Share

100. Gara-gara Kursi

Qasam sudah selesai memasang pakaiannya. Ia tengah asik menyisir rambut yang baru saja diuyel- uyel menggunakan minyak rambut.

Tatapannya tertuju ke cermin, tepat pada pantulan wajah di belakangnya. Yaitu wajah Qizha.

“Kau jangan beranggapan kalau hidupmu di sini adalah bagian dari keluargaku. Rumah tangga kita akan seperti neraka sampai kau menua!” tegas Qasam.

“Aku malah kasihan kepadamu, karena hidupmu nggak akan bermanfaat saat memupuk dendam, justru akan memupuk dosa,” lembut Qizha sambil merapikan kasur.

“Akhir jaman memang banyak manusia berilmu tinggi, sama sepertimu. Kulihat kau ini memiliki ilmu tinggi dalam beragama, tapi percuma jika hanya berilmu tinggi saja, iblis pun ilmunya jauh lebih tinggi.”

Qizha menarik napas panjang. Sampai kapan Qasam terus menyudutkannya begini?

“Pun tidak ada gunanya ibadah tanpa ilmu, menjadi manusia bodoh juga sama celakanya jika tidak mau mencari ilmu. Tapi akan lebih baik manusia bodoh berakhlak baik yang sedang mencari ilmu, dari pad
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (6)
goodnovel comment avatar
Renita gunawan
duuuh.. qizha pasti deg-degan sekali mendapatkan tempat duduk diantara Husein dan Amira pula
goodnovel comment avatar
Renita gunawan
sabar ya, qizha.suatu saat pasti dirimu akan merasakan kebahagiaan
goodnovel comment avatar
Tini Wartini
Ada saatnya nnt keluarga Qasam akan terkesima dg Qisha & menerima Qisha ...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status