Evelyn dan Daniel tengah merajut mimpinya yang indah setelah dokter mengatakan keduanya akan segera menjadi orang tua. Sayangnya, kebahagiaan itu harus hancur begitu cepat setelah menyaksikan Daniel ditabrak oleh seorang pria mabuk bernama Noah Sylvester. Di sisa-sisa kesadarannya, Daniel berwasiat agar Noah menikahi isterinya... Lantas, bagaimana nasib Evelyn? Haruskah Evelyn menerima Noah yang hilang ingatan dan mampukah Noah menjadi suami pengganti sesuai wasiat Daniel?
Lihat lebih banyakAroma alkohol tercium kuat di sebuah private room.
Beberapa orang tengah bersenang-senang ditemani wanita penghibur yang sengaja dipanggil untuk menjadi penyaji minuman.
“Berhentilah menekuk wajahmu. Didunia ini, wanita bukan hanya Milia saja!” tegur seorang pria berambut pirang pada Noah.Namun, Noah masih saja meneguk alkohol sampai tandas.
Entah sudah berapa gelas Noah minum hanya untuk meredakan kerisauan didalam hatinya karena Milia memutuskan hubungan dengannya begitu saja tanpa sebab, tanpa penjelasan apapun.
Wajah pria itu terlihat sudah memerah dengan napas yang tidak beraturan karena mabuk.
Selama ini mereka telah melakukan hubungan jarak jauh tanpa ada masalah apapun, tapi mengapa kini setelah satu hari Noah mendengar kabar kepulangan Milia dari luar negeri, tiba-tiba saja Milia menginginkan perpisahan?
Noah tidak terima, Milia bertindak seolah hubungan mereka berdua seperti tidak ada artinya.
“Tuan, Anda menginginkannya lagi?” tanya seorang wanita cantik yang sejak tadi menemani Noah.
Sekali lagi Noah meneguk anggurnya, lalu beranjak pergi tanpa berbicara sepatah katapun pada teman-temannya yang bertanya.
Noah tidak bisa seperti ini, dia tidak bisa patah hati sendirian dan terus bertanya-tanya tentang apa kesalahanya hingga Milia memperlakukan Noah seenaknya.
Kaki Noah bergerak cepat, melangkah lebar melewati lorong.
Suara helaan napas terdengar, dengan kasar dia menarik menarik dasinya dan melepas satu kancing kemeja untuk melancarkan pernapasan yang mulai sesak dan panas.
Suara tawa seorang wanita terdengar begitu familiar berhasil memelan langkahnya. Pria itu berbalik melihat ke sebuah lorong, dia berjalan dengan hati-hati hanya untuk memastikan jika dia tidak salah.
Langkah pria itu terhenti di sudut ruangan melihat seorang wanita cantik tengah berdiri di sisi jendela dengan seorang lelaki paruh baya, mereka berdua terlihat bermesraan dan tidak segan berbagi ciuman selayaknya pasangan yang sedang dimabuk cinta.
Noah terpaku, menarik napasnya dalam-dalam merasakan ada sesuatu yang begitu sakit menusuk dadanya, seluruh permukaan kulitnya meremang begitu perih, menyaksikan wanita yang dia cintai, wanita yang sudah lama tidak dia temui dan memutuskan hubungan mereka secara sepihak, kini tengah bermesraan dengan laki-laki paruh baya yang lebih pantas menjadi ayahnya.
Sepanjang hari ini Noah merenung, terus memikirkan apa kesalahannya, namun Milia sudah tidak dapat dihubungi seakan Noah tidak layak untuk mendapatkan penjelasan apapun.
Milia mencampakannya, membuat Noah menjadi lelaki yang terlihat menyedihkan yang meratapi cinta yang bertepuk sebelah, padahal Noah hanya ingin mendengar alasan mengapa Milia mengakhiri hubungan mereka berdua.
Tangan Noah terkepal kuat. Apakah ini jawaban dari apa yang Noah pertanyakan seharian ini?
Millia meninggalkannya demi lelaki tua bangka itu?
Milia dan lelaki tua itu masuk ke dalam private room tanpa menyadari sedang diperhatikan Noah.
“Ini tidak mungkin, tidak mungkin Milia meninggalkan aku hanya untuk orang seperti itu,” dengus Noah menggeleng tidak percaya, berpikir bahwa apa yang telah dilihatnya hanya halusinasi karena mabuk.
Tapi, bagaimana jika apa yang telah Noah lihat itu ternyata benar? Bukankah Noah harus memastikannya sekarang?
Dengan langkah yang berat Noah mendekati pintu dan mengetuknya beberapa kali, tidak membutuhkan waktu lama untuk dia menunggu, pintu itu segera terbuka.
Seorang pria tua membukakan pintu dalam keadaan pakaian yang kusut dan napas tersengal, ada noda lipstick di sisi pipinya.
“Anda mencari siapa?” tanya pria tua itu,
tersenyum canggung dengan wajah menengadah melihat Noah yang menjulang tinggi.Belum sempat Noah menjawab, Milia muncul dibalik pintu dan bergelayut manja pada lengan lelaki tua itu.
Namun, senyuman cerah Milia hilang di detik itu juga begitu dia tahu tamu kekasihnya adalah Noah.
“Noah?” panggil Milia nyaris tidak terdengar.
Pupil mata Noah gemetar, pia itu mendengus kesal tidak dapat menutupi kekecewaan dan perasaan terhinanya. Ternyata apa yang dia lihat saat ini bukanlah sebuah halusinasi semata.
Milia mengakhiri hubungan mereka berdua demi pria tua bangka yang tidak ada apa-apanya dengan Noah.
Noah mengalihkan pandangannya, kembali tertuju pada lelaki tua itu dan memandangnya dengan tatapan menghina. “Sudah berapa lama kalian bersama?” tanya Noah dengan penuh tekanan.
“Baru satu bulan.”
“Kau memiliki isteri?” tanya Noah lagi.
Pria tua itu melihat kepenjuru arah dengan gelisah tidak dapat menghindari kepanikannya mendengar pertanyaan Noah. “Apa kau utusan isteriku?”
Tanpa bertanya apapun lagi, Noah langsung berbalik pergi. Sudah tidak gunanya lagi untuk dia meminta penjelasan, semuanya sudah jelas, Milia telah berselingkuh dan menjadi simpanan seorang pria tua.
“Noah tunggu!” teriak Milia berlari mengejar, “tunggu aku Noah!”
Milia menarik lengan Noah dan berusaha menghentikannya. “Noah dengarkan aku dulu!”
Noah berbalik, dengan kasar dia menepis tangan Milia, sorot matanya begitu tajam dipenuhi oleh amarah. “Jangan menyentuhku, menjijikan.”
Napas Milia tertahan didada, dia cukup terkejut mendengarkan kata-kata kasar yang Noah lontarkan kepadanya. “Dengarkan aku dulu Noah.”
“Dengarkan apa? Mendengarkan kisah tentang wanita jalang yang telah berhasil membuang waktu berhargaku? Kau pikir aku butuh penjelasanmu lagi setelah apa yang aku lihat barusan? Aku tidak membutuhkannya,” jawab Noah dengan sinis.
“Noah aku tahu aku salah, tapi dengarkan penjelasanku sebentar saja,” bisik Milia berusaha membujuk Noah.
“Jika kau tahu salah, maka tidak ada yang perlu dijelaskan,” jawab Noah.
“Noah maafkan aku,” bisik Milia dengan suara bergetar.
Rahang Noah mengeras, dengan kasar dia mendorong bahu Milia ke dinding dan mencengkram lehernya sampai wanita itu merintih kesakitan.
Permintaan maaf Milia tidak mampu meredakan amarah Noah, justru wanita itu telah menginjak harga dirinya seolah Noah lelaki menyedihkan yang telah dicampakan.
“Aku tidak butuh permintaan maaf darimu sialan. Pergilah dengan lelaki tua bangka itu, dan aku akan menjadi orang pertama yang mengirimkan bunga untuk merayakan hubungan menjijikan kalian.”
Noah melepaskan cengkramannya dengan dorongan sampai Milia terhuyung jatuh.
“Jangan pernah muncul lagi dihadapanku, kau sudah tidak ada artinya apa-apa lagi untukku sekarang.” Noah berbalik pergi mengabaikan teriakan Milia yang memanggil dan masih berusaha mengejarnya.
Pria itu semakin mempercepat langkahnya, membawa senggenggam penghinaan yang telah Milia berikan padanya malam ini!
Hanya saja, Noah memacu kendaraannya dengan cepat melewati batas kecepatan di jalan--mengabaikan pandangannya yang sedikit mengabur karena pengaruh alcohol.
Gejolak amarah membuat dadanya panas, saat ini Noah membutuhkan sesuatu untuk dijadikan pelampiasan agar amarahnya reda.
Dibandingkan sedih karena patah hati, Noah marah karena harga dirinya terinjak-injak oleh sebuah pengkhianatan yang begitu memalukan dan sangat sulit untuk diterima oleh akal sehatnya.
Noah tidak terima, selain Milia telah berselingkuh darinya demi lelaki tua bangka buruk rupa, Milia juga menjadi orang yang telah mengakhiri hubungan diantara mereka, meminta maaf seolah Noah lelaki menyedihkan yang sedang dikasihani.
Seharusnya Noah yang mengakhiri hubungan mereka berdua! Seharusnya Noah jadi orang pertama yang membuang wanita pelacur itu!
Sia-sia sudah satu tahun waktu yang Noah luangkan demi Milia.
Apa kekurangannya? Noah memiliki segalanya yang dibutuhkan Milia, termasuk membantu kariernya sebagai seorang desainer di sebuah perusahaan brand terkenal di luar negeri.
Noah juga selalu membela Milia meski kakeknya tidak merestui hubungan mereka berdua.
Tapi mengapa dari sekian banyak lelaki yang ada didunia ini, mengapa Noah harus dikalahkan oleh seorang lelaki tua yang bisa mati hanya dengan satu pukulan?
Bugh!
Noah memukul kemudi dengan kencang, melampiaskan amarah yang semakin bergejolak.
Sakit kepala mulai terasa, mengaburkan pandangannya. Alih-alih memelankan laju kendaraannya, Noah semakin melajukannya dengan kencang.
Pupil mata Noah melebar, diambang kesadarannya pria itu melihat seorang pria tengah berjalan di penyebrangan. Mobil yang melaju kencang tidak sempat dia hentikan, menabrak pria itu dengan kencang sampai suara decitan dan teriakan orang disekitar terdengar.
Cit!
Brak!
Tubuh seseorang menghantam mobilnya sampai memececahkan kaca jendela, Noah menutupi wajahnya dengan kedua tangan untuk menghindar dari serpihan kaca.
Orang asing itu terlembar ke atap dan jatuh, sementara mobil Noah terus melaju tidak terkendali sampai menabrak terotoar.
Tubuh Noah terguncang keras, terbawa oleh mobil yang terlempar dan terbalik.
Telinga dan kepala Noah berdenging sakit, dalam keadaan pintu mobil yang terlepas, samar-samar Noah melihat lelaki yang telah ditabraknya kini terbaring dihampiri oleh seorang perempuan muda yang meraung kencang memanggil namanya.
Dingin dari darah yang bercucuran mulai membasahi tubuh.
Noah tidak memiliki tenaga untuk bergera dan bersuara.
Perlahan dia memejamkan matanya dan kehilangan kesadarannya.
Namun sebelum kegelapan melingkupinya, Noah samar-samar melihat seorang wanita menangis dan berteriak, "Daniel!"
Sudah lebih dari lima belas menit Noah menunggu, tidak ada tanda-tanda Evelyn akan segera kembali. Noah tidak menduga jika percakapan antara Evelyn dan ibunya akan jauh lebih lama dari apa yang diperkirakan.Apakah mungkin, telah terjadi suatu hal buruk dan pembicaraan tidak berjalan sesuai dengan apa yang harapkan? Noah menurunkan jendela mobilnya, dia memutuskan untuk menunggu lima menit lagi dan jika Evelyn belum kembali, maka Noah akan masuk menyusul masuk untuk memastikan keadaan.Getaran handpone terdengar disaku, Noah melihatnya sekilas sekadar membaca pesan singkat dari Paul bahwa dia telah selesai menyiapkan semua yang Noah perintahkan.Tubuh Noah menegak seketika begitu melihat sosok ibunya keluar dari restaurant seorang diri sambil mengusut matanya dengan sapu tangan.Noah segera keluar dari mobil, namun belum sempat dia memanggil ibunya. Sarah telah dipersilahkan masuk oleh sopirnya, dan mobil yang ditumpangi Sarah bergerak cepat meninggalkan area parkiran restaurant.Dil
Evelyn terpaku kaget mendengar permintaan maaf yang kembali terucap dari mulut Sarah. Seorang wanita yang selama ini begitu membencinya dan selalu merendahkan statusnya sebagai seorang janda yatim piatu.Satu tahun lebih Evelyn mengenal Noah, dan selama itu pula Sarah membencinya seakan tidak ada satu kebaikan pun yang pantas Evelyn miliki.Apakah kini Evelyn senang Sarah tiba-tiba meminta maaf padanya? Dibandingkan senang, justru Evelyn bingung, mengapa setelah sekian lama, kini tiba-tiba Sarah meminta maaf kepadanya? Apa karena pengaruh keluarga Evelyn yang mau tidak mau harus Sarah akui bahwa kini mereka sederajat.Ataukah mungkin Sarah melakukannya semata-mata hanya untuk menjaga keharmonisan hubungannya dengan NoahTangan Evelyn terkepal dibawah meja, memandangi wajah sendu Sarah yang banyak tertunduk tidak tidak seangkuh biasanya. Dapat Evelyn lihat kantung matanya yang membengkak menandakan bahwa dia tidak kurang beristirahat.“Apa yang membuat Anda bersedia meminta maaf kep
Milia duduk meringkuk di sudut ruangan bersama puluhan wanita lainnya, terkurung dalam sel sempit dengan berbagai orang criminal lainnya yang terlibat dalam kasus hukum. Wajahya yang babak belur masih menyisakan bekas luka meski telah berlangsung berhari-hari. Ada cekungan yang dalam di wajahnya, rambutnya terlihat kusut terikat sembarangan tanpa disisir. Milia yang selalu tampil cantik sempurna, setiap saat merawat diri, kini keadaannya nyaris tidak kenali. Baru satu malam Milia dikurung di balik jeruji besi. Begitu keadaannya sedikit membaik, pulang dari rumah sakit kedua tangan dan kakinya diborgol dan langsung digelandang ke tempat penahanan. Tidak ada waktu untuk dirinya berisirahat dan mendapatkan sedikit ketenangan. Sejak kematian Alex, setiap malam Milia selalu menangis terbayang-bayang kenangan mengerikan yang telah terjadi. Setiap kali terbayang kejadian itu, Milia sering kali menangis histeris berpikir bahwa saat ini dia telah terjebak dalam dunia mimpi. Milia m
Langit sore memantulkan cahaya yang cerah dan hangat. Edgar duduk diantara Noah dan Evelyn yang mengantarnya, anak itu memeluk erat lengan Evelyn menyalurkan kegelisahan yang kembali datang menjelang keberangkatannya yang akan pulang diantar oleh Agatha.Edgar tidak tahu apakah perpisahan ini harus dia tangisi atau justru harus dia rayakan dengan penuh rasa syukur.Edgar sedih karena harus berpisah dengan orang-orang terkasihnya, disisi lain dia begitu bahagia karena perpisahan ini akan menjadi mulai proses pengadopsiannya. Mimpinya, do’anya, Tuhan telah menjawabnya dan memberikan jauh-jauh lebih besar dari apa yang Edgar minta.Ditengah kegelisahan Edgar, Diam-diam Evelyn dan Noah saling memandang dan melempar senyuman hangat. Mungkin perpisahan sementara ini sedikit akan sedikit menyedihkan, namun mereka sangat yakin akan ada sesuatu yang luar biasa menanti.Noah mengusap bahu Edgar beberapa kali. “Nanti saat kau kembali, akan ada kamar baru untukmu. Kau mau kamar cat warna apa?” t
Hari ini, hari keberangkatan Edgar setelah beberapa hari lamanya tinggal.Kebahagiaan yang sempat hadir harus kembali Evelyn lepas utuk sementara waktu, mengikhlaskan Edgar dibawa oleh yayasan yang akan melindunginya sebelum sebelum Evelyn dan Noah berhasil mendapatkan surat putusan pengadilan bahwa Edgar menjadi anak adopsinya.Cukup berat melepaskan Edgar pergi, kehadiran anak itu sudah mewarnai hari-hari rumah tangga Evelyn bersama Noah. Melukiskan banyak kenangan indah yang sempat Evelyn mimpikan di masa kecilnya.Evelyn bahagia, begitupun dengan Noah yang selama beberapa hari terakhir ini telah berperan baik sebagai seorang ayah untuk Edgar.Perpisahan sementara ini mungkin akan sedikit menyakitkanEvelyn yakin, saat ini Edgarpun merasakan kesedihan yang sama. Sepanjang pagi ini anak itu terlihat gelisah dan lebih banyak mengurung diri di kamar. Evelyn terbangun dari lamunan kecilnya begitu mendengar suara klakson, samar keningnya mengerut melihat mobil Noah yang sudah berada di
Noah terhenyak kaget mendengar permintaan maaf yang tidak pernah dia bayangkan akan tercetus dari mulut ibunya yang selama ini selalu merasa benar sendiri dengan segala pandangan hidupnya.Apa yang telah membuat Sarah akhirnya meminta maaf? Apa dia sudah mulai menyadari kesalahannya? Atau mungkin Sarah berpura-pura?Tapi Sarah bukanlah seseorang yang suka berpura-pura dihadapan Noah, dia selalu blak-blakan karena itu juga mereka sering kali berdebat.Melihat keraguan Noah, Sarah menggenggam tanganya dengan senyuman sedih bercampur malu. Sarah mengerti jika Noah tidak percaya dengan kesungguhannya yang meminta maaf, Sarah sudah terlalu sering membuat kesalahan dan mengecewakan Noah.Dengan suara bergetar Sarah berkata, “Ibu telah salah Noah, maaf atas semua kesalahan yang sudah ibu lakukan padamu dan Eve selama ini. Ibu berjanji, ibu tidak akan pernah melakukan kesalahan yang sama lagi, tidak akan pernah lagi mengganggu ketentraman rumah tangggamu lagi, tidak akan pernah berbicara bur
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen