Share

110. Demi Qasam

Qasam bangkit berdiri meninggalkan meja makan.

Lagi- lagi ia diikuti oleh Qizha.

"Stay di rumah!" titah Qasam.

"Loh, kenapa? Bukannya aku nggak dikasih ijin buat mangkir? Kok malah disuruh stay di rumah?" Qizha bingung.

"Aku muak diikuti olehmu. Aku tidak mau sampai khilaf dan memukulmu," sahut Qasam sambil berjalan menuju ke ruang tamu. "Biar aku berangkat ke kantor sendiri. Aku tidak mau melihat mukamu hari ini."

"Oh... Baiklah. Meski sebenarnya aslinya kamu itu kasihan padaku dan memberiku ijin dengan alasan nggak mau lihat mukaku lagi, aku bersyukur akhirnya bisa berdiam dan istirahat di rumah. Makasih ya."

Qasam rasanya ingin menjitak wanita yang terus mengikutinya itu. Muak sekali.

"Aku akan ada pekerjaan khusus dan aku harus fokus. Ini menyangkut dengan prestasiku di mata papa. Jika aku berhasil dalam tugas khusus hingga mempresentasikannya dengan sempurna, maka aku akan bisa memegang jabatan penting di perusahaan lain milik papa. Ini demi prestasiku, dan aku harus mendapatk
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (5)
goodnovel comment avatar
Renita gunawan
Husein kok semakin garang ya
goodnovel comment avatar
Renita gunawan
semoga qasam melihat ketulusan qizha yang rela menjadi kambing hitam agar qasam bisa mencapai tujuannya
goodnovel comment avatar
Tini Wartini
Kpn Qizha bahagia,jauh dr orang" yg membencinya..
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status