Share

Bab 142 Lebih baik jika taka ada teman

"Kok bayi si, Mbak Sari hamil lagi?" tanyaku tak percaya.

"Iya Nis aku lagi hamil," jawab mbak Sari dengan tersenyum.

"Kalau dia gak sedang hamil mana mungkin dia bertahan dengan kakamu yang kurang ajar itu," ucap mbak Niar emosi.

"Jaga omonganmu Mbak, bagaimanapun mas Bagas itu suamiku, aku tetap gak terima kamu ngatain dia begitu," ucap mbak Sari terlihat emosi.

"Iya Sar, maaf maaf, suasananya benar-benar membuatku gak bisa nahan emosi nih," jawab mbak Niar seraya cengengesan.

"Alesan aja kamu Mbak, pokonya aku gak mau ya, denger kamu ngatain mas Bagas lagi," ucap mbak Sari tegas.

"Iya Sari aku janji," jawab mbak Niar seraya nyengir.

"Apakah Mbak Sari juga berniat untuk cerai sama mas Bagas?" tanyaku memastikan.

"Ya waktu itu memang sempat terfikir untuk cerai, wanita mana yang tahan dimadu Nis," jawab mbak Sari dengan tertunduk.

"Tapi aku kan gak boleh egois, aku juga harus memikirkan bayiku ini, jadi aku coba berdamai dengan keadaan aku akan coba menerima takdir ini," ucap
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status