Share

11. Kebohongan yang Terkuak

Lentera merebahkan diri di sofa kantor. Matanya sembab, hatinya ngilu, pikirannya kacau berantakan. Mbak Arie menanyakan kondisinya, namun Lentera hanya menepiskan tangan, tak menjawab.

"Mau saya buatkan teh anget, Mbak?" tanya Mba Arie.

Lentera mengangguk kecil, lalu memilih memejamkan mata. Ciri khasnya jika tak mau diganggu.

Mbak Arie bersiap pergi dan tak bertanya lagi begitu meletakkan segelas teh anget di hadapan Lentera. Dia tak mau mengganggu. Namun, Lentera justru bangkit dan mengajaknya bicara.

"Mbak. Lagi gak sibuk, kan?" tanya Lentera.

"Eh, enggak kok Mbak, Mbak Tera butuh bantuan saya?"

"Enggak, cuman pengen ditemenin aja di sini. Bisa, kan?"

Mbak Arie mengangguk tanpa mengerti apa yang sedang terjadi. Dia melihat Lentera beberapa kali mengambil napas panjang kemudian membuangnya. Namun, sama sekali tak mengatakan sepatah kata pun.

"Mbak Tera lagi ada masalah, ya?" tanya Mbak Arie pada akhirnya.

"Hmm. Aku gak tahu sih, Mbak ini disebut masalah apa engga."

"Mbak T
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status