SUAMI WARISAN
125 – Di Atas Awan
Jadwal kepulangan mereka sudah ditentukan. Natalie mengirim jadwal dan lokasi bandara tempat mereka berkumpul untuk naik ke pesawat pribadi yang disewa Natalie.
“Are you OK?” tanya Mahesa ketika melihat Rengganis untuk kesekian kalinya menguap selama perjalanan di taksi mewah yang membawa mereka menuju bandara.
Rengganis mengangguk, “Aku capek…” keluhnya dan menyandarkan kepalanya di bahu Mahesa.
“’Kan udah aku bilang kalau enggak usah maksain kalau barangnya enggak ketemu…” ujar Mahesa dengan nada setengah jengkel “jadinya kamu capek…”
Seharian ini mereka menghabiskan waktu mengelilingi toko, mencari hadiah dan oleh-oleh untuk keluarga dan persiapan pernikahan.
Rengganis sempat kesal karena tidak menemukan titipan oleh-oleh yang diminta Maya namun akhirnya mneyerah setelah Mahesa memberinya pilihan; beli ata
SUAMI WARISAN126 – Dosa TermanisMahesa benar-benar sudah tidak tahan lagi. Tubuh Rengganis terasa panas menempel di tubuhnya, menggodanya untuk memulai aksi lebih jauh lagi. Dia mengangkat kepalanya dari lekukan leher Rengganis dan sekali lagi bertanya pada Natalie, “Hey, Nat. Can I have the bedroom, please…?”Natalie yang sedang berasyik masyuk dengan lelaki lain selagi Narendra tak ada, menoleh dan berseru ceria, “Sure, sure! Jangan lupa kunci pintunya kalau enggak mau kita ganggu, hahahaha…!”Natalie yang sudah teler mengibaskan tangannya pada mantan Bosnya itu. Seorang lelaki botak menghampirinya dan menarik Natalie ke dalam ciuman kasar.Tak berapa lama, pasangan itu mulai bercumbu mesra.“We need to get to the bedroom, Hon. Let’s go.” Mahesa menarik Rengganis bangkit dari kursi.Rengganis sudah benar-benar mabuk. Matanya setengah te
SUAMI WARISAN127 – Mimpi“Neng …. Neng Ganis, geulis…”Bulu mata Rengganis bergetar ketika suara lembut yang dibawa angin melayang, menembus pendengarannya.Suara yang asing itu kembali memanggilnya, “Neng Rengganis…”Nadanya mendayu, sehalus sutra membelai sukma.Rengganis membuka matanya dan mengerjap. Di mana dia?Semilir angin hangat menerpa wajahnya ketika Rengganis terduduk di atas hamparan rumput hijau yang empuk. Gemerisik daun yang terinjak oleh sepasang kaki membuatnya menoleh. Seorang perempuan anggun berkain batik dan kemben melangkah mendekat. Rambutnya yang hitam panjang digelung di tengkuknya, berhias oleh untaian melati dan jepit bunga yang terbuat dari emas dan perak. Aroma manis menggelitik hidungnya seiring jarak mereka yang memendek.Jantung Rengganis langsung berdegup kencang ketika dia mengenali siapa perempuan yang mendatanginya di
SUAMI WARISAN128 – Sisa SemalamRengganis terbangun dengan kepala pusing.Dia memegangi kepalanya yang berputar dan mengerang kesakitan. Erangannya membangunkan dua orang yang tidur di kedua sisinya.“Honey, what happened?!” seru Mahesa panik.Narendra mengambil air minum dan menyodorkannya pada Rengganis, “Minum.”Rengganis meneguk air yang diberikan Narendra dan memandang berkeliling ruangan. Tak ada yang aneh. Mereka juga masih berpakaian lengkap, hanya berbagi selimut yang sama.Dua lelaki dengan wajah bantal menatapnya khawatir.“You OK, Baby?” tanya Mahesa sambil merapikan rambut Rengganis yang berantakan.Rengganis menggeleng, “Aku mimpi aneh…”Berbagai macam adegan berkelebatan dalam benaknya dengan tempo yang cepat, hingga kepalanya kembali terasa pusing.“Aneh?” tanya Mahesa sementara Narendra menatapnya waspad
SUAMI WARISAN129 – PingitHari pernikahan Rengganis dan Mahesa semakin mendekat.Rengganis semakin sibuk mengurus persiapan menjelang hari H sembari tetap menyicil pekerjaan sebelum dia benar-bnar mengambil cuti panjang.Namun di sela-sela kesibukan sebagai calon pengantin, Mahesa dan Rengganis tetap memenuhi kewajiban mereka berbakti kepada orang tua. Maka ketika Ibu Mahesa minta waktu untuk makan siang bersama, keduanya datang dengan senang hati, tidak menyangka bahwa di pertemuan itu Ibu menodong Rengganis untuk melakukan sesuatu sebagai calon manten.Tak lain, tak bukan… PINGITAN.“Ibu enggak pernah jalani pingit, sih… tapi impian Ibu punya menantu yang menjalani pingit, jadi ibu bisa ngurus calon menantu ibu sampai hari pernikahan.”Rengganis dan Mahesa saling bertukar pandang. Mereka tidak mengira acara makan siang bersama Ibu Mahesa ternyata bukan hanya membahas soal pernikahan, na
SUAMI WARISAN130 – PamitanRengganis bimbang.Matanya nyalang memandang jarum jam yang bergerak pelan melewati detik demi detik yang terasa lama. Semakin dia menunda, semakin tegang rasanya.Dia tau maksud Narendra dengan ‘panggilan’ khusus mereka.Namun Rengganis ngeri. Kamarnya berada di paviliun atau rumah tamu yang terpisah dengan rumah utama, sedikit terpencil dan punya privasi tingkat tinggi. Tapi setiap jam ada satpam yang berpatroli.Kalau sampai ada orang yang melihat dia menyeludupkan orang ke dalam kamarnya, apalagi lelaki, tamat sudah riwayatnya.Nama Narendra kembali muncul di layar ponselnya, ini panggilan ke lima dalam satu jam terakhir. Tak satu pun panggilannya diterima oleh Rengganis, dia belum berani mengambil risiko.Narendra tidak menyerah begitu saja, selain membombardir Rengganis dengan panggilannya, dia juga mengiriminya banyak pesan.‘Ini kesempatan terakhir
SUAMI WARISAN131 – Cinta: Sekarang, Nanti dan Selamanya-Hari Pernikahan Rengganis dan Mahesa-“Alhamdulillah wa syukurillah, kalawan ridho Gusti nu Maha Welas tur nu Maha Asih, oge pangdu’a ti sadayana, akad nikah parantos engse kalayan lancar, mugia dua insan nu nembe resmi ngajadi tiada sarendeuk saigel, sabobot sapihanean, sabata sarimbangan dina ngawangun rumah tangga anu Sakinah, mawaddah warohmah. Amiin…”(Alhamdulillah wa syukurillah, dengan takbirAllah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, serta dari hadirin semuanya, akad nikah telah selesai dengan lancar. Semoga dua insan yang baru saja resmi menjadi suami-istri selalu bersama-sama tak pernah bertengkar karena berbeda pendapat, rukun dan saling menghargai dalam membangun rumah tangga yang Sakina, mawaddah warohmah. Amiin…)MC yang fasih berbahasa Sunda itu memimpin setiap prosesi dengan lancar, diikuti oleh MC yang berb
SUAMI WARISAN132 – Malam Pertama“Honey, the tub’s ready…!”Panggilan Mahesa dari kamar mandi bersamaan dengan selesainya Rengganis menghapus makeupnya. Dia tersenyum dan beranjak dari meja rias. Sekali lagi memeriksa penampilannya. Walaupun wajahnya sudah dibersihkan oleh MUA, Rengganis melakukan ‘deep cleansing’ untuk membersihkan residu makeup yang mungkin saja masih tersisa.Sesuai dugaan, mereka baru bisa beristirahat dan masuk ke kamar setelah lewat tengah malam. Mahesa berinisiatif untuk mengisi bathtub untuk mereka mandi bersama sebelum melakukan malam pertama.Ini bukan pertama kalinya mereka melakukan seks, namun rasanya mendebarkan melakukan seks di malam pertama mereka setelah sah sebagai suami-istri.“Ya, sebentar, Sayang…!” balas Rengganis, dia melepaskan bra dan celana dalamnya kemudian memakai baju handuk yang diikat asal-asalan, sengaja menampilkan
SUAMI WARISAN133 – Sarang CintaSetelah menghabiskan dua malam mengurung diri di dalam kamar bulan madu, akhirnya Mahesa dan Rengganis keluar dari sarang cinta mereka.Keluar untuk berpindah tempat; membuat sarang cinta yang baru.“Aku ke toilet dulu sebentar…” Mahesa melepaskan genggaman tangan mereka dan beranjak dari sofa lounge bandara tempat mereka menunggu jadwal keberangkatan menuju tujuan bulan madu mereka;Rengganis mengangguk, dia menunggu sembari memeriksa ponselnya. Ada banyak notifikasi; pesan ucapan selamat, mention dan tag dari tamu undangan yang memposting foto-foto dan video pernikahan mereka.Kebanyakan dari mereka mengucapkan selamat dan mengagumi pesta pernikahan Mahesa dan Rengganis.Pesan panjang dari WO yang mengucapkan selamat sekaligus terima kasih. Setelah resepsi yang sukses besar, mereka kebanjiran order.Rengganis membalas pesan-pesan yang masuk. Senyum tak bi