Share

BAB 4: Keputusan

Penulis: Asayake
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-01 11:05:32

“Apa maksudmu Daniel? Kenapa kau berbicara seperti itu? Kau tidak akan pergi meninggalkanku, kan?”

Di sisi lain, Matteo menutup mulutnya terjebak dalam kekalutan.

Pria tua itu kesulitan untuk mengiyakan permintaan Daniel. Tapi di sisi lain, keadaan yang genting ini membuatnya tidak dapat menolak.

“Berjanjilah,” bisik Daniel kembali meminta.

Matteo membuang napasnya dengan berat, dia kembali melihat Daniel. “Saya berjanji Tuan, saya akan menikahkan cucu saya dengan isteri Anda. Bertanggung jawab untuk menjaga dan membahagiakan mereka,” ucap Matteo menyetujui permintaan Daniel.

Evelyn menggeleng keras. “Aku tidak akan menikah dengan siapapun, hanya kau yang akan menjadi suamiku selamanya! Kau bilang kau mencintaiku, tapi mengapa kau menyerahkan aku kepada orang lain? Aku mohon bertahanlah Daniel, kita akan melewati ini semua bersama-sama,” rintih Evelyn menangis penuh permohonan.

Pupil mata Daniel bergetar tidak dapat menahan tangisan sedihnya. Daniel tidak mampu mengiyakan permintaan Evelyn kali ini, meski Evelyn menangis dan memohon kepadanya.

Daniel sudah tidak mampu untuk menahan sakit diseluruh tubuhnya lebih lama lagi, kesadarannya sudah mulai melayang tersesat didalam kenangan indah yang paling dia cintai untuk menutupi detik-detik yang paling menyakitkan dalam hidupnya.

“Jawab aku Daniel, kau tidak tidak akan meninggalkan aku kan? Kumohon, jawab aku Daniel!” tangis Evelyn mengusap sudut mata Daniel yang telah basah.

“Aku mencintaimu Eve, maafkan aku,” bisik Daniel dengan suara yang semakin tidak terdengar.

Bola mata Daniel perlahan bergerak ke atas, tubuhnya berada dalam keteganan, suara irama jantung yang membantu Daniel mulai berubah.

“Daniel!” panggil Evelyn mulai panik melihat irama jantung napasnya yang meningkat, dengan cepat dia menekan intercom untuk memanggil bantuan.

Bibir Daniel bergerak pelan berusaha untuk tetap bernapas ditengah sesak yang dan sakit yang semakin menyiksa, sedikit demi sedikit kesadarannya terenggut. Mata Daniel bergerak mencari-cari keberadaan Evelyn yang semakin samar terlihat dan tertutup kabut, lidahnya terkunci sudah tidak mampu untuk berbicara, suara tangisan Evelyn mulai tidak terdengar menyisakan kehampaan.

Dokter datang ke dalam ruangan dan segera menangani keadaan Daniel.

Suara detak jantung Daniel yang sempat meningkat mulai melemah kembali.

Evelyn menerobos para medis dan berusaha menggenggam tangan Daniel, memohon kepadanya untuk tetap bertahan.

Tangisan Evelyn terpecah begitu suara detak jantung Daniel sudah tidak terdengar meski dokter sudah menggunakan defiblator untuk membantunya. Bibir pucat Daniel sedikit terbuka, mehembuskan sisa-sisa napas terakhirnya, dan seluruh alat yang terpasang ditubuhnya tidak lagi berfungsi.

Semua orang yang berada diruangan itu terdiam terjebak dalam kesedihan yang tidak mampu mereka ungkapkan melihat rekan kerja mereka yang kini telah tiada.

“Eve, maafkan aku,” ucap Edith tidak mampu melanjutkan kata-katanya untuk mengucapkan bela sungkawa pada rekan kerjanya itu.

“Aku mohon selamatkan Daniel, aku tidak ingin kehilangannya, aku sangat membutuhkannya,” rintih Evelyn bersimpuh dilantai.

Edith membungkuk, segera memeluk Evelyn dengan erat untuk mengucapkan permintaan maafnya dan bela sungkawa yang sangat sulit untuk dia sampaikan.

Matteo yang telah menyaksikan apa yang telah terjadi melangkah keluar ruangan, dia tidak dapat menahan kesedihan yang telah mengguncang jiwanya.

***

“Kita harus berbicara,” ucap Matteo pada Sarah.

Sekilas Sarah melihat keadaan Evelyn yang terjatuh pingsan, wanita itu segera mengikuti mertuanya pergi menuju tempat yang lebih tenang.

“Ada apa Ayah?” tanya Sarah.

Matteo mengatur napasnya beberapa kali untuk bisa mendapatkan ketenangan setelah apa yang terjadi. Dilihatnya Sarah yang berdiri begitu tenang tidak memiliki sedikitpun kesedihan dan simpati dimatanya setelah menyaksikan orang yang telah meninggal karena kelalaian putranya sendiri.

Matteo tidak dapat membayangkan, apa yang akan terjadi jika malam ini dia tidak ikut datang ke rumah sakit. Mungkin saja, Sarah akan memperparah keadaan dengan kesombongan dan ketidak peduliannya pada orang lain.

“Ayah, ada apa?” tanya Sarah tidak sabaran.

“Sebelum meninggal, pasien itu meminta sesuatu padaku dan aku sudah berjanji untuk menyanggupi permintaannya,” jawab Matteo dengan serius.

“Permintaan apa?”

“Noah harus menikahi isterinya yang sedang hamil. Noah harus menggantikan posisinya sebagai suami, sekaligus ayah dari anak yang tengah dikandung.”

Sarah terbelalak kaget. “Apa? Itu tidak mungkin terjadi!” jawab Sarah hampir berteriak.

“Aku sudah berjanji Sarah, pantang untukku mengingkari janji yang sudah diucapkan!”

“Dibandingkan menikahkan dia dengan Noah, Ayah bisa memberinya uang yang cukup agar wanita itu memiliki kehidupan yang lebih layak untuk masa depan anaknya. Aku tidak terima, Noah menikah dengan wanita yang tidak kita kenal asal usulnya, apalagi harus menjadi ayah dari anak yang bukan darah dagingnya!”

Tangan Matteo terkepal menggenggam amarah yang harus dia tahan, Sarah selalu saja mengaitkan apapun dengan uang. Matteo benci dengan kesombongannya, Sarah selalu sadar jika semua uang yang sering dia bangakan adalah milik Matteo.

“Kau pikir wanita itu juga sudi menjadikan Noah yang telah membunuh suaminya menjadi suami pengganti sekaligus ayah pengganti anaknya? Dimana otakmu Sarah?” geram Matteo.

“Jika dia tidak sudi, mengapa harus ada pernikahan?” debat Sarah tidak terima.

“Noah harus bertanggung jawab atas kesalahannya, pernikahan ini juga akan menyelamatkan Noah dari tuntutan hukum. Apa kau tidak sadar jika polisi akan terus menindak lanjuti kasus jika korban menunutut? Noah bisa dipenjara puluhan tahun atas kesalahannya yang telah lalai dan menghilang nyawa!”

Bibir Sarah terkatup rapat, wanita itu akhirnya bungkam tidak memiliki pilihan selain mengikuti keputusan Matteo demi keselamatan dan masa depan putranya.

Apapun yang terjadi, Sarah tidak akan membiarkan Noah dipenjara!

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (5)
goodnovel comment avatar
ida
...... ikut berduka
goodnovel comment avatar
Dinar kasih 1205
Harta dari mertua saja bikin sarah sombong banget ......
goodnovel comment avatar
Casmuroh Casmuroh
Huft..bacanya ikut sesek..nangis..... Sarah sombong banget sih mak lampir
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Suami Wasiat dari Suamiku   Selesai

    Sudah lebih dari lima belas menit Noah menunggu, tidak ada tanda-tanda Evelyn akan segera kembali. Noah tidak menduga jika percakapan antara Evelyn dan ibunya akan jauh lebih lama dari apa yang diperkirakan.Apakah mungkin, telah terjadi suatu hal buruk dan pembicaraan tidak berjalan sesuai dengan apa yang harapkan? Noah menurunkan jendela mobilnya, dia memutuskan untuk menunggu lima menit lagi dan jika Evelyn belum kembali, maka Noah akan masuk menyusul masuk untuk memastikan keadaan.Getaran handpone terdengar disaku, Noah melihatnya sekilas sekadar membaca pesan singkat dari Paul bahwa dia telah selesai menyiapkan semua yang Noah perintahkan.Tubuh Noah menegak seketika begitu melihat sosok ibunya keluar dari restaurant seorang diri sambil mengusut matanya dengan sapu tangan.Noah segera keluar dari mobil, namun belum sempat dia memanggil ibunya. Sarah telah dipersilahkan masuk oleh sopirnya, dan mobil yang ditumpangi Sarah bergerak cepat meninggalkan area parkiran restaurant.Dil

  • Suami Wasiat dari Suamiku   Chapter 69

    Evelyn terpaku kaget mendengar permintaan maaf yang kembali terucap dari mulut Sarah. Seorang wanita yang selama ini begitu membencinya dan selalu merendahkan statusnya sebagai seorang janda yatim piatu.Satu tahun lebih Evelyn mengenal Noah, dan selama itu pula Sarah membencinya seakan tidak ada satu kebaikan pun yang pantas Evelyn miliki.Apakah kini Evelyn senang Sarah tiba-tiba meminta maaf padanya? Dibandingkan senang, justru Evelyn bingung, mengapa setelah sekian lama, kini tiba-tiba Sarah meminta maaf kepadanya? Apa karena pengaruh keluarga Evelyn yang mau tidak mau harus Sarah akui bahwa kini mereka sederajat.Ataukah mungkin Sarah melakukannya semata-mata hanya untuk menjaga keharmonisan hubungannya dengan NoahTangan Evelyn terkepal dibawah meja, memandangi wajah sendu Sarah yang banyak tertunduk tidak tidak seangkuh biasanya. Dapat Evelyn lihat kantung matanya yang membengkak menandakan bahwa dia tidak kurang beristirahat.“Apa yang membuat Anda bersedia meminta maaf kep

  • Suami Wasiat dari Suamiku   Chapter 68

    Milia duduk meringkuk di sudut ruangan bersama puluhan wanita lainnya, terkurung dalam sel sempit dengan berbagai orang criminal lainnya yang terlibat dalam kasus hukum. Wajahya yang babak belur masih menyisakan bekas luka meski telah berlangsung berhari-hari. Ada cekungan yang dalam di wajahnya, rambutnya terlihat kusut terikat sembarangan tanpa disisir. Milia yang selalu tampil cantik sempurna, setiap saat merawat diri, kini keadaannya nyaris tidak kenali. Baru satu malam Milia dikurung di balik jeruji besi. Begitu keadaannya sedikit membaik, pulang dari rumah sakit kedua tangan dan kakinya diborgol dan langsung digelandang ke tempat penahanan. Tidak ada waktu untuk dirinya berisirahat dan mendapatkan sedikit ketenangan. Sejak kematian Alex, setiap malam Milia selalu menangis terbayang-bayang kenangan mengerikan yang telah terjadi. Setiap kali terbayang kejadian itu, Milia sering kali menangis histeris berpikir bahwa saat ini dia telah terjebak dalam dunia mimpi. Milia m

  • Suami Wasiat dari Suamiku   Chapter 67

    Langit sore memantulkan cahaya yang cerah dan hangat. Edgar duduk diantara Noah dan Evelyn yang mengantarnya, anak itu memeluk erat lengan Evelyn menyalurkan kegelisahan yang kembali datang menjelang keberangkatannya yang akan pulang diantar oleh Agatha.Edgar tidak tahu apakah perpisahan ini harus dia tangisi atau justru harus dia rayakan dengan penuh rasa syukur.Edgar sedih karena harus berpisah dengan orang-orang terkasihnya, disisi lain dia begitu bahagia karena perpisahan ini akan menjadi mulai proses pengadopsiannya. Mimpinya, do’anya, Tuhan telah menjawabnya dan memberikan jauh-jauh lebih besar dari apa yang Edgar minta.Ditengah kegelisahan Edgar, Diam-diam Evelyn dan Noah saling memandang dan melempar senyuman hangat. Mungkin perpisahan sementara ini sedikit akan sedikit menyedihkan, namun mereka sangat yakin akan ada sesuatu yang luar biasa menanti.Noah mengusap bahu Edgar beberapa kali. “Nanti saat kau kembali, akan ada kamar baru untukmu. Kau mau kamar cat warna apa?” t

  • Suami Wasiat dari Suamiku   Chapter 66

    Hari ini, hari keberangkatan Edgar setelah beberapa hari lamanya tinggal.Kebahagiaan yang sempat hadir harus kembali Evelyn lepas utuk sementara waktu, mengikhlaskan Edgar dibawa oleh yayasan yang akan melindunginya sebelum sebelum Evelyn dan Noah berhasil mendapatkan surat putusan pengadilan bahwa Edgar menjadi anak adopsinya.Cukup berat melepaskan Edgar pergi, kehadiran anak itu sudah mewarnai hari-hari rumah tangga Evelyn bersama Noah. Melukiskan banyak kenangan indah yang sempat Evelyn mimpikan di masa kecilnya.Evelyn bahagia, begitupun dengan Noah yang selama beberapa hari terakhir ini telah berperan baik sebagai seorang ayah untuk Edgar.Perpisahan sementara ini mungkin akan sedikit menyakitkanEvelyn yakin, saat ini Edgarpun merasakan kesedihan yang sama. Sepanjang pagi ini anak itu terlihat gelisah dan lebih banyak mengurung diri di kamar. Evelyn terbangun dari lamunan kecilnya begitu mendengar suara klakson, samar keningnya mengerut melihat mobil Noah yang sudah berada di

  • Suami Wasiat dari Suamiku   Chapter 65

    Noah terhenyak kaget mendengar permintaan maaf yang tidak pernah dia bayangkan akan tercetus dari mulut ibunya yang selama ini selalu merasa benar sendiri dengan segala pandangan hidupnya.Apa yang telah membuat Sarah akhirnya meminta maaf? Apa dia sudah mulai menyadari kesalahannya? Atau mungkin Sarah berpura-pura?Tapi Sarah bukanlah seseorang yang suka berpura-pura dihadapan Noah, dia selalu blak-blakan karena itu juga mereka sering kali berdebat.Melihat keraguan Noah, Sarah menggenggam tanganya dengan senyuman sedih bercampur malu. Sarah mengerti jika Noah tidak percaya dengan kesungguhannya yang meminta maaf, Sarah sudah terlalu sering membuat kesalahan dan mengecewakan Noah.Dengan suara bergetar Sarah berkata, “Ibu telah salah Noah, maaf atas semua kesalahan yang sudah ibu lakukan padamu dan Eve selama ini. Ibu berjanji, ibu tidak akan pernah melakukan kesalahan yang sama lagi, tidak akan pernah lagi mengganggu ketentraman rumah tangggamu lagi, tidak akan pernah berbicara bur

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status