Share

Bab 7

Author: Els Arrow
last update Last Updated: 2025-05-01 11:01:15

Pagi ini, Dion mengenakan setelan jas mewah yang dipadukan dengan sepatu kulit mengkilap dan jam tangan mahal yang terlihat menawan.

Ia duduk di belakang kemudi mobil dengan penuh percaya diri, sambil meminta sopirnya untuk melajukan mobil menuju kantor cabang perusahaan tempat Yoga menjabat sebagai manajer.

Kedatangannya kemarin gagal karena papanya meminta untuk pulang cepat, investor dari luar negeri datang ke mansion dan kehadiran Dion diperlukan detik itu juga.

"Ke kantor cabang, Pak," ucap Dion dengan nada tegas.

Sopir mengangguk dan melajukan mobil dengan kecepatan sedang, sementara Dion memeriksa tampilan dirinya di layar ponsel, merasa puas dengan penampilannya.

Sesampainya di kantor cabang, beberapa staf yang berada di depan kantor terkejut melihat sosok Dion yang tampak begitu berbeda.

"Pak Dion? Itu dia, kan?" bisik salah satu staf sambil menunjuk ke arah Dion.

Dion melangkah keluar dari mobil, mengatur jasnya dengan percaya diri dan melangkah memasuki lobi. Senyumnya yang ramah membuat beberapa staf merasa lebih tenang.

"Selamat pagi, semuanya!" sapa Dion dengan ceria, meski beberapa staf masih tertegun melihat penampilannya yang baru.

"Selamat pagi, Pak Dion!" balas seorang staf perempuan dengan sedikit kikuk. "Kami tidak menyangka Anda akan datang pagi ini."

Dion mengangguk. "Saya baru kembali dan ingin melakukan beberapa evaluasi. Semoga kalian semua siap, ya?"

Kegugupan di antara staf mulai menghilang, dan mereka kembali ke rutinitasnya. Dion melanjutkan langkahnya menuju ruang manajer, tetapi saat tiba, dia mendapati ruangan itu masih kosong.

"Sepertinya Yoga belum tiba," gumamnya pelan sambil melihat jam di tangannya.

Dia memutuskan untuk menunggu, mengamati sekeliling ruangan yang teratur dan bersih. Meskipun tidak ada orang lain di ruangan, Dion merasa semangatnya membara.

Dia tahu bahwa hari ini adalah langkah pertama untuk mengambil kembali kendali atas hidupnya.

Tak lama setelah itu, pintu ruangan terbuka, dan seorang staf muda masuk. "Selamat pagi, Pak Dion. Apakah Anda menunggu Pak Yoga?" tanya staf tersebut, ragu-ragu.

Dion mengangguk. "Iya, saya ingin berbicara dengan dia mengenai beberapa hal."

"Pak Yoga biasanya datang sekitar jam delapan," jawab staf itu, lalu melihat ragu. "Tapi saya yakin dia akan senang melihat Anda di sini."

"Terima kasih. Saya ingin memastikan semua berjalan dengan baik di sini," balas Dion dengan senyuman, merasa semakin percaya diri.

Dion kembali duduk di kursi tunggu yang ada di depan ruang manajer, menikmati momen ini.

"Hari ini, aku akan menunjukkan siapa sebenarnya diriku," batinnya.

Dia menunggu kedatangan Yoga dengan penuh harap. Setelah menunggu selama dua puluh menit, akhirnya lift terbuka, dan Yoga melangkah keluar.

Dia tampak segar dalam setelan formalnya, tetapi ketika matanya menangkap sosok Dion di dalam ruangan, langkah kakinya terhenti sejenak, wajahnya berubah menjadi kaget.

"Dion?" tanya Yoga, suaranya terdengar ragu. "Apa yang kamu lakukan di sini?"

Dion menatapnya dengan senyuman yang tenang, meski di dalam hatinya, dia merasakan gemuruh emosi.

"Aku hanya ingin bertemu dengan kamu," jawab Dion, berusaha menjaga nada suaranya tetap santai.

Yoga menelan ludah, wajahnya tampak cemas.

"Jadi, kamu datang ke sini untuk mencari masalah lagi?!"

Yoga menatap Dion dari atas hingga mewah, memperhatikan penampilan mantan suami selingkuhannya yang tampak berbeda.

"Kau mah bicara tentang apa? Apa kamu ingin membahas soal kemarin?" tanya Yoga, nada suaranya mulai terdengar mengintimidasi.

Dion menarik napas panjang. "Tentang hubunganmu dengan Rania," jawabnya tegas, memastikan bahwa dia mengarahkan pembicaraan ke inti masalah.

Yoga terkejut, wajahnya seolah berubah menjadi tegang.

"Apa maksudmu? Kamu tidak tahu apa yang terjadi di antara kami," katanya, berusaha terdengar tidak peduli, tetapi Dion bisa merasakan ketegangan yang ada di dalam suara Yoga.

"Oh, aku tahu lebih dari yang kamu kira," jawab Dion dengan nada tenang. "Dan aku tidak akan membiarkan kamu merusak hidupku lebih jauh. Kau rebut Rania, maka aku pastikan posisimu sebagai manajer akan direbut orang lain!"

Yoga berusaha untuk tetap tenang, tetapi rasa gugupnya mulai terlihat. "Dion, kita semua tahu bahwa hubunganmu dengan Rania sudah tidak baik. Dia berhak untuk bahagia, dan mungkin kamu harus menerima kenyataan itu. Lagian ... ngapain bawa-bawa posisiku di kantor ini? Memangnya kamu siapa? Kamu kira, kamu yang punya kantor sehingga berhak mengatakan itu?!"

Dion menggelengkan kepala. "Kebahagiaan yang kamu tawarkan bukanlah yang Rania butuhkan. Aku di sini bukan untuk mendengarkan alasanmu. Aku ingin memastikan bahwa kamu tahu bahwa aku kembali dan tidak akan membiarkan kamu melangkahi batas lagi. Jangan tanya siapa aku, lebih baik berhati-hatilah!"

Yoga merasa terpojok, tetapi berusaha mengambil sikap.

"Jadi, apa rencanamu? Mengancamku? Ini bukan cara yang baik untuk menyelesaikan masalah, Dion."

Yoga menyeringai, berusaha mempertahankan dominasinya dalam percakapan itu.

"Lihat kamu, Dion. Jas mahal, jam tangan berkilau, tetapi apa gunanya semua itu? Kamu tetaplah orang yang tidak berarti di sini. Pakaian itu pasti hasil menyewa, kan?" ejeknya, nada suaranya penuh sinis. "Kau tidak akan pernah bisa menyaingiku, apapun yang kau pakai."

Dion hanya menyeringai tipis, berusaha menahan diri dari kemarahan yang membara di dalam hatinya. Dia mengamati Yoga dengan tenang, tidak terbawa oleh provokasi.

"Kamu tahu, Yoga, kadang-kadang yang terlihat bukanlah segalanya," jawabnya, suaranya tenang meski hatinya penuh badai. "Jangan banyak bicara kalau otakmu kosong!"

Yoga mengangkat alisnya, tampak semakin meremehkan. "Semua orang tahu siapa yang sebenarnya berkuasa di sini. Di balik semua pakaian ini, kau tetap Dion yang dulu, ojek online yang tidak ada apa-apanya!"

Dion mengamati Yoga, merasa kesal dengan sikapnya yang sombong. "Kita lihat saja nanti, Yoga. Penampilan tidak selalu mencerminkan siapa kita sebenarnya," ujarnya, berusaha tetap sabar.

Dia masih belum ingin membongkar posisinya yang sebenarnya.

"Ya, kita lihat saja. Pakaian itu tidak akan mengubah kenyataan bahwa kamu bukan siapa-siapa di sini. Aku sudah membuktikannya," balas Yoga dengan angkuh, merasa di atas angin.

Namun, Dion hanya tersenyum. Dalam hatinya, dia tahu bahwa permainan ini belum berakhir. Dia mengabaikan semua hinaan Yoga, karena dia punya rencana yang lebih besar di depannya.

"Aku mungkin tidak tampak seperti CEO sekarang, tetapi semua orang akan tahu siapa aku sebenarnya," batin Dion.

Dengan ketenangan yang luar biasa, dia berkata, "Kamu benar, penampilan tidak selalu mencerminkan siapa kita. Tapi ingat, kekuatan sejati datang dari dalam."

Yoga hanya tertawa, meremehkan kalimat itu. "Ngomong-ngomong, berapa lama kamu bisa bertahan dengan omong kosong ini? Kamu tidak akan pernah bisa menyaingiku."

Dion menggelengkan kepala, merasa bahwa ini hanyalah awal dari semuanya. "Kita lihat saja siapa yang akan bertahan lebih lama. Dan ingat, tidak ada yang bisa menghentikan seseorang yang sudah kembali bangkit."

Pintu lift terbuka, menghentikan Yoga yang hendak menyahut ucapan Dion. Pak Juan, direktur utama cabang perusahaan itu datang dan berlari tergopoh-gopoh mendekati Dion.

Sampai di hadapan Dion, ia langsung membungkukkan badan dan berkata, "maaf, Pak CEO. Kami sudah membuat Anda menunggu. Mari, saya antar ke ruang meeting."

Mendengar ucapan direktur membuat Yoga melongo sekaligus kaget. "A-apa ini?! CEO?"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Suami yang Kukira Miskin Ternyata Pewaris Rahasia   Bab 59

    Beberapa hari berlalu, matahari sudah tinggi ketika Dion memutuskan untuk menyembunyikan semua pembaruan dari Adrian pagi ini. File bernama Final Weapon itu belum dirilis sepenuhnya, hanya bocoran kecil yang langsung diturunkan lewat jalur hukum. Tapi satu hal yang membuat Dion resah adalah, folder tambahan yang ditemukan Adrian, bertuliskan 'LYRAxJEREMY_SECRET.'“Jangan kasih tahu Clara dulu,” ujar Dion kepada Adrian lewat sambungan terenkripsi. “Aku harus pastikan isinya valid.”Namun takdir tak pernah mau diajak kompromi. Hari itu, Clara diam-diam membuka laptop Dion yang tertinggal di meja kerja. Rasa gelisah tak membiarkannya tinggal diam. Dan begitu ia melihat folder yang sama, jantungnya langsung mencelos."Skandal Lyra dan Lucas – Eksklusif dari Rania X? File apa ini judulnya kayak gini?!" gumamnya.Dengan tangan gemetar, Clara mengklik file itu. Video muncul, editan kasar, dengan rekaman lama yang dimanipulasi sedemikian rupa. Terlihat sosok perempuan mirip Lyra, sang Mama

  • Suami yang Kukira Miskin Ternyata Pewaris Rahasia   Bab 58

    Beberapa Jam Setelahnya | Markas Cyber AdrianLayar-layar berkedip. Satu notifikasi darurat muncul di server utama Adrian.[ALERT: NEW MASSIVE UPLOAD DETECTED - FROM UNREGISTERED SOURCE]Adrian mengetik cepat, matanya membelalak. "Shit. Dia udah nyebarin. Final Weapon udah rilis!"Dion yang baru saja sampai lagi di ruangan itu langsung menoleh. “Apaan maksudnya?”Adrian menampilkan tampilan layar“Gila. Ini ... deepfake. Tapi bukan cuma itu. Mereka gabungin footage lama Clara, yang dulu pernah curhat via Zoom ke sahabatnya waktu dia ditinggal pacar pertamanya terus diganti background, ganti angle, ganti lighting. Dibik

  • Suami yang Kukira Miskin Ternyata Pewaris Rahasia   Bab 57

    Malam Harinya | Markas Tim Cyber AdrianGedung itu tampak seperti kantor pengacakan data biasa dari luar. Tidak ada plang nama. Tidak ada papan perusahaan. Hanya sebuah gedung berlantai tiga dengan warna abu-abu pudar di pinggiran kota. Tapi di dalamnya, layar-layar monitor menyala terang dengan tampilan kode, grafik jaringan, dan puluhan jendela sistem.Pria berkacamata, rambut cepak acak-acakan, dan hoodie hitam itu menyambut Dion dengan cepat.“Kamu telat tiga puluh dua menit. Udah aku dekripsi setengah. Tapi ini ... gila, sih, Bro.”Dion duduk di kursi putar dengan cemas. “Langsung aja, jangan bertele-tele. Tunjukin!”Adrian membuka folder khusus, dan menekan enter. Sebuah jendela video muncul. Gambar pertama menampilkan Clara sedang bicara dengan seorang pria di restoran, mengenakan blouse biru laut dan riasan tipis.Dion langsung mengerutkan dahi. “Itu ... bulan lalu kayaknya. Dia ketemu klien.”“Lihat ini,” kata Adrian, lalu maju timeline-nya.Tiba-tiba audio dipotong dan dig

  • Suami yang Kukira Miskin Ternyata Pewaris Rahasia   Bab 56

    KEESOKAN PAGINYA.Masih dengan wajah penuh kemarahan, Dion mengacak rambutnya sekali lagi. Ia meneguk air putih dari botol yang ada di meja, mencoba menenangkan diri meski dadanya terus naik turun. Sekuat tenaga ia menahan untuk tidak membanting sesuatu lagi.Ponselnya kembali bergetar. Kali ini dari Clara."Cla—""Aku udah tenang," sahut cepat Clara, suaranya masih terdengar dingin. "Dan aku nggak sebodoh netizen yang langsung percaya video tiga menit dan siluet buram. Tapi Mas Dion, ini udah kelewatan. Gimana bisa kamu nggak sadar dia nyiapin semua ini?""Dia licik, Cla. Aku pun baru tahu. Aku bahkan nggak ingat ada momen itu difilmkan. Waktu itu ... aku benar-benar buta, aku percaya sama dia sepenuhnya. Sekarang aku ngerti, ternyata dari awal dia pelan-pelan nyusun bom waktu buat ngancurin semuanya."Clara menghela napas panjang. “Mas, aku tahu kamu dulu punya masa lalu, dan aku juga tahu kamu pernah sangat mencintai dia. Tapi sekarang? Dia udah mainin nama aku, harga diri aku, bah

  • Suami yang Kukira Miskin Ternyata Pewaris Rahasia   Bab 55

    KEESOKAN HARINYA Dikediamannya, Rania menyeduh kopi sambil mengaktifkan notifikasi akun Instagram HotFeed.ID. Begitu layar menyala, senyumnya langsung melebar. Video dan artikel yang ia rekam bersama Lisa sudah naik sejak pukul enam pagi tadi. Dalam waktu kurang dari dua jam, unggahan itu sudah disukai lebih dari 240 ribu orang dan komentar membanjiri kolom postingan."Aku nggak nyangka secepat ini viralnya," gumamnya sambil meneguk kopi.Ia menggulir layar, menikmati tiap komentar seolah sedang menyaksikan pentas drama yang ia ciptakan sendiri.[@HotFeed.ID"AKU MASIH DICINTAI, TAPI DIBOHONGI"Eksklusif: Istri Pertama CEO Inisial D.E, Buka Suara, Menangis Ceritakan Kisah Cinta Rahasia di Balik Layar.Dalam video berdurasi 3 menit ini, R*, mantan istri sah dari D.E, menangis sambil menceritakan bahwa pria yang kini tengah dekat dengan pewaris brand fashion ternama, C.J., masih kerap datang ke rumahnya, tidur bersama, bahkan menjanjikan akan memperbaiki hubungan.“Aku pikir kami akan

  • Suami yang Kukira Miskin Ternyata Pewaris Rahasia   Bab 54

    [Mas Dion, aku jatuh di kamar mandi. Kepalaku kebentur. Aku sendiri di rumah. Tolong datang ke sini, Mas, aku nggak kuat berdiri.]Dion mengerjap. Pesan itu terpampang jelas. Tangannya sempat ingin membalas, tapi ia urung. Dahi Dion berkerut menahan kesalDion menurunkan ponselnya perlahan, tetapi panggilan dari Rania menyala terang di layar.Rania – Calling…Ia mendesah pelan, mencoba mengabaikan. Suara dari podium masih ramai. Pak Togar tengah menjelaskan strategi ekspansi digital di kawasan perumahan baru yang dirancang terintegrasi dengan konsep smart city."Drama apalagi ini?" batinnya. Mata Dion kembali memandangi ruangan rapat yang tengah serius mendengarkan presentasi keuangan.Ia menaruh ponsel di atas meja. Namun belum lima menit, ponsel itu kembali bergetar.Rania – Calling…Dion menekan tombol Reject.Lima menit kemudian, ponselnya kembali bergetar. Matanya melirik sekilas, lantas membuang pandangan saat nama mantan istrinya lagi yang muncul di layar.Rania – Calling…Ia

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status