk perkenalan dan penghormatan.

"Wah, ini yang dinamakan paket komplit. Udah ganteng, pintar, eh sekarang dapat istri yang tidak kalah cantik," puji direktur tersebut yang diketahui bernama Farhan.

"Perkenalkan saya Farhan dan ini sekretaris saya, Kevin. Senang bertemu dengan anda," ujarnya kepada Embun.

"Saya Embun, senang bertemu dengan anda pak," ujar Embun.

"Kalian benar-benar serasi," pujinya tiada henti.

"Terima kasih Pak."

Embun merasa sedikit tidak nyaman karena selalu ditatap oleh seorang lelaki. Kenapa kita harus dipertemukan kembali?

"Kamu kenapa?" tanya Aksa membuyarkan lamunan Embun.

"Ah ga papa Mas, aku sedikit gugup berada ditempat seperti ini."

"Ga usah gugup, ayo kita kumpul dengan yang lain." Aksa menggenggam tangan Embun, Ia dapat merasakan tangan Embun yang berkeringat.

"Silahkan duduk pengantin baru, maaf kita ga bisa datang waktu pernikahan kalian," ujar Bryan, salah satu teman kantor Aksa.

"Kenalin ini istri aku, Embun," ujar Aksa memperkenalkan Embun.

"Hallo, senang bertemu kalian," ujar Embun ramah.

Tiba-tiba perut embun sedikit mules karena kekenyangan. "Aku permisi ke toilet dulu," pamitnya.

"Biar aku antar ya," ujar Aksa.

"Ga usah Mas, aku bisa sendiri."

"Iya deh, hati-hati kalau ada apa-apa langsung kabari aku."

"Gini nih kalau sedang kasmaran, ga mau jauh-jauhan," goda temannya.

Embun bergegas pergi ke toilet. "Hum lega, memang ya perut ini ga bisa diajak kompromi, sedang enak-enaknya makan malah mules."

Embun tidak sengaja menabrak seorang lelaki. "Maaf aku ga sengaja, apa ada yang sakit?" Ia membantu lelaki tersebut untuk berdiri.

"Embun," ujar lelaki tersebut.

"Kevin. Maaf aku ga sengaja."

Embun ingin pergi tetapi tangannya ditarik oleh Kevin.

"Lepasin," ujar Embun dingin.

"Bisa bicara sebentar?" tanya Kevin.

"Aku ga bisa."

"Tolong kasih aku kesempatan sekali lagi," mohon Kevin.

Embun menatap Kevin tajam. "Aku udah punya suami dan jangan pernah ganggu aku lagi. Kamu juga sudah punya istri kan? Aku ga mau berurusan dengan istri kamu."

"Tapi aku cuma cinta dengan kamu, aku ingin memiliki kamu seutuhnya."

Embun tidak habis pikir dengan lelaki didepannya ini. Sebenarnya apa yang dia inginkan? Dulu dia lebih memilih perempuan lain dibandingkan Embun terus sekarang dia ingin kembali dengan Embun? Dasar lelaki gila.

Di lain sisi ada seorang lelaki yang sedang khawatir karena sedari tadi istrinya belum juga kembali.

"Tenang aja mungkin toilet lagi antri."

"Gini nih kalau lagi bucin, baru ditinggal beberapa menit udah berasa satu hari."

"Kalau masih ga tenang, coba aja cek ke toilet."

Kira-kira seperti itulah respon temannya melihat Aksa yang dari tadi mondar-mandir karena istrinya belum kembali.

Aksa memutuskan untuk menghampiri Embun ke toilet, biarkan saja nanti Ia ditertawakan oleh istrinya, saat ini Ia sangat khawatir.

Ditengah perjalanan menuju toilet, Ia melihat sepasang kekasih yang sedang berpelukan. Ia kaget karena Ia tahu siapa perempuan itu. Ia menghampiri sepasang kekasih itu dengan wajah yang memerah menahan emosi.

"Embun!" teriaknya membuat sepasang kekasih itu melepaskan pelukannya. Beruntung suasana sepi jadi tidak ada yang melihat mereka.

Embun kaget, Ia ketakutan melihat wajah suaminya yang memerah, sedangkan lelaki yang berpelukan dengan Embun tersenyum penuh kemenangan. Ia sengaja memeluk Embun karena Ia melihat Aksa yang berjalan mendekati mereka.

"Mas, ini tidak seperti yang kamu bayangkan, ini cuma salah paham." Embun mencoba mendekati Aksa dan menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.

Aksa menarik tangan Embun kuat sehingga terlihat bekas kemerahan di pergelangan tangannya.

"Lepas Mas, sakit," mohon Embun kesakitan.

Aksa membawa Embun keluar dari pintu belakang agar tidak ada yang melihatnya. Emosi Aksa sangat menggebu, Ia telah terbakar api cemburu.

Sesampainya di rumah, Aksa langsung menghempaskan Embun ke ranjang.

"Jelaskan," ujar Aksa dingin.

"Kevin mantan aku waktu SMA. Semenjak kita putus kita lost kontak dan baru ketemu tadi. Aku juga tidak menyangka akan bertemu kembali dengan dia."

"Apa kamu masih ada perasaan dengan dia?"

"Dia cuma masa lalu aku, dan aku udah melupakan semua tentang dia."

"Yakin? Tapi tadi aku lihat pelukan kalian sangat mesra."

"Bukan seperti yang Mas bayangkan, aku aja kaget kenapa dia peluk aku."

"Tapi aku lihat ga ada penolakan dari kamu, kamu pasti menikmatinya kan? Sedangkan dengan aku, kamu selalu menolak padahal aku suami kamu loh. Aku yang berhak untuk menyentuhmu tapi kamu selalu menghindar."

Embun terdiam, Ia menyadari kesalahannya selama ini, tidak ingin disentuh oleh suaminya sendiri. Sekarang Ia tidak tahu harus bagaimana.

"Maaf Mas, aku sadar, aku salah." Embun menunduk.

Aksa hanya diam, Ia pergi ke kamar mandi. Ia merasa sedikit tenang ketika air shower membasahi dirinya.

Embun sedari tadi hanya melamun, keadaannya dengan Aksa menjadi sedikit renggang karena kejadian di acara tersebut.

Embun sudah memasak sarapan untuk suaminya. Ia melihat suaminya yang sudah rapi dengan pakaian kerjanya. "Ayo makan dulu Mas," ujar Embun.

"Aku sarapan di kantor saja, hari ini aku lembur jadi kamu ga usah tunggu aku pulang," ujar Aksa tanpa melihat Embun.

"Baik Mas, hati-hati dijalan, jangan lupa makan." Embun mencium tangan Aksa.

'Kalau aku tahu disana ada Kevin, aku ga akan mau diajak pergi ke acara tersebut. Sekarang apa yang harus aku lakukan? Sekarang Mas Aksa berubah menjadi cuek dan dingin.'

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status