Home / Romansa / Suami Sekaku Batako / Kamar Pilihan Suami

Share

Kamar Pilihan Suami

Author: Si Mendhut
last update Last Updated: 2022-02-17 15:26:39

"Aku?" tanya Asta sambil menunjuk ke arah dirinya sendiri. 

Namun Cakra tak menjawab pertanyaan tersebut dan hanya memberikan tatapan tajam untuk menanggapi pertanyaan Asta tersebut. 

"Astaga Kak ... mana mungkin aku suka pada laki-laki tengil seperti itu," ujar Asta lalu membuang napas kasar sambil menggedikkan bahunya.

Namun Pak Harto yang masih berada tidak jauh dari Cakra pun langsung menyahut, "Hati-hati jangan bicara seperti itu, nanti bisa kualat. Istri saya itu dulu juga seperti itu pada saya, dan sekarang kami sudah punya anak tiga."

Mendengar hal tersebut Asta pun langsung tersenyum canggung.

'Andaikan bapak-bapak ini tahu kalau aku ini istri laki-laki di dekatnya itu, dia pasti tidak akan bicara begitu,' batin Asta yang merasa sedikit bingung saat ingin menjawab kalimat Pak Harto tersebut.

      Setelah lebih dari satu jam mengelilingi rumah tersebut dan akhirnya menyerahkan kunci rumah tersebut pada Cakra, kemudian Pak Harto pun meninggalkan rumah tersebut.

"Bawa barang-barangmu masuk," ucap Cakra yang saat ini sedang mengeluarkan kopernya dari dalam bagasi mobil.

Sedangkan Asta yang kini berada di dekat Cakra pun langsung berdecak kesal. "Ck, iya-iya," ujarnya sambil membuka pintu belakang mobil tersebut dan mengeluarkan sebuah tas ransel yang disembunyikannya di sana.

Setelah itu mereka berdua pun berjalan bersama-sama masuk ke dalam rumah tersebut. 

Dan ketika memasuki ruang tamu rumah itu, Asta pun menurunkan tas ranselnya dan kemudian menghela napas panjang sambil mengarahkan pandangannya ke sekitar ruangan tersebut. "Nanti kita tidur di man—"

"Itu kamarmu," ucap Cakra sambil menunjuk salah satu pintu kamar yang ada di sana. "Dan itu kamarku," ujarnya lagi sambil menunjuk ke arah pintu kamar yang lain.

Asta pun tersentak mendengar hal tersebut dan langsung menatap ke arah suaminya itu. "Kenapa tidak sekamar?" tanyanya terus terang.

"Jangan macam-macam," tukas Cakra sambil melangkah dan membawa kopernya ke kamar yang sudah ditunjuknya tadi.

Dan tentu saja, Asta yang tidak mendapatkan jawaban yang jelas pun langsung mengikuti langkah Cakra dan menarik lengan laki-laki yang memutuskan segalanya itu. "Tunggu Kak, jawab dulu pertanyaanku."

Cakra pun menyahut dengan santai tanpa menoleh sedikit pun, "Apa?"

Sebuah pertanyaan singkat yang mengisyaratkan kalau dia tak begitu perduli pada arti pertanyaan Asta sebelumnya itu pun langsung membuat Asta memanyunkan bibirnya.

"Tapi Kak, kita kan sudah menikah ... apa tidak sebaiknya kita—" 

"Jangan manja," potong Cakra sambil melepaskan tangan Asta dari lengannya dan kemudian kembali berjalan ke kamar yang sudah ia tentukan sendiri menjadi kamarnya.

Sedangkan Asta yang mendapat jawaban dingin tersebut hanya terdiam terpaku di tempatnya berdiri saat ini sambil menatap punggung suaminya yang kini hilang ketika memasuki kamar yang sudah ditentukan tanpa persetujuannya.

"Hufff ...." Satu helaan napas pun akhirnya muncul kembali dari bibir mungilnya.

Akhirnya ia pun menyeret tas ransel yang sempat ia turunkan di lantai tadi dengan langkah gontai menuju kamar yang sudah ditunjuk oleh suaminya tadi untuk dirinya. Dan ketika ia sampai di depan pintu kamarnya, ia pun menoleh ke arah pintu kamar suaminya yang berada tepat di seberang kamarnya.

"Dasar batako. Hih!" ucapannya lalu mengambil hiasan kecil di dinding dekat pintu kamarnya lalu mengangkatnya tinggi-tinggi. Dan ...

DAGH! Asta melemparkan hiasan tersebut tepat ke pintu kamar Cakra.

Setelah itu ia pun dengan cepat masuk ke dalam kamarnya tersebut dan mengunci pintunya.

Dan tentu saja, Cakra pun langsung keluar dari dalam kamarnya. 

"Asta!" panggil Cakra ketika melihat sebuah hiasan dinding yang terbuat dari kayu kini patah menjadi dua bagian dan tergelatak di lantai tak jauh dari pintu kamarnya.

Namun tak terdengar sedikit pun sahutan dari kamar yang ada di seberang kamarnya tersebut.

"Huff." Akhirnya Cakra pun hanya menghela napas panjang lalu memungut hiasan yang rusak tersebut dan membawanya masuk ke dalam kamarnya.

KLAK! Ia pun menutup pintu kamar tersebut lagi.

"Dasar gadis itu," gumam Cakra sambil menatap hiasan yang dipegangnya tersebut.

Dan tak diduga, sebuah senyum kecil tiba-tiba muncul di bibir laki-laki yang sedari tadi selalu mengeluarkan kalimat-kalimat dingin untuk istrinya itu.

Setelah itu, ia pun melangkah ke ranjang yang ada di dalam kamar tersebut dan mengeluarkan semua barang-barangnya dari dalam koper. Hingga terlihat sebuah foto terjatuh, lalu ia pun dengan cepat memungutnya.

"Aku pikir aku akan merindukan kamu beberapa waktu ini, tapi ternyata ...." Cakra tak meneruskan kalimatnya dan kemudian tertawa kecil mengingat semua yang dialaminya hari ini.

Namun seketika senyumannya berubah redup ketika mengingat perkenalannya dengan tetangga rumah itu.

"Ck!" Dan hanya decakan kesal yang kini keluar untuk menggambarkan perasaanya saat ini.

"Apa aku ...," 

TOK! TOK! TOK! Terdengar suara ketukan pintu yang cukup mengganggu.

"Permisi!" Terdengar lagi suara seorang laki-laki dari luar rumah tersebut.

"Asta!" panggil orang yang jelas berada di depan rumah tersebut.

Cakra pun langsung bangun dari pinggiran ranjang tersebut dan keluar dari kamarnya. Ia pun dengan cepat berjalan ke arah pintu depan rumah tersebut dan membuka pintu itu dalam sekejap.

"Ada apa?" tanya Cakra saat melihat Satria yang ada di depan pintu rumahnya.

"Apa Asta-nya ada?"

"Ada perlu apa?" tanya Cakra lagi seperti sedang menginterogasi.

Kemudian Satria pun mengeluarkan benda yang sedari tadi disembunyikannya. "Tolong tanyakan, apa ini milik dia?"

Cakra pun membulatkan matanya ketika melihat sebuah benda berenda berbentuk seperti kaca mata besar yang kini sedang ditunjukkan oleh Satria pada dirinya itu.

"KAMPRET!"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Suami Sekaku Batako   Ciuman Tanpa Amarah

    "Lalu apa jawaban yang tepat?" Tanya Cakra sambil menatap langsung mata Asta. Dia dengan lembut meraih belakang kepala Asta, dan kemudian membawa wajah mereka semakin mendekat satu sama lain. Hingga setelah beberapa saat akhirnya Cakra mengecup lembut bibir Asta. Ciuman itu membuat tubuh Asta benar-benar kaku.'Gila, ini bukan karena marah dan ini juga bukan sedang mimpi, dia benar-benar nyium aku,' batin Asta yang saat ini hanya mengedipkan matanya beberapa kali tanpa bereaksi apa pun terhadap ciuman Cakra.Hingga ...Tiiiit! Suara bel dari mobil lain yang ada di belakang mobil Cakra membuat Asta langsung mendorong tubuh Cakra.Ishhh! Desis Cakra karena bagian belakang kepalanya terbentur body mobil. "Maaf," ucap Aska sambil meringis melihat ekspresi wajah Cakra. "Cepet injak gasnya orangnya udah ngamuk-ngamuk," imbuh Asta sambil menatap ke arah belakang dan melihat orang yang ada di dalam mobil di belakang mereka saat ini baru saja keluar dari mobil.Cakra pun segera kembali ke

  • Suami Sekaku Batako   Minta Nomor

    Setelah turun dari mobil Asta langsung menarik tangan laki-laki yang saat ini ada di dekatnya. Dia membawa laki-laki itu menjauh dari mobil."Kamu gila, ngapain kamu di sini?" tanya Asta sambil menatap tajam laki-laki yang ada di depannya."Sat, kamu jangan macam-macam, deh." Asta mengatakan hal itu sambil melepaskan lengan Satria. "Kamu kan tahu gimana galaknya Kak Cakra, Kamu sengaja ingin membuat aku kena marah terus."Sesaat kemudian Satria mengeluarkan ponselnya dan kemudian menyodorkan ponsel itu kepada Asta. "Apa?" Tanya Asta sambil menatap ke arah ponsel milik Satria. "Tulis nomor HP kamu," pinta Satria sambil terus menyodorkan ponselnya kepada Asta."Untuk apa?" tanya Asta sambil beralih kembali menatap mata Satria dengan dahi yang mengernyit."Tentu saja untuk menghubungi kamu, emangnya untuk apa lagi," jawab Satria sambil meraih tangan kanan Asta dan kemudian meletakkan ponselnya di atas tangan Asta. "Jika kamu tidak mau memberikan nomor ponselmu, maka aku akan berjal

  • Suami Sekaku Batako   Jadi Tukang Jahit?

    "Mama mendengar kalau ada masalah dengan tempat yang dijadikan sebagai tantangan oleh Papamu," jawab Nyonya shassy dengan nada bicara yang terdengar jelas kalau dia sedang khawatir. Asta kembali menatap ke arah Raka yang saat ini sedang berbicara dengan Pak Harto. "Memang ada masalah, Ma. Tapi kakak sudah menyelesaikan semuanya," jawabnya lalu menghela napas panjang. "Apakah kamu tidak berbohong pada Mama?" Tanya Nyonya Shassy dengan cepat. Sebuah senyum kecil muncul di bibir Asta ketika mengingat kejadian di balai desa. "Iya Ma, Asta tidak bohong. Mama tenang saja semuanya di sini masih baik-baik saja," jawabnya untuk meyakinkan ibunya yang pasti selalu mengkhawatirkannya. "Lalu, apakah kamu sudah makan?" Tanya Nyonya Shassy."Sudah, pokoknya Mama tenang saja aku baik-baik saja di sini. Makanan juga ada di mana-mana jadi Mama tidak perlu khawatir. Sekarang Asta tutup dulu teleponnya karena Asta mau pergi ke toko kain, oke?" Ucap Asta dengan perlahan dan membuat kalimatnya terdeng

  • Suami Sekaku Batako   Sanggahan Cakra

    Asta pun langsung berbalik menatap ke arah Cakra. "Kamu yang melakukan ini?" tanyanya sambil nunjuk ke arah tanda cupang di tulang selangkanya.Cakra yang masuk ke dalam kamar itu dengan tergesa-gesa pun langsung mengganti ekspresi wajahnya. "Jangan konyol," sahutnya ringan."Apa maksudnya konyol?" Asta tak terima dengan perkataan Cakra. "Aku tahu jelas ini bekas ciuman, tidak mungkin bentuk begini karena digigit nyamuk."Cakra menghela napas panjang lalu melangkah ke arah lemari yang ada di kamar itu. "Mungkin kamu terbentur sesuatu," elaknya sambil mengambil pakaiannya dari dalam benda benda persegi panjang tersebut.Namun, di sela-sela gerakannya dia sempat melirik ke arah Asta yang saat ini sibuk dengan bekas merah di tulang selangkanya dan melupakan handuk kecil yang tak begitu bisa menutupi tubuhnya.'Jika yang di sini bukan aku, pasti laki-laki itu sudah memakan Asta sampai habis,' batin Cakra sambil mengalihkan pandangannya. Dia mencoba sebisa mungkin menahan hasrat yang tentu

  • Suami Sekaku Batako   Handuk Kekecilan

    Pada akhirnya, malam ini Asta terpaksa tidur di kursi ruang tamu karena dia bersikeras tak mau tidur sekamar dengan Cakra. Sedangkan kamarnya … setelah Cakra mengambil semua barang-barang Asta, akhirnya Cakra mengunci pintu kamar tersebut."Aku benar-benar tidak pernah berpikir akan ada hari seperti hari ini," gumam Asta sambil menatap ke arah langit-langit ruang tamu tersebut.'Apa yang harus aku lakukan setelah ini? Apa aku besok kembali ke Jakarta saja ya,' batin Asta dengan mata yang mulai terasa berat.Setelah itu pada akhirnya Asta pun tertidur karena saat itu sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Sementara itu saat ini Cakra sedang menatap ke langit-langit kamarnya. Dia mencoba mengingat semua hal yang dia lakukan hari ini."Asta," desahnya yang tak bisa merasa tenang jika sudah menyangkut wanita yang sudah menjadi bagian hidupnya sejak dia kecil itu.'Apa yang harus aku lakukan? Apa lebih baik aku mengatakan yang sebenarnya tentang syarat dari Papa,' batin C

  • Suami Sekaku Batako   Kamu Cemburu?

    "Aku bilang … aku lupa mematikan kompor!" teriak Asta tiba-tiba sambil menendang perut Cakra, hingga membuat Cakra mundur beberapa langkah.Dan tanpa berpikir panjang, Asta pun berlari keluar dari kamar tersebut dan kemudian masuk ke dalam kamarnya sendiri.Sedangkan Cakra saat ini sedang mengelus perutnya. "Dia benar-benar menendangku," gumamnya.Setelah itu Cakra pun keluar dari kamarnya dan pergi ke dapur untuk mengecek apakah benar kompor di dapur benar-benar masih menyala. Akan tetapi, benar saja yang dia temukan adalah kompor yang mati. Bahkan tidak ada apa pun di atas kompor tersebut."Asta!" panggil Cakra yang tidak melihat istrinya di sana. Sementara itu, saat ini Asta tengah duduk di ranjang kamarnya. Dia membuka sedikit celananya dan memastikan semuanya."Gila, aku benar-benar lepas," gumamnya sambil menutup kembali celananya.Setelah itu Asta menatap ke arah langit-langit kamarnya. Dia menyentuh bibirnya dengan perlahan. "Dia benar-benar menciumiku, kasar lagi," uca

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status