Share

Kamu di sini, Mas?

“Astaga, Nay. Buruk sekali keadaanmu,” Aher menutup mulutnya dengan telapak tangan setelah berucap sedemikian rupa.

Aku tak bergidik. Tetap dengan mode awal, memangku kepalaku dengan satu tangan yang mana siku menjadi tumpuannya. “Kenapa? Kamu mau ketawa, silakan saja!” ucapku ketus sedikit membuka kacamataku.

Tidak mood sama sekali.

“Enggak, enggak Nay, ampun!”

“Oke langsung saja pada intinya, bantuan apa Nay?” Aher mencondongkan wajahnya ke arahku, itulah kebiasaannya mencondongkan wajahnya ke orang lain saat bicara serius.

Plak...

Bukan bunyi tamparan.

Selembar kertas aku letakkan di atas meja. Aher menilikkan matanya pada kertas yang baru saja aku letakkan di atas meja itu.

“Surat cerai, Nay?”

Aku mengangguk pelan menjawab dengan malas. Sudah tahu tulisannya terpampang jelas kalau itu surat cerai, malah nanya lagi.

“Terus?”

Kacamata yang tadinya menutupi mataku kini kubuka habis hingga menampakkan mataku yang sedari tadi ingin ditertawakan oleh Aher. Bengkak? Iya, besar sekali.

Ah
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status