Share

Suami yang Kukira Miskin Ternyata Pewaris Rahasia
Suami yang Kukira Miskin Ternyata Pewaris Rahasia
Author: Els Arrow

Bab 1. Firasat Buruk

Author: Els Arrow
last update Last Updated: 2025-04-19 14:16:36

Seorang wanita cantik dalam balutan dress bunga-bunga selutut, kulitnya putih bersih dan rambut legamnya menjuntai panjang menyentuh pinggang, duduk di ruang tamu, sambil memandang selembar uang lima puluh ribu yang baru saja diberikan Dion, suaminya, sebelum ia berangkat kerja.

Wajahnya tampak kesal, bibirnya mengerucut.

"Mas, setiap hari cuma ngasih segini. Cuma cukup buat makan doang. Gimana aku mau arisan kayak ibu-ibu yang lain? Mereka bisa beli tas baru, bedak mahal, sedangkan aku? Lihat, tuh, di kamar! Bedakku aja udah hampir habis!" keluhnya dengan nada yang meninggi.

Dion yang sedang mengikat tali sepatu, hanya tersenyum kecil, lalu bangkit berdiri. "Ran, kita, kan udah janji dari awal, aku cuma bisa kasih segitu setiap hari. Yang penting kebutuhan kita terpenuhi, kan?"

Pria berkulit sawo matang itu mengulas senyum hangat, berharap istrinya bisa paham. Ekonomi sedang sulit, mencari pekerjaan susah, sementara harga kebutuhan semakin melambung.

Dion tahu itu, ia berharap wanita yang sudah dinikahinya selama dua tahun itu bisa lebih bersabar lagi.

Rania memutar bola matanya, seakan tak percaya dengan jawaban suaminya. "Kebutuhan dapur itu beda lagi, Mas! Aku juga butuh tampil cantik. Aku juga pengen barang bagus, kayak ibu-ibu yang lain. Gimana caranya kalau uangnya cuma segini terus? Cari kerjaan lain, dong, kayak suami orang-orang gitu. Nggak tanggung jawab banget kamu jadi suami!"

Dion menghela napas panjang, lalu menghampiri istrinya. "Aku ngerti, Ran. Tapi, sementara ini, yang penting kita bisa makan dulu. Nanti kalau ada rejeki lebih, aku pasti usahain buat kamu."

Rania mendengus. "Selalu aja begitu jawabannya, nanti ... nanti ... tapi kapan?! Aku capek miskin terus, Mas. Aku juga pengen hidup enak."

Dion menatap Rania, ada rasa bersalah yang tertahan menyadari belum bisa memberikan kehidupan yang layak.

"Aku akan berusaha lebih keras, Ran. Tapi sabar dulu, ya? Aku juga nggak mau kita kekurangan, tapi untuk sekarang ... ini yang bisa aku lakuin."

Rania tak menjawab. Hanya diam, tangannya memainkan selembar uang itu, sementara pikirannya melayang, membayangkan kehidupan yang lebih mewah seperti yang selalu ia impikan.

Dion menunduk, dia sangat ingin memberikan lebih. Namun, sebagai ojek online, penghasilannya hanya cukup untuk kebutuhan dasar. Tanpa banyak kata, Dion bangkit dari kursi dan melangkah ke dapur.

Dia meraih botol air kosong dari rak, mengisinya dengan air keran. "Setidaknya, hemat satu pengeluaran lagi hari ini," pikirnya sambil menatap botol tersebut.

Lantas mengambil nasi yang tersisa di panci, menjejalkannya ke dalam kotak bekal kecil. Tak ada lauk. Hanya sedikit garam yang dia taburkan di atas nasi putih itu.

Sambil menghela napas panjang, Dion menutup kotak bekal dan bersiap pamitan dengan Rania. Namun, saat dia kembali ke ruang tamu, Rania hanya duduk di sofa dengan wajah yang tertekuk, memalingkan muka seolah enggan melihatnya.

“Ran, aku berangkat dulu, ya,” kata Dion pelan, berharap setidaknya mendapatkan senyum sebagai penyemangat.

Namun, Rania tetap diam, pandangannya tetap teralih ke arah lain. Dion menunggu beberapa detik, berharap Rania akan berubah pikiran dan menoleh. Namun, Rania tak bergeming.

Dengan hati yang sedikit berat, Dion melangkah keluar rumah, menutup pintu dengan pelan. Meninggalkan Rania yang masih diselimuti kekecewaan atas nafkah yang dinilai tak seberapa itu.

Dion menyalakan motor tuanya dan melaju di bawah panas terik matahari. Keringat mulai membasahi punggungnya, tapi itu tak menghalangi semangatnya untuk bekerja.

"Hari ini harus lebih baik, kasihan istriku," batinnya, mencoba menguatkan hati meski tak ada jaminan.

Sepanjang hari, ia mengitari jalanan, menunggu orderan masuk. Sesekali ponselnya berbunyi, tapi bukan notifikasi yang diharapkan, melainkan pesan promosi atau pemberitahuan aplikasi. Dion menghela napas panjang, tapi dia tetap optimis.

Saat jam makan siang tiba, Dion memarkir motornya di bawah pohon rindang, sedikit menjauh dari teman-teman sesama ojek yang sedang bercanda di warung pinggir jalan.

Ia menatap kotak bekalnya, lalu membukanya perlahan. Nasi putih dengan garam. Tidak ada yang istimewa, hanya sekadar mengganjal perut.

Namun, rasa malu menghantuinya. Ia memilih duduk sendiri, tak ingin teman-temannya tahu apa yang dia bawa.

"Biar bagaimanapun, aku nggak mau dikasihani. Teman-teman pasti iba, aku nggak mau sampai menyusahkan mereka," batinnya.

Sambil menyuapkan nasi ke mulut, matanya terus melirik ponsel yang tergeletak di sampingnya.

“Ayo, dong, ada orderan,” gumamnya dengan harap-harap cemas.

Namun, layar ponselnya tetap sunyi. Tidak ada suara notifikasi. Sejak pagi, aplikasi ojek online itu belum juga memberikan satu pun panggilan.

Dion menatap kotak bekalnya dengan senyum lelah. "Jangan sampai sepi, Ya Allah ... aku hanya ingin membahagiakan istriku. Setidaknya, dua atau tiga pelanggan agar aku punya uang untuk dibawa pulang."

Setelah beberapa jam menunggu, akhirnya ponsel Dion bergetar, kali ini menandakan satu hal yang ia tunggu-tunggu, yaitu sebuah orderan masuk.

"Alhamdulillah," ucapnya dalam hati, penuh syukur.

Tanpa pikir panjang, ia segera menerima pesanan makanan itu, meski tahu jaraknya cukup jauh dan cuaca makin panas.

Dion melaju menuju restoran yang tertera di aplikasi. Saat tiba di depan restoran yang cukup mewah itu, ia merasa sedikit canggung.

Restoran itu biasanya jadi tempat makan kalangan menengah ke atas, bukan tempat yang sering ia kunjungi, apalagi dengan keadaannya sekarang.

"Kok nggak ada ojol lain, ya? Biasanya banyak barengan ojol, ini nggak ada. Duh ... mana baru pertama kali dapet restoran mewah kayak gini. Bismillah saja, lah," gumamnya, menguatkan diri.

Dion masuk ke dalam, menuju kasir dan menjelaskan orderannya. Lantas, membawa langkah menuju kursi tunggu, menunggu pesanan makanan disiapkan.

Saat itulah, di sudut ruangan, matanya tak sengaja menangkap sosok yang sangat familiar. Matanya memicing, memperhatikan sosok wanita yang tak asing di matanya.

"Itu bukannya Rania?"

Wanita itu duduk di sebuah meja, tersenyum, tampak bahagia, tetapi bukan itu yang membuat Dion terkejut. Di depannya, duduk seorang pria berpakaian rapi, dengan setelan jas formal. Pria itu tampak berbicara sambil tertawa ringan, kemudian, tanpa ragu, pria itu memegang tangan Rania.

Dion tersentak. Pandangannya terpaku pada pemandangan itu, hatinya berdegup kencang.

“Siapa pria itu?” batinnya.

Napasnya tiba-tiba terasa sesak, dan berbagai pikiran buruk mulai muncul di benaknya.

Rania terlihat berbeda. Senyumnya lebih cerah, jauh dari wajah masam yang biasa ia tunjukkan di rumah.

Dion masih terpaku, tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Pria itu jelas bukan kerabat atau teman lama yang ia kenal. Namun, kenapa pria itu memegang tangan istrinya dengan begitu akrab?

Dion mencoba menenangkan diri, meski sulit. Dia tidak bisa mendekat atau membuat keributan di sini, mengingat ada orderan pelanggan yang harus ia prioritaskan.

Tangannya meraih ponsel dan membuka aplikasi kamera, dengan cepat mengambil potret istrinya dengan seorang pria misterius tersebut.

"Rasanya ... tidak mungkin kalau Rania mengkhianatiku," batinnya, ragu.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
YOSSYTA S
wadduhh kok tega sih Rania...
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Suami yang Kukira Miskin Ternyata Pewaris Rahasia   Bab 59

    Beberapa hari berlalu, matahari sudah tinggi ketika Dion memutuskan untuk menyembunyikan semua pembaruan dari Adrian pagi ini. File bernama Final Weapon itu belum dirilis sepenuhnya, hanya bocoran kecil yang langsung diturunkan lewat jalur hukum. Tapi satu hal yang membuat Dion resah adalah, folder tambahan yang ditemukan Adrian, bertuliskan 'LYRAxJEREMY_SECRET.'“Jangan kasih tahu Clara dulu,” ujar Dion kepada Adrian lewat sambungan terenkripsi. “Aku harus pastikan isinya valid.”Namun takdir tak pernah mau diajak kompromi. Hari itu, Clara diam-diam membuka laptop Dion yang tertinggal di meja kerja. Rasa gelisah tak membiarkannya tinggal diam. Dan begitu ia melihat folder yang sama, jantungnya langsung mencelos."Skandal Lyra dan Lucas – Eksklusif dari Rania X? File apa ini judulnya kayak gini?!" gumamnya.Dengan tangan gemetar, Clara mengklik file itu. Video muncul, editan kasar, dengan rekaman lama yang dimanipulasi sedemikian rupa. Terlihat sosok perempuan mirip Lyra, sang Mama

  • Suami yang Kukira Miskin Ternyata Pewaris Rahasia   Bab 58

    Beberapa Jam Setelahnya | Markas Cyber AdrianLayar-layar berkedip. Satu notifikasi darurat muncul di server utama Adrian.[ALERT: NEW MASSIVE UPLOAD DETECTED - FROM UNREGISTERED SOURCE]Adrian mengetik cepat, matanya membelalak. "Shit. Dia udah nyebarin. Final Weapon udah rilis!"Dion yang baru saja sampai lagi di ruangan itu langsung menoleh. “Apaan maksudnya?”Adrian menampilkan tampilan layar“Gila. Ini ... deepfake. Tapi bukan cuma itu. Mereka gabungin footage lama Clara, yang dulu pernah curhat via Zoom ke sahabatnya waktu dia ditinggal pacar pertamanya terus diganti background, ganti angle, ganti lighting. Dibik

  • Suami yang Kukira Miskin Ternyata Pewaris Rahasia   Bab 57

    Malam Harinya | Markas Tim Cyber AdrianGedung itu tampak seperti kantor pengacakan data biasa dari luar. Tidak ada plang nama. Tidak ada papan perusahaan. Hanya sebuah gedung berlantai tiga dengan warna abu-abu pudar di pinggiran kota. Tapi di dalamnya, layar-layar monitor menyala terang dengan tampilan kode, grafik jaringan, dan puluhan jendela sistem.Pria berkacamata, rambut cepak acak-acakan, dan hoodie hitam itu menyambut Dion dengan cepat.“Kamu telat tiga puluh dua menit. Udah aku dekripsi setengah. Tapi ini ... gila, sih, Bro.”Dion duduk di kursi putar dengan cemas. “Langsung aja, jangan bertele-tele. Tunjukin!”Adrian membuka folder khusus, dan menekan enter. Sebuah jendela video muncul. Gambar pertama menampilkan Clara sedang bicara dengan seorang pria di restoran, mengenakan blouse biru laut dan riasan tipis.Dion langsung mengerutkan dahi. “Itu ... bulan lalu kayaknya. Dia ketemu klien.”“Lihat ini,” kata Adrian, lalu maju timeline-nya.Tiba-tiba audio dipotong dan dig

  • Suami yang Kukira Miskin Ternyata Pewaris Rahasia   Bab 56

    KEESOKAN PAGINYA.Masih dengan wajah penuh kemarahan, Dion mengacak rambutnya sekali lagi. Ia meneguk air putih dari botol yang ada di meja, mencoba menenangkan diri meski dadanya terus naik turun. Sekuat tenaga ia menahan untuk tidak membanting sesuatu lagi.Ponselnya kembali bergetar. Kali ini dari Clara."Cla—""Aku udah tenang," sahut cepat Clara, suaranya masih terdengar dingin. "Dan aku nggak sebodoh netizen yang langsung percaya video tiga menit dan siluet buram. Tapi Mas Dion, ini udah kelewatan. Gimana bisa kamu nggak sadar dia nyiapin semua ini?""Dia licik, Cla. Aku pun baru tahu. Aku bahkan nggak ingat ada momen itu difilmkan. Waktu itu ... aku benar-benar buta, aku percaya sama dia sepenuhnya. Sekarang aku ngerti, ternyata dari awal dia pelan-pelan nyusun bom waktu buat ngancurin semuanya."Clara menghela napas panjang. “Mas, aku tahu kamu dulu punya masa lalu, dan aku juga tahu kamu pernah sangat mencintai dia. Tapi sekarang? Dia udah mainin nama aku, harga diri aku, bah

  • Suami yang Kukira Miskin Ternyata Pewaris Rahasia   Bab 55

    KEESOKAN HARINYA Dikediamannya, Rania menyeduh kopi sambil mengaktifkan notifikasi akun Instagram HotFeed.ID. Begitu layar menyala, senyumnya langsung melebar. Video dan artikel yang ia rekam bersama Lisa sudah naik sejak pukul enam pagi tadi. Dalam waktu kurang dari dua jam, unggahan itu sudah disukai lebih dari 240 ribu orang dan komentar membanjiri kolom postingan."Aku nggak nyangka secepat ini viralnya," gumamnya sambil meneguk kopi.Ia menggulir layar, menikmati tiap komentar seolah sedang menyaksikan pentas drama yang ia ciptakan sendiri.[@HotFeed.ID"AKU MASIH DICINTAI, TAPI DIBOHONGI"Eksklusif: Istri Pertama CEO Inisial D.E, Buka Suara, Menangis Ceritakan Kisah Cinta Rahasia di Balik Layar.Dalam video berdurasi 3 menit ini, R*, mantan istri sah dari D.E, menangis sambil menceritakan bahwa pria yang kini tengah dekat dengan pewaris brand fashion ternama, C.J., masih kerap datang ke rumahnya, tidur bersama, bahkan menjanjikan akan memperbaiki hubungan.“Aku pikir kami akan

  • Suami yang Kukira Miskin Ternyata Pewaris Rahasia   Bab 54

    [Mas Dion, aku jatuh di kamar mandi. Kepalaku kebentur. Aku sendiri di rumah. Tolong datang ke sini, Mas, aku nggak kuat berdiri.]Dion mengerjap. Pesan itu terpampang jelas. Tangannya sempat ingin membalas, tapi ia urung. Dahi Dion berkerut menahan kesalDion menurunkan ponselnya perlahan, tetapi panggilan dari Rania menyala terang di layar.Rania – Calling…Ia mendesah pelan, mencoba mengabaikan. Suara dari podium masih ramai. Pak Togar tengah menjelaskan strategi ekspansi digital di kawasan perumahan baru yang dirancang terintegrasi dengan konsep smart city."Drama apalagi ini?" batinnya. Mata Dion kembali memandangi ruangan rapat yang tengah serius mendengarkan presentasi keuangan.Ia menaruh ponsel di atas meja. Namun belum lima menit, ponsel itu kembali bergetar.Rania – Calling…Dion menekan tombol Reject.Lima menit kemudian, ponselnya kembali bergetar. Matanya melirik sekilas, lantas membuang pandangan saat nama mantan istrinya lagi yang muncul di layar.Rania – Calling…Ia

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status